Upacara adat tradisional Becekan disebut juga Dandan Kali atau Memetri Kali,
yang berarti memelihara atau memperbaiki lingkungan sungai, berupa upacara meminta
hujan pada musim kemarau yang berlangsung di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman.
Air sungai sangat penting bagi penduduk setempat untuk keperluan pertanian. Konon
sesudah diadakan upacara biasanya segera turun hujan sehingga tanah menjadi becek maka lalu disebut becekan. Becek diartikan juga sebagai sesaji berujud daging
kambing yang dimasak gulai. Dusun yang melaksanakan upacara ini antara lain: Dusun
Pagerjurang, Dusun Kepuh dan Dusun Manggong.
Penyelenggaraannya dibagi menjadi beberapa tahap: Pertama, memetri sumur di Dusun
Kepuh (di kawasan itu hanya dusun ini yang memiliki sumur); Kedua, upacara Becekan
dilakukan di tengah-tengah Sungai Gendol; Ketiga upacara khusus di masing-masing
dusun.
Upacara ini dimaksudkan untuk berdoa memohon hujan kepada Sang Maujud Agung agar
tanah menjadi subur, sehingga warga menjadi sehat, aman, selamat dan sejahtera.
Waktu penyelenggaraan, menggunakan pranotomongso yaitu pada mongso kapat dan harinya Jumat Kliwon, jika pada mongso kapat tidak terdapat Jumat Kliwon diundur pada mongso kalimo, sebab hari itu dianggap keramat.
Upacara ini dipimpin oleh seorang modin dan diikuti oleh warga ketiga dusun. Perlu diketahui bahwa seluruh rangkaian
acara ini harus dilakukan/diikuti oleh kaum laki-laki dan sesaji sama sekali tidak
boleh disentuh oleh wanita serta kambing untuk sesaji harus kambing jantan.
Adapun tujuan dari penyelenggaraan berbagai prosesi selamatan tersebut konon
adalah untuk berdoa memohon keselamatan dan kelimpahan rejeki kepada Sang Maujud
Agung serta memberi sedekah kepada makhluk halus penghuni Merapi agar tidak mengganggu
penduduk, damai dan terbebas dari marabahaya, sehingga tercipta satu harmoni antara
manusia dan lingkungan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar