Jogjanews.com - Upacara Adat Saparan Bekakak kembali
akan digelar Jumat (2/12) pukul 14.00 WIB di Desa Ambarketawang
Gamping Sleman. Pelaksanaan upacara adat Saparan Bekakak kali ini
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya dimeriahkan dengan pasukan
“Ogoh-Ogoh”, “Gendruwo” dan “Wewe Gombel”.
Ketua panitia, Frans Haryono, Selasa (25/12) menjelaskan Upacara Adat Saparan Bekakak akan dimulai dengan pembuatan bekakak di Dukuh Gamping Kidul pada Kamis (27/12) mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Dilanjutkan kenduri oleh warga masyarakat ditempat penyembelihan bekakak di Gamping Kidul RT 02/ RW 16. Malam harinya dilakukan pengambilan Tirto Dono Jati dari Umbul Tlogosari Gunung Gamping dipimpin Lurah Magersari diikuti Santri Kanigoro, Kelompok Slawatan Watulangklah, prajurit bregada pembawa Tirto Dono Jati dari Mejing Kidul serta prajurit putri.
Air tirto Dono Jati dibawa dalam bentuk kirab budaya menuju Kademangan Ambarketawang bersama dengan Bekakak, “Ogoh-Ogoh”, “Gendruwo” dan “Wewe Gombel” dengan dikawal oleh prajurit Wirosuto dari Gamping Tengah dengan penerangan “oncor’.
Selanjutnya dilakukan upacara midodareni dan kenduri di Balai Desa Ambarketawang dilanjutkan pada pukul 22.00 WIB dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Sutono Hadi Suyitno dengan lakon “Gatotkaca Mbangun Pringgodani”.
Jum’at (28/12) mulai pukul 10.00 – 11.30 WIB, pasangan bekakak dan berbagai gunungan dapat dilihat oleh masyarakat umum di Balai Desa Ambarketawang. Mulai pukul 13.00-14.00 WIB dilantunkan gending uyon-uyon atau karawitan.
Pada pukul 14.00 WIB Bekakak, Tirto Dono Jati diarak menuju lapangan Kademangan Ambarketawang untuk mengawali prosesi acara. Pukul 15.00 WIB upacara dimulai dengan laporan Wiromanggolo, Beksan Gambyong, pelepasan burung merpati putih dilanjutkan dengan prosesi kirab yang didukung oleh beberapa bregada utama.
Yaitu Bregada Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor, dan berbagai breagada dan peserta kirab budaya menuju petilasan di Gamping Kidul dan petilasan Gunung Gamping di Tlogo untuk dilakukan penyembelihan bekakak.
Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro Budiharjo mengatakan bahwa upacara adat Saparan Bekakak merupakan event besar yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun Propinsi DIY.
"Bahkan gaungnya sudah menasional, sehingga kehadirannya sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, bahkan oleh wisatawan luar daerah serta mancanegara yang sedang berada di Yogyakarta," kata Untoro Budiharjo.
Sehubungan dengan hal tersebut pihaknya mengharapkan para pengunjung dan wisatawan agar bisa tertib khususnya saat menyaksikan kirab berlangsung sehingga tidak menggangu pelaksanaan kirab tersebut. Mengingat pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum, yaitu sebagian ruas jalan Wates dan Ring Road Barat, maka sudah barang tentu pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna jalan.
Oleh karenanya, pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum khususnya para pengguna jalan di jalur yang terpaksa ditutup sementara untuk pelaksanaan kirab, termasuk sebagian ruas jalan ring-road (jalan lingkar) barat dan sebagian ruas jalan Wates yang digunakan sebagai jalur kirab.
Pengalihan arus dari arah barat di jalan Wates akan dilakukan di pertigaan Klangon ke arah utara menuju Gedongan dan Tempel, pertigaan Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di sebelah timur SPBU Ambarketawang ke arah utara. Sedangkan dari arah timur akan dilakukan pengalihan di perempatan ringroad Pelemgurih ke arah utara.-
Ketua panitia, Frans Haryono, Selasa (25/12) menjelaskan Upacara Adat Saparan Bekakak akan dimulai dengan pembuatan bekakak di Dukuh Gamping Kidul pada Kamis (27/12) mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Dilanjutkan kenduri oleh warga masyarakat ditempat penyembelihan bekakak di Gamping Kidul RT 02/ RW 16. Malam harinya dilakukan pengambilan Tirto Dono Jati dari Umbul Tlogosari Gunung Gamping dipimpin Lurah Magersari diikuti Santri Kanigoro, Kelompok Slawatan Watulangklah, prajurit bregada pembawa Tirto Dono Jati dari Mejing Kidul serta prajurit putri.
Air tirto Dono Jati dibawa dalam bentuk kirab budaya menuju Kademangan Ambarketawang bersama dengan Bekakak, “Ogoh-Ogoh”, “Gendruwo” dan “Wewe Gombel” dengan dikawal oleh prajurit Wirosuto dari Gamping Tengah dengan penerangan “oncor’.
Selanjutnya dilakukan upacara midodareni dan kenduri di Balai Desa Ambarketawang dilanjutkan pada pukul 22.00 WIB dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Sutono Hadi Suyitno dengan lakon “Gatotkaca Mbangun Pringgodani”.
Jum’at (28/12) mulai pukul 10.00 – 11.30 WIB, pasangan bekakak dan berbagai gunungan dapat dilihat oleh masyarakat umum di Balai Desa Ambarketawang. Mulai pukul 13.00-14.00 WIB dilantunkan gending uyon-uyon atau karawitan.
Pada pukul 14.00 WIB Bekakak, Tirto Dono Jati diarak menuju lapangan Kademangan Ambarketawang untuk mengawali prosesi acara. Pukul 15.00 WIB upacara dimulai dengan laporan Wiromanggolo, Beksan Gambyong, pelepasan burung merpati putih dilanjutkan dengan prosesi kirab yang didukung oleh beberapa bregada utama.
Yaitu Bregada Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor, dan berbagai breagada dan peserta kirab budaya menuju petilasan di Gamping Kidul dan petilasan Gunung Gamping di Tlogo untuk dilakukan penyembelihan bekakak.
Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro Budiharjo mengatakan bahwa upacara adat Saparan Bekakak merupakan event besar yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun Propinsi DIY.
"Bahkan gaungnya sudah menasional, sehingga kehadirannya sangat dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, bahkan oleh wisatawan luar daerah serta mancanegara yang sedang berada di Yogyakarta," kata Untoro Budiharjo.
Sehubungan dengan hal tersebut pihaknya mengharapkan para pengunjung dan wisatawan agar bisa tertib khususnya saat menyaksikan kirab berlangsung sehingga tidak menggangu pelaksanaan kirab tersebut. Mengingat pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum, yaitu sebagian ruas jalan Wates dan Ring Road Barat, maka sudah barang tentu pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna jalan.
Oleh karenanya, pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum khususnya para pengguna jalan di jalur yang terpaksa ditutup sementara untuk pelaksanaan kirab, termasuk sebagian ruas jalan ring-road (jalan lingkar) barat dan sebagian ruas jalan Wates yang digunakan sebagai jalur kirab.
Pengalihan arus dari arah barat di jalan Wates akan dilakukan di pertigaan Klangon ke arah utara menuju Gedongan dan Tempel, pertigaan Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di sebelah timur SPBU Ambarketawang ke arah utara. Sedangkan dari arah timur akan dilakukan pengalihan di perempatan ringroad Pelemgurih ke arah utara.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar