tag:blogger.com,1999:blog-7836816596591098122024-03-13T07:02:45.576+07:00Daerah Istimewa YogyakartaDaerah Istimewa Yogyakarta. Kota penuh dengan Kesenian, Tradisi, Budaya, Pelajar.
Masyarakat yang ramah & Loyal pada Rajanya.
KAPAN KE JOGJA LAGI !!!Unknownnoreply@blogger.comBlogger71125tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-38455135078585053112021-04-20T14:42:00.000+07:002021-04-20T14:42:06.474+07:00TaliaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-59351045052453436222013-02-25T13:51:00.000+07:002013-02-25T13:51:29.426+07:00Paus Benedictus 16 Pensiun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="pull-left detail-content">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisRMWiiMa_BrOkAE7stgGohlRTtTdiLO6aiRqQYSLyazxRf4bfM9VZImLrgw9LOpBiEU1J17F5-QraTtbDpWide6b5vq_1NRpvublNSGcHxx_HjnGbi-24_c_1x6tzTbp7GJBiRNoRoHk/s1600/163018.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisRMWiiMa_BrOkAE7stgGohlRTtTdiLO6aiRqQYSLyazxRf4bfM9VZImLrgw9LOpBiEU1J17F5-QraTtbDpWide6b5vq_1NRpvublNSGcHxx_HjnGbi-24_c_1x6tzTbp7GJBiRNoRoHk/s1600/163018.jpeg" /></a></div>
<br />
<strong>ROMA (KRjogja.com) </strong>-
Paus Benediktus XVI kembali berpidato di depan umatnya di Lapangan
Basilika Santo Petrus. Paus mengatakan, Tuhan sudah memintanya untuk
mundur namun kemunduran itu tidak akan membuatnya mengabaikan Gereja
Katolik.<br /> <br /> Hujan deras turun di Kota Roma pada pagi hari sebelum
Paus muncul dan berpidato. Namun cuaca mendadak berubah ketika Paus
mulai berpidato. Paus pun tersenyum ketika menyambut ribuan umat Katolik
yang berada di lapangan itu sambil menyapanya dengan menggunakan
beberapa bahasa yang berbeda.<br /> <br /> "Tuhan mengajak saya untuk
mendaki gunung, mendedikasikan saya agar terus berdoa dan bermeditasi.
Namun hal ini bukan berarti saya mengabaikan Gereja," ujar Paus
Benediktus, seperti dikutip PTI, Senin (25/2/2013).<br /> <br /> "Bila Tuhan
meminta saya melakukan hal ini dengan tepat, saya akan terus
membaktikan diri saya dengan dedikasi dan cinta yang sama seperti dulu,
namun dengan cara yang lebih tepat bagi usia dan tenaga saya," imbuhnya.<br /> <br />
Usai berbicara di depan jendela, pria berusia 85 tahun itu mengucapkan
terima kasihnya pada lebih dari 100 ribu umat Katolik yang hadir dan
menyaksikan pidato Paus. Pidato dan pemberkatan terakhir itu sekaligus
menjadi momen bersejarah bagi Paus yang akan melepaskan jabatannya pada
28 Februari mendatang.<br /> <br /> Jumlah warga Vatikan beserta polisi Roma
yang hadir dalam pidato Paus sangat banyak. Bahkan jumlah itu jauh
lebih banyak ketimbang sebelumnya.<br /> <br /> Beberapa warga membawa
spanduk untuk mengutarakan rasa cinta dan rindunya terhadap Paus
Benediktus. Spanduk-spanduk itu bertulisan, "Bapak Suci, Kami
Mencintaimu," "Terima Kasih, Yang Maha Kudus," dan satu lagi berbunyi,
"Bapa Tercinta, Kami Akan Merindukanmu". <strong>(Okz/Git)</strong></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-26659259740505473922013-02-25T13:47:00.001+07:002013-02-25T13:47:13.442+07:00Orang Jogja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Orang Jogja</span>
</b></div>
<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td align="center"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
Tidak sulit untuk bergaul dengan orang Jogja, mereka rata-rata
bersahabat, terbuka, dan toleran. Berjabat tanganlah dengan tangan kanan
terlebih dahulu, karena itu adalah merupakan kebiasaan sebelum
berkenalan. Jika orang Jogja bertemu dengan kenalan baru mereka akan
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama mereka. Orang Jawa biasanya
menjabat tangan dan bertanya “Apa kabarmu?” sebelum menajutkan
percakapan.<br />
<br />
Meski orang Jogja sangat terbuka dan mempunyai toleransi yang tinggi
terhadap orang non-Jawa termasuk orang asing, namun secara umum orang
Jogja menyukai dan menghargai Kesopanan. Contoh, mereka menghargai orang
yang dalam berbicara perlahan-lahan , sambil tersenyum, serta penuh
kesopanan. Mereka juga selalu menanyakan sesuatu dengan diawali dengan:
‘bolehkah saya…’, ‘permisi saya mau…’ dan lain-lain.<br />
<br />
Orang Jogja rata-rata masih bisa menerima jika ada orang asing yang
berkelakuan tidak semestinya (seperti orang Jawa), tapi mereka tidak
akan mentolerir jika yang melakukan tersebut adalah orang Jawa.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-81414579076918343212013-02-25T13:46:00.002+07:002013-02-25T13:46:53.539+07:00All About Jogja, Keraton & Masyarakat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Kraton dan Masyarakat Jogja</span>
</b></div>
<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td align="center"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kraton sebagai pionir Jogja mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
budaya masyarakat Jawa di Jogja. Masyarakat percaya bahwa Kraton
merupakan referensi budaya mereka. Beberapa studi yang dilakukan pada
tahun 1990 menunjukkan bahwa kesetiaan masyarakat kepada Kraton sangat
tinggi. Pengaruh tersebut makin meluas semenjak Raja dapat menggabungkan
kepemimpinan yang karismatik dengan kepemimpinan yang rasional dan
modern.<br />
<br />
Salah seorang raja tersebut adalah Sultan HB IX. Ia adalah figure yang
menonjol pada masa perjuangan saat mendirikan Republik Indonesia. Ia
menjadi wakil presiden kedua RI yang mendukung pendirian Perguruan
Tinggi pertama di Indonesia yaitu: Perguruan Tinggi Gadjah Mada
(sekarang UGM). Ia meminjamkan Siti Hinggil Lord an Pagelaran (salah
satu bagian dari Kraton) sebagai Kampus UGM tahun 1945.<br />
<br />
Hubungan erat antara masyarakat Jogja dan Kraton tampak nyata dalam
kesenian, ritual, dan upacara adat mereka. Misalnya pada pernikahan
tradisional, pengantin pria dan wanita boleh mengenakan pakaian keluarga
kerajaan yang disebut ‘basahan’. Dahulu hanya keluarga kerajaan yang
boleh memakai pakaian tersebut.<br />
<br />
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Masyarakat Jogja yang Multi Etnik</span>
</b></div>
<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td align="center"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
Jogja dikenal sebagai kota pendidikan, karena ratusan institusi
pendidikan berjejalan di kota ini. Setiap tahun ribuan mahasiswa baru
dari luar Jogja, bahkan luar Jawa datang ke Jogja untuk menuntut ilmu.
Pemerintah Daerah dari luar Jogja menyediakan asrama bagi para mahasiswa
daerah tersebut yang belajar di Jogja.<br />
<br />
Sebagai konsistensi dari keberadaan beragam kelompok etnik tersebut,
Jogja menjadi sangat heterogen dalam masyarakatnya. Data statistik
menunjukan hampir 2% penduduk Jogja bukan orang Jawa. Maka pernikahan
antar etnis pun tak ter-elakan. Uniknya orang luar Jawa yang menikah
dengan orang Jawa merasa ‘nJawani’ (lebih Jawa) dibanding etnis aslinya.<br />
<br />
<br />
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Bahasa</span>
</b></div>
<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td align="center"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sejak Jogja menjadi lebih heterogen, masyarakat rata-rata menggunakan
Bahasa Indonesia berkomunikasi. Bahasa Jawa hanya digunakan masyarakat
Jawa ketika mereka berkomunikasi dengan sesama orang Jawa.<br />
<br />
Jika Anda tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia atau Jawa, Anda
dapat mengunjungi berbagai tempat pelatihan yang ada di Jogja.<br />
<br />
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Pekerjaan dan Kepercayaan</span>
</b></div>
<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td align="center"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sekitar 40% masyarakat Jogja adalah petani dan 40% nya lagi bekerja di
bidang perdagangan, servis, industri, dan lain-lain. Di Kota Jogja 98%
penduduknya bekerja di sektor perdagangan dan jasa, khususnya di sektor
wisata dan pendidikan.<br />
<br />
Dikarenakan pengaruh sejarah Islam di Kerajaan Mataram yang panjang,
hampir 93% penduduk Jogja memeluk agama Islam, sedangkan 6%nya
Kristiani. Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di
Indonesia lahir dan sangat berpengaruh di Jogja.<br />
<br />
<hr color="#EE6666" noshade="NOSHADE" size="1" width="100%" />
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-85557826664102961172013-02-25T13:44:00.002+07:002013-02-25T13:44:32.328+07:00Geografis Jogja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center">
<b><span style="color: blue;">Geografis Jogja</span>
</b></div>
<br /> Propinsi Daerah Yogyakarta merupakan Propinsi yang
mempunyai status sebagai Daerah Istimewa. Status Daerah Istimewa ini
berkaitan dengan sejarah terjadinya Propinsi ini, pada tahun 1945,
sebagai gabungan wilayah Kesultanan Ngayogyokarta Hadiningrat dan
Kadipaten Pakualaman, yang menggabungkan diri dengan wilayah Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, oleh Sukarno
dan Moh. Hatta.<br />
<br />
Ujung bagian Utara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan puncak
gunung Merapi dengan ketinggian ± 2920 meter diatas permukaan laut
merupakan salah satu gunung Api terakhir teraktif di dunia. Oleh para
ahli gunung berapi (vulkanolog) internasional, gunung api ini sangat
terkenal karena bentuk letusannya yang khas, dan sejenis dengan letusan
gunung api Visuvius di Italia. Sampai saat ini gunung Merapi masih
sangat aktif. Puncaknya selalu mengepulkan asap, yang merupakan panorama
kota Yogyakarta sebelah utara.<br />
<br />
Luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakrta, lebih kurang 3.186 Km2
berpenduduk 3.311.812 jiwa (data tahun 2000) dan terbagi menjadi 5
Daerah Kabupaten / Kota, yakni:<br />
Kota Yogyakarta, yang merupakan Ibu kota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.<br />
Kabupaten Sleman, dengan Ibukota Beran.<br />
Kabupaten Gunungkidul, dengan Ibukota Wonosari.<br />
Kabupaten Bantul, dengan Ibukota Bantul.<br />
Kbupaten Kulonprogo, dengan Ibukota Wates.<br />
<br />
Setelah wafatnya Sri Sulatan Hamengku Buwono IX sebagai Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta, Pejabat Gubernur Propinsi DIY dijabat oleh Sri Paku
Alam VIII, yang sebelumnya sebagai Wakil Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sejak Sabtu 3 Oktober 1998 Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta dijabat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sampai saat ini</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-91655425886284238702013-02-25T13:41:00.002+07:002013-02-25T13:41:46.566+07:00Jadwal Acara Jogjakarta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2>
<span>Acara Reguler</span></h2>
<ul>
<li>
Setiap malam<br />
<b>PERMAINAN MASANGIN</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Keluarga, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 19.00 WIB - selesai</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="masangin" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/masangin.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td>Alun Alun Kidul (selatan) <a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a>, Indonesia</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Cobalah berjalan
dengan mata tertutup untuk memasuki ruang di antara dua pohon beringin
yang ada di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta. Bila beruntung maka
Anda bisa melewati kedua beringin itu dengan lancar, namun tak jarang
orang melenceng jauh sehingga mengundang tawa. Biar lebih seru ajaklah
teman Anda untuk melakukan hal yang sama, dan bandingkan hasilnya.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Gratis</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="2"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="5"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="7"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="9"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="12"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="14"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="16"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="19"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="21"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="23"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="26"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=783681659659109812" name="28"></a>
2, 5, 7, 9, 12, 14, 16, 19, 21, 23, 26, 28 Februari 2013<br />
<b>SENDRATARI RAMAYANA BALLET - PRAMBANAN</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 19.30 - 21.30 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="ramayana ballet prambanan" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/ramayana-ballet-prambanan.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td>Indoor Theater / Panggung Tertutup Trimurti<br />Taman Wisata Candi <a href="http://www.yogyes.com/id/places/47/">CANDI PRAMBANAN</a><br />Jalan Raya Yogya - Solo km 16 Prambanan, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 496 408</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Sendratari Ramayana
dipentaskan di tempat kisah itu dipahat seribu tahun silam: Candi
Prambanan. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa
tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk
menyuguhkan kisah Ramayana yang dirangkum dalam 4 babak: penculikan
Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan
pertemuan kembali Rama-Sinta.<br /><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/ramayana-ballet/">www.yogyes.com/ramayana-ballet</a></td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Rp 100.000 - Rp 200.000</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 496 408</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap malam<br />
<b>SENDRATARI RAMAYANA BALLET - PURAWISATA</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.00 - 21.30 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="ramayana ballet purawisata" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/ramayana-ballet-purawisata.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td>Purawisata<br />Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 375 705</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Ramayana Ballet adalah
seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi.
Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama
dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah
Ramayana yang dirangkum dalam 4 babak: penculikan Sinta, misi Anoman ke
Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali
Rama-Sinta. Pertunjukan Ramayana Ballet di Purowisata telah memecahkan
rekor 25 tahun pementasan tanpa henti sehingga mendapat penghargaan dari
MURI (Museum Rekor Indonesia).<br /><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/ramayana-ballet-purawisata/">www.yogyes.com/ramayana-ballet-purawisata/</a></td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Rp 140.000 (pertunjukan saja)<br />Rp 250.000 (pertunjukan + makan malam)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 375 705</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap malam<br />
<b>PAGELARAN MUSIK DANGDUT</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Hiburan, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.30 - 23.00 WIB</td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td>Purawisata<br />Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 375 705</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Dangdut adalah genre
musik yang sangat populer di Indonesia dan merupakan hasil perpaduan
dari musik tradisional Arab, India, dan Melayu. Daya tarik pertunjukan
musik dangdut adalah pada irama musiknya yang menghibur, kecantikan
penyanyinya, dan terutama joget / gerakan penyanyinya mengikuti irama
lagu. Purawisata menampilkan Orkes Melayu dan penyanyi yang berbeda
setiap malam.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Rp 8.000 (hari biasa)<br />Rp 10.000 (malam minggu)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 375 705</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap malam<br />
<b>PAGELARAN WAYANG KULIT DENGAN LAKON RAMAYANA</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.00 - 22.00 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="wayang kulit" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/wayang-kulit.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/84/">MUSEUM SONOBUDOYO</a><br />Jl. Trikora 6 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 418 330</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Wayang kulit adalah
mahakarya seni pertunjukan Jawa yang telah mendapat pengakuan dari
UNESCO. Seorang dalang memainkan wayang yang terbuat dari kulit kerbau
di balik layar yang terbuat dari kain putih, sehingga para penonton
hanya dapat melihat bayangannya saja. Itulah sebabnya pertunjukan ini
dinamakan wayang, yang berasal dari kata "bayang". Daya tarik
pertunjukan wayang kulit terletak pada kelincahan ki dalang memainkan
berbagai tokoh wayang sekaligus dengan gerakan yang atraktif, mengubah
karakter suara, berganti intonasi, melontarkan guyonan dan bahkan
bernyanyi.<br /><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/wayang-kulit-show/">www.yogyes.com/wayang-kulit-show</a></td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Rp 20.000</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 418 330</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap hari Minggu<br />
<b>PAGELARAN WAYANG ORANG</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 11.00 - 12.00 WIB</td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a>, Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Wayang orang adalah
seni teater tradisional Jawa yang memadukan unsur drama, tari, dan
musik. Aktor dalam pertunjukan ini berdandan menyerupai tokoh wayang
kulit yang diperankannya. Cerita dalam pertunjukan wayang orang selalu
mengambil tema dari kisah Mahabharata atau Ramayana.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Minggu awal bulan<br />
<b>PAGELARAN KETOPRAK</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Wisata Malam</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.00 - 24.00 WIB</td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td>Auditorium RRI<br />Jl. Affandi / Jl. Gejayan, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 512 783</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Ketoprak adalah seni
teater tradisional Jawa. Mirip dengan Wayang Orang, ketoprak menyajikan
sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa dan musik gamelan.
Perbedaannya, pertunjukan Ketoprak tidak mengambil tema cerita dari
kisah Mahabharata atau Ramayana melainkan dari legenda ataupun cerita
bebas lainnya.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Rp 5.000</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 512 783</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Senin<br />
<b>JAZZ MBEN SENEN</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Wisata Malam, Hiburan</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.30 WIB - selesai</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="jazz mben senen" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/jazz-mben-senen.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/734/">BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA (BBY)</a><br />Jl. Suroto 2 Kotabaru, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 560 404</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Jazz Mben Senen
merupakan ajang berkumpul para musisi, pecinta, serta penikmat musik
jazz di Yogyakarta. Dalam acara ini akan ada pertunjukan musik jazz oleh
musisi yang hadir atau siapapun yang tertarik untuk nge-jam bareng.
Jazz Mben Senen tidak hanya bertujuan sebagai arena kumpul-kumpul dan
melatih mental para musisi muda, namun juga sebagai langkah untuk lebih
mendekatkan musik jazz kepada masyarakat.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Gratis</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>0856 9178 2078 (Gilang Adiyaksa)<br />0813 2700 5127 (Harley Yoga)<br />0818 0264 7007 (Gian Afrisando)</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Senin dan Selasa<br />
<b>PAGELARAN KARAWITAN</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 10.00 - 12.00 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="karawitan" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/karawitan.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a><br />Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Pertunjukan gabungan
dari alunan musik gamelan dan menyanyi. Karawitan berasal dari bahasa
Sansekerta "rawit" yang berarti halus. Menyaksikan pertunjukkan ini
dapat diibaratkan menghirup nilai - nilai ideal musik Jawa tepat di
tempatnya, Keraton Yogyakarta.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Rabu<br />
<b>PAGELARAN WAYANG GOLEK</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 10.00 - 12.00 WIB</td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a><br />Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di Jawa Barat.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Kamis<br />
<b>PAGELARAN GAMELAN DAN SENDRATARI KLASIK</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 10.00 - 12.00 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="tari klasik" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/tari-klasik.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a><br />Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Menyaksikan falsafah
hidup orang Jawa melalui musik. Itulah yang akan didapatkan ketika
menyaksikan pertunjukkan gamelan ditempat ini. Mendengarkan irama
gamelan seperti mendengarkan alunan keselarasan yang menenangkan dan
menentramkan jiwa.<br /><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/gamelan-show/">www.yogyes.com/gamelan-show</a></td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Jumat<br />
<b>FRIDAY NIGHT JAZZ NIGHT</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Wisata Malam, Hiburan</td></tr>
<tr><td>Waktu</td><td>:</td><td>pukul 20.00 WIB - selesai</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="friday night jazz" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/friday-night-jazz.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/752/">VIA VIA CAFE</a><br />Jl. Prawirotaman 30, Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 386 557</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Pertunjukan musik mingguan ini merupakan bagian dari ART SPACE, kegiatan seni yang diadakan Via-Via.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Gratis</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>Via-Via Travelers Cafe and Restaurant<br />Phone: (0274) 386 557</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Jumat<br />
<b>PAGELARAN SENI MACAPAT</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga</td></tr>
<tr><td>Waktu:</td><td>:</td><td>pukul 10.00 - 11.30 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="macapat" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/macapat.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a><br />Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Pementasan puisi Jawa
yang diiringi oleh gamelan. Puisi ini dilantunkan seperti lagu yang
memiliki aturan dan bentuk tertentu. Ada tujuh jenis lagu dalam macapat;
seperti dhandang gula, sinom, asmarandana, dan kinanthi. Tiap-tiap lagu
memiliki jumlah lirik dan bunyi yang disebut guru.</td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
<li>
Setiap Sabtu<br />
<b>PAGELARAN WAYANG KULIT</b>
<table summary="Yogyakarta Events">
<tbody>
<tr><td>Kategori</td><td>:</td><td>Seni, Budaya, Hiburan, Keluarga</td></tr>
<tr><td>Waktu:</td><td>:</td><td>pukul 10.00 - 13.00 WIB</td><td class="event-image" rowspan="6"><img alt="wayang kulit" height="150" src="http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-calendar-of-events/wayang-kulit.jpg" width="200" /></td></tr>
<tr><td>Tempat</td><td>:</td><td><a href="http://www.yogyes.com/id/places/39/">KRATON YOGYAKARTA</a><br />Jl. Rotowijayan 1 Yogyakarta, Indonesia<br />Phone: (0274) 373 721</td></tr>
<tr><td>Deskripsi</td><td>:</td><td>Wayang kulit adalah
mahakarya seni pertunjukan Jawa yang telah mendapat pengakuan dari
UNESCO. Seorang dalang memainkan wayang yang terbuat dari kulit kerbau
di balik layar yang terbuat dari kain putih, sehingga para penonton
hanya dapat melihat bayangannya saja. Itulah sebabnya pertunjukan ini
dinamakan wayang, yang berasal dari kata "bayang". Daya tarik
pertunjukan wayang kulit terletak pada kelincahan ki dalang memainkan
berbagai tokoh wayang sekaligus dengan gerakan yang atraktif, mengubah
karakter suara, berganti intonasi, melontarkan guyonan dan bahkan
bernyanyi.<br /><a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/wayang-kulit-show/">www.yogyes.com/wayang-kulit-show</a></td></tr>
<tr><td>Tiket</td><td>:</td><td>Acara ini gratis, kita
hanya membayar tiket untuk masuk ke Kraton (Rp 5.000 untuk wisatawan
lokal, Rp 12.500 untuk wisatawan mancanegara)</td></tr>
<tr><td>CP / EO</td><td>:</td><td>(0274) 373 721</td></tr>
</tbody></table>
</li>
</ul>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-66043726349458496162013-02-25T13:40:00.001+07:002013-02-25T13:40:48.314+07:00Gua Pindul - Pariwisata Jogja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiHwp7HHXIi_vILvrORsMNCjxjap-JplmuJ2O6L52qsATr5L7LHEE8ct1JovghyMyolBXF-E4bylrs8mqoic88eMwGAb-GhvEZ6XA2uP3SALPdDU5ollPk8tzBRcqfXsPyOsNNEdb5a6g/s1600/Cave-Tubing-Pindul+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiHwp7HHXIi_vILvrORsMNCjxjap-JplmuJ2O6L52qsATr5L7LHEE8ct1JovghyMyolBXF-E4bylrs8mqoic88eMwGAb-GhvEZ6XA2uP3SALPdDU5ollPk8tzBRcqfXsPyOsNNEdb5a6g/s1600/Cave-Tubing-Pindul+1.jpg" /></a></div>
<span>Menyusuri sungai menggunakan perahu karet merupakan hal yang
biasa, namun jika sungai itu mengalir di dalam gua tentu saja akan
menjadi petualangan yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Gua Pindul,
salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai
bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, menawarkan sensasi
petualangan tersebut. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan
diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 m
menggunakan ban pelampung. Petualangan yang memadukan aktivitas <i>body rafting</i> dan <i>caving</i> ini dikenal dengan istilah <i>cave tubing</i>.</span><br />
<span>Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan <i>cave tubing</i> di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, <i>life vest</i>, serta <i>head lamp</i>
yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang
sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun,
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk <i>cave tubing</i>
di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB.
Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada
jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar
matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua.</span><br />
<div style="display: inline; float: left; margin-right: 10px;">
</div>
<span>Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai
tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita
tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. Menurut legenda yang dipercayai
masyarakat dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua
lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan
Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat,
gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di
Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung
terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal
dari kata pipi gebendul.</span><br />
<span>Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu
pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di
gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, <i>moonmilk</i>,
serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang
terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya
mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua
juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua.
Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan
biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat
berenang atau terjun dari ketinggian. Tatkala YogYES masih menikmati
indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air,
mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan
Banyumoto yang dibangun sejak jaman Belanda dengan latar belakang
perbukitan karst pun menyambut.</span><br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-89590814949377009752013-01-12T19:09:00.000+07:002013-01-12T19:09:12.180+07:00Gunungan Kutug Bromo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7OEIGw_qFK4hBJW0kz9pHAh0dB5g7MegGsxiepSuEw56f4GCwbn9mH1oI0hdpWSqUJtQf-ENo-yVSRg7khiysw539IxeeLNUooCHq2IKCal6JvZZ1Q72aG8nmAe4ir4XJv7hnv5gNHc/s1600/Gunungan-Kutug-Bromo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7OEIGw_qFK4hBJW0kz9pHAh0dB5g7MegGsxiepSuEw56f4GCwbn9mH1oI0hdpWSqUJtQf-ENo-yVSRg7khiysw539IxeeLNUooCHq2IKCal6JvZZ1Q72aG8nmAe4ir4XJv7hnv5gNHc/s1600/Gunungan-Kutug-Bromo.jpg" /></a></div>
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Kata gunungan dalam bahasa Jawa bermakna
"gunung-gunungan", seperti gunung, menyerupai gunung. Gunungan adalah
salah satu wujud sesajian selamatan (dalam bahasa Jawa disebut sajen
wilujengan) yang khusus dibuat untuk disajikan dalam selamatan negara
(dalam bahasa Jawa disebut Wilujengan Negari) setiap garebeg dan
maleman atau selikuran.
<br />
<br />
Gunungan Kutug atau Gunungan Bromo Merupakan gunungan yang dibuat
delapan tahun sekali yaitu tiap tahun Dal pada saat upacara Garebeg
Mulud Dal. Bentuk gunungan ini agak mirip dengan gunungan wadon, tetapi
di bagian puncaknya diberi lubang untuk menempatkan sebuah anglo berisi
bara yang membakar segumpal besar kemenyan, sehingga secara
terus-menerus mengepulkan asap tebal jika dihembus angin.
<br />
<br />
Pajangannya berupa beraneka macam kue berwarna-warni, hampir sama
dengan pajangan pada gunungan lanang, bervariasi dengan gunungan wadon.
Di bagian bawah beralaskan kain bangun tulak, dan diletakkan tegak di
atas sebuah nampan raksasa berkerangka kayu berukuran 2 x 1,5 meter.
</div>
</div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-8734209508229064742013-01-12T19:07:00.000+07:002013-01-12T19:07:12.801+07:00Gunungan Dharat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0r4MpCCIwLZhf1lfeEtp63_0CDe60xQK_2PINuIZ9zAGU7DXAi34Q75SH_atReptfStm1tsSWqFcvexZmgAqgyMMJfA1WfmXBd5BcE1rDqpCHAYQZqfh_sxyXoBkHlULcGOTfSih1Heo/s1600/Gunungan-Dharat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0r4MpCCIwLZhf1lfeEtp63_0CDe60xQK_2PINuIZ9zAGU7DXAi34Q75SH_atReptfStm1tsSWqFcvexZmgAqgyMMJfA1WfmXBd5BcE1rDqpCHAYQZqfh_sxyXoBkHlULcGOTfSih1Heo/s1600/Gunungan-Dharat.jpg" /></a></div>
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Kata gunungan dalam bahasa Jawa bermakna
"gunung-gunungan", seperti gunung, menyerupai gunung. Gunungan adalah
salah satu wujud sesajian selamatan (dalam bahasa Jawa disebut sajen
wilujengan) yang khusus dibuat untuk disajikan dalam selamatan negara
(dalam bahasa Jawa disebut Wilujengan Negari) setiap garebeg dan
maleman atau selikuran.
<br />
<br />
Salah satu gunungan dalam upacara garebeg. Gunungan ini pada bagian
puncaknya berhamparkan kue besar berbentuk lempengan yang berwarna
hitam, dan sekelilingnya ditancapi dengan sejumlah besar kue ketan
berbentuk lidah yang disebut ilat-ilatan (ilat = lidah). Gunungan ini
diletakkan tegak diatas sebuah nampan raksasa berkerangka kayu, dan
diberi alas kain bangun tulak. Di bawah nampan dipasang dua batang kayu
atau bambu panjang sebagai alat pemikul.
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-4829842303953593562013-01-12T19:06:00.003+07:002013-01-12T19:06:36.355+07:00Gunungan Lanang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQg86JAw0WYcGoSGRk3KtbOXYFB0PGiJeUYufyr1EgphJmUvLab-l6Y1_sBfQCVkuFuG9wOtspg0z-sn9VA1SFCgMytxkl8KyYQjusg0HQTOqSXJ7pVvn_Z-IFmQ4Uy1p7W23pv9hemPU/s1600/Gunungan-Lanang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQg86JAw0WYcGoSGRk3KtbOXYFB0PGiJeUYufyr1EgphJmUvLab-l6Y1_sBfQCVkuFuG9wOtspg0z-sn9VA1SFCgMytxkl8KyYQjusg0HQTOqSXJ7pVvn_Z-IFmQ4Uy1p7W23pv9hemPU/s1600/Gunungan-Lanang.jpg" /></a></div>
Kata gunungan dalam bahasa Jawa bermakna
"gunung-gunungan", seperti gunung, menyerupai gunung. Gunungan adalah
salah satu wujud sesajian selamatan (dalam bahasa Jawa disebut sajen
wilujengan) yang khusus dibuat untuk disajikan dalam selamatan negara
(dalam bahasa Jawa disebut Wilujengan Negari) setiap garebeg dan
maleman atau selikuran.<br />
<br />
Gunungan Lanang pada bagian puncak disebut mustaka (kepala), ditancapi
kue terbuat dari tepung beras yang disebut badheran karena bentuknya
seperti ikan badher. Badheran dihias dengan lima kalungan bunga melati
yang di ujungnya beruntaikan bunga kantil. <br />
<br />
Bagian mustaka dipasang melingkar rapat sejumlah rangkaian kue tepung
beras yang berbentuk bola-bola kecil disebut bendul. Di bawahnya
dipasang melingkar rapat satu rangkaian telur asin. Di seluruh bagian
batang tubuh, dipasangi ratusan kacang panjang, bagian pucuknya diberi
sebuah kue berbentuk cincin terbuat dari ketan yang disebut kucu dan
setiap kucu digantungi sebuah kue berbentuk segitiga yang disebut
upil-upil.<br />
<br />
Seluruh batang tubuh gunungan lanang, selain dipasangi ratusan kacang
panjang, juga diberi sejumlah besar rangkaian lombok atau cabe merah
yang besar-besar, dan diberi sembilan buah telur rebus dan sembilan
buah telur asin. Setiap gunungan lanang diletakkan tegak lurus diatas
sebuah nampan raksasa berkerangka kayu dengan ukuran 2 x 1,5
meter. <br />
<br />
Nampan ini selain dipasangi sebuah gunungan juga masih diberi hiasan
berupa dua belas nasi tumpeng dengan lauk pauknya yang diberi wadah
empat bungkusan daun pisang. Di samping itu masih diberi empat buah
kelapa muda dan sepasang daun muda serta alas kain bangun tulak atau
bango tulak. Di keempat penjuru nampak, digantungkan empat kalung
rangkaian bunga melati. <br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-49884262214534746012013-01-12T19:05:00.004+07:002013-01-12T19:05:48.799+07:00Gunungan Wadon<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuWpV7vNcbxT8clrzfHtC9aUDcq2ZGylnJjBJzEsR9JzQtE_clsGt1Jt3rYKCSCah9QUkoprzgb38BQtlt2Ghb5CS5xmUwk22hOGR_LVUpsUeD6-wRBbm-zxvAXFLFz5IIlJkcdobljOo/s1600/Gunungan-Wadon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuWpV7vNcbxT8clrzfHtC9aUDcq2ZGylnJjBJzEsR9JzQtE_clsGt1Jt3rYKCSCah9QUkoprzgb38BQtlt2Ghb5CS5xmUwk22hOGR_LVUpsUeD6-wRBbm-zxvAXFLFz5IIlJkcdobljOo/s1600/Gunungan-Wadon.jpg" /></a></div>
Kata gunungan dalam bahasa Jawa bermakna
"gunung-gunungan", seperti gunung, menyerupai gunung. Gunungan adalah
salah satu wujud sesajian selamatan (dalam bahasa Jawa disebut sajen
wilujengan) yang khusus dibuat untuk disajikan dalam selamatan negara
(dalam bahasa Jawa disebut Wilujengan Negari) setiap garebeg dan
maleman atau selikuran.
<br />
<br />
Gunungan Wadon mempunyai bentuk seperti gunung dengan bagian puncak
yang terlalu lancip. Juga mirip dengan payung terbuka. Bagian mustaka
dihampiri kue besar berbentuk lempengan dengan warna hitam yang
sekelilingnya ditancapi sejumlah besar kue berbentuk daun. Sekeliling
tepinya ditancapi lidi-lidi bambu panjang, diberi kue ketan berbentuk
seperti paruh burung betet, yang disebut betetan.
<br />
<br />
Bagian bawah tubuh berupa penyangga berbentuk kerucut terbalik yang
dibuat dari sejumlah besar pelepah daun pisang. Selain itu diberi kue
berbentuk lingkaran besar terbuat dari ketan berwarna coklat yang besar
disebut wajik. Disamping itu diberi aneka macam kue kecil-kecil serta
buah-buahan.
<br />
<br />
Gunungan wadon diletakkan tegak diatas sebuah nampan raksasa
berkerangka kayu dengan ukuran kurang lebih 2 x 1,5 meter dengan diberi
alas kain bangun tulak atau bango tulak. Di keempat penjuru nampan,
digunakan potongan kain kuning.
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-83572481692295715362013-01-12T19:04:00.003+07:002013-01-12T19:04:32.613+07:00Upacara Adat Bersih Desa Giwangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Bersih Desa Giwangan </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta INDONESIA<br />
</div>
</div>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Giwangan merupakan salah satu kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Umbulharjo,
Yogyakarta. Sebagian besar penduduk Kelurahan Giwangan ini bekerja di luar sektor
pertanian, dan lahan pertanian semakin lama semakin sempit. Meskipun demikian,
terdapat upacara adat yang justru diselenggarakan dalam nuansa pertanian sebagai
warisan turun temurun dari leluhur mereka yang bekerja sebagai petani. Upacara
di daerah pinggiran Kota Jogja ini disebut Bersih Desa Giwangan.</div>
<div align="justify">
Awalnya, upacara Bersih Desa ini dilaksanakan setelah masa panen padi tiba. Pada
perkembangannya, kegiatan tradisional tersebut kini diselenggarakan pada bulan
Besar (tahun Jawa) satu tahun satu kali. Untuk harinya, tidak terpaku pada hari-hari
tertentu, hanya saja tidak pada hari pasaran Pon (pasaran Jawa) karena merupakan
hari pantangan. Masyarakat percaya bahwa hari pasaran Pon merupakan hari meninggalnya
Panembahan Senopati. Tempat pelaksanaan upacara pada waktu dulu dilaksanakan di
Pendopo, tetapi karena kemajuan jaman tempat semakin terbatas maka pelaksanaan
tempat upacara dilakukan di tempat Rois atau Kaum.</div>
<div align="justify">
Tujuan dari penyelenggaraan upacara ini adalah sebagai ungkapan syukur kepada
Yang Maha Agung karena masyarakat Giwangan telah diberi keselamatan selama satu
tahun dan juga permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan pada tahun–tahun
yang akan datang semoga tidak terdapat bencana atau aral melintang yang berat
di wilayah Giwangan.</div>
<div align="justify">
Bersih Desa Giwangan ini diawali dengan berbagai macam persiapan. Diantaranya
adalah dengan melaksanakan kerja bakti di lingkungan masing-masing warga. Kemudian
juga dilakukan pembenahan jalan-jalan dan gang-gang kampung agar tampak lebih
bersih dan rapi. Di samping itu, juga dipersiapkan arena kesenian yang akan digelar
pada saat yang bersamaan dengan upacara Bersih Desa. Persiapan-persiapan tadi
kebanyakan dikerjakan oleh kaum lelaki, baik tua maupun muda.</div>
<div align="justify">
Sedangkan bagi para perempuan, mereka mempersiapkan nasi ambengan yang digunakan
untuk kenduri. Sebagian juga mempersiapkan tumpeng dan sesaji lainya yang akan
dibagikan pada masyarakat setelah selesai kenduri. Adapun sesaji yang dipergunakan
adalah:
<br />- <em>Nasi Gurih</em>, sebagai persembahan kepada para leluhur,
<br />- <em>Ingkung</em>, sebagai lambang manusia ketika masih bayi dan sebagai lambang kepasrahan pada
Yang Maha Agung,
<br />- <em>Jajan Pasar</em>, sebagai lambang agar masyarakat mendapat berkah,
<br />- <em>Pisang Raja</em>, sebagai lambang harapan agar mendapat kemuliaan dalam masa kehidupan,
<br />- <em>Nasi Ambengan</em>, sebagai ungkapan syukur atas rezeki dari Yang Maha Agung,
<br />- <em>Jenang</em>, berupa <em>jenang merah putih</em> (lambang bapak dan ibu) dan <em>jenang palang</em> (penolak marabahaya),
<br />- <em>Tumpeng</em>, berupa <em>tumpeng lanang</em> (lambang Yang Maha Agung) dan <em>tumpeng wadon</em> (lambang penghormatan pada leluhur) yang ukurannya lebih kecil, dan
<br />- <em>Ketan Kolak Apem</em>, untuk memetri pada dhanyang yang ada di wilayah Giwangan.</div>
<div align="justify">
Pelaksanaan upacara ini dari masing–masing warga membawa nasi ambengan menuju
rumah Rois untuk diikutkan dalam kenduri, sementara uba rampe yang lain telah
dipersiapkan di rumah Rois. Setelah semua berkumpul, Rois kemudian membaca doa;
setelah selesai dilakukan makan bersama dengan pembagian ingkung dan tumpeng kepada
warga yang hadir dalam kenduri. Bagi yang tidak memakan di tempat, sesaji tersebut
dapat dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga sebagai sarana pembawa berkah.
Dulu, kenduri dilakukan siang hari tetapi pada saat sekarang ini dilaksanakan
pada malam hari dilanjutkan dengan pementasan hiburan dan diakhiri dengan pertunjukkan
wayang kulit dengan lakon Tumuruning Dewi Sri dimaksudkan untuk menghormati Dewi
Sri sebagai dewi padi.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-62736724824952305432013-01-12T19:04:00.001+07:002013-01-12T19:04:03.398+07:00Upacara Adat Becekan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Becekan </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman INDONESIA<br />
</div>
</div>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Upacara adat tradisional Becekan disebut juga Dandan Kali atau Memetri Kali,
yang berarti memelihara atau memperbaiki lingkungan sungai, berupa upacara meminta
hujan pada musim kemarau yang berlangsung di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman.</div>
<div align="justify">
Air sungai sangat penting bagi penduduk setempat untuk keperluan pertanian. Konon
sesudah diadakan upacara biasanya segera turun hujan sehingga tanah menjadi <em>becek</em> maka lalu disebut becekan. Becek diartikan juga sebagai sesaji berujud daging
kambing yang dimasak gulai. Dusun yang melaksanakan upacara ini antara lain: Dusun
Pagerjurang, Dusun Kepuh dan Dusun Manggong. </div>
<div align="justify">
Penyelenggaraannya dibagi menjadi beberapa tahap: Pertama, memetri sumur di Dusun
Kepuh (di kawasan itu hanya dusun ini yang memiliki sumur); Kedua, upacara Becekan
dilakukan di tengah-tengah Sungai Gendol; Ketiga upacara khusus di masing-masing
dusun. </div>
<div align="justify">
Upacara ini dimaksudkan untuk berdoa memohon hujan kepada Sang Maujud Agung agar
tanah menjadi subur, sehingga warga menjadi sehat, aman, selamat dan sejahtera.
Waktu penyelenggaraan, menggunakan <em>pranotomongso</em> yaitu pada <em>mongso kapat</em> dan harinya Jumat Kliwon, jika pada <em>mongso kapat</em> tidak terdapat Jumat Kliwon diundur pada <em>mongso kalimo</em>, sebab hari itu dianggap keramat. </div>
<div align="justify">
Upacara ini dipimpin oleh seorang <em>modin</em> dan diikuti oleh warga ketiga dusun. Perlu diketahui bahwa seluruh rangkaian
acara ini harus dilakukan/diikuti oleh kaum laki-laki dan sesaji sama sekali tidak
boleh disentuh oleh wanita serta kambing untuk sesaji harus kambing jantan. </div>
<div align="justify">
Adapun tujuan dari penyelenggaraan berbagai prosesi selamatan tersebut konon
adalah untuk berdoa memohon keselamatan dan kelimpahan rejeki kepada Sang Maujud
Agung serta memberi sedekah kepada makhluk halus penghuni Merapi agar tidak mengganggu
penduduk, damai dan terbebas dari marabahaya, sehingga tercipta satu harmoni antara
manusia dan lingkungan alam.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-19934467754786810532013-01-12T19:03:00.002+07:002013-01-12T19:03:39.689+07:00Upacara Adat Bersih Desa Sendang Agung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Bersih Desa Sendang Agung </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Desa Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Sleman INDONESIA<br />
</div>
</div>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Sendang Agung adalah sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Minggir,
Sleman. Di desa ini, terdapat sebuah upacara adat yang memusatkan "pemujaan" kepada
tokoh Ki Ageng Tunggul Wulung, yang dipercayai sebagai leluhur dari Kerajaan Majapahit.
Upacara adat tersebut dikenal dengan nama upacara Tunggul Wulung atau Bersih Desa
Sendang Agung yang penyelenggaraannya, selain pemujaan kepada leluhur, terkait
juga dengan keberhasilan panen raya penduduk setempat.</div>
<div align="justify">
Upacara adat Bersih Desa ini secara umum memang untuk meminta keselamatan dan
kesejahteraan kepada Yang Maha Agung. Namun dalam kenyataannya, masyarakat masih
kuat mempercayai "kekuatan gaib", termasuk arwah nenek moyang atau leluhur. Masyarakat
akan merasa tenang setelah melakukan upacara adat tersebut karena dengan demikian
mereka akan memperoleh keselamatan dan "kekuatan" yang dianggap melebihi kekuatan
diri sendiri. Yang penting adalah bahwa masyarakat harus mengadakan upacara walaupun
hanya sederhana, sebab kalau sampai tidak menjalani upacara orang akan merasa
khawatir atas keselamatannya. </div>
<div align="justify">
Tujuan lain yang umum dikenal dan dilakukan oleh masyarakat Desa Sendang Agung
adalah, sebagai berikut:
<br />- Terpadunya rasa keutuhan dan persatuan warga,
<br />- Kebersihan lingkungan dapat terjamin,
<br />- Kondisi desa dan masyarakat diberikan ketentraman lahir batin,
<br />- Terhindar dan bencana alam, dan
<br />- Terhindar dari serangan hama, sehingga dapat diberikan hasil yang berlimpah.</div>
<div align="justify">
Tujuan-tujuan tersebut diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Penyebaran di antara masyarakat sendiri berlangsung secara <em>gethok tular</em> (dari mulut ke mulut). Berkaitan dengan waktu pelaksanaan, bulannya dapat ditentukan
sendiri, hanya saja harinya ditetapkan pada hari Jumat Pon yang dipercaya sebagai
hari yang dikeramatkan oleh Ki Ageng Tunggul Wulung. Selain itu, <em>panen rendhengan</em> (musim penghujan) ikut menentukan waktu pelaksanaan upacara. Sebagai pelengkap
unsur upacara adat, diadakan tarian tradisional Tayub dan minuman arak.</div>
<div align="justify">
Upacara adat Tunggul Wulung atau Bersih Desa Sendang Agung ini dimulai dari zaman
kehancuran Kerajaan Majapahit dan mulai masuknya Islam di Nusantara. Banyak kerabat
atau punggawa kerajaan yang tidak menerima kehadiran Islam, karena telah menganut
Hindu. Saat itu di pulau Jawa telah muncul kerajaan Islam, yaitu Demak yang dipimpin
oleh Sultan Trenggono dengan penasehat para Wali Sanga. Kerajaan Majapahit yang
dipimpin oleh Prabu Brawijaya sedang mengalami kemunduran dan kesempatan itu digunakan
untuk memasukkan ajaran Islam di Majapahit dengan jalan menjodohkan putri Brawijaya
dengan putra Demak, yaitu Adipati Terung.</div>
<div align="justify">
Kemudian periode penyebaran Islam di Majapahit dimulai. Banyak kerabat dan punggawa
kerajaan Majapahit yang meninggalkan kerajaan termasuk Ki Ageng Tunggul Wulung.
Ki Ageng Tunggul Wulung pergi dari Majapahit dengan tujuh pengawal termasuk istrinya,
yaitu Raden Ayu Gadhung Mlati, tidak ketinggalan Raden Sutejo dan Raden Purworejo
yang bersifat <em>kajiman</em> (tidak kasat mata) yang selalu menyertai perjalanan Ki Ageng Tunggul Wulung.
Di samping itu, perjalanan Ki Ageng Tunggul Wulung juga disertai oleh abdi dalem
kinasih yang bernama Nyai Dakiyah.</div>
<div align="justify">
Perjalanan Ki Ageng Tunggul Wulung menuju ke Barat dan tiba di Dusun Beji (Diro)
di mana kemudian ia membuat <em>pesanggrahan</em> (kraton kecil) yang masih dapat ditemukan sisa-sisa peninggalan berupa patung
<em>pepethan</em> lembu Andhini dan sapi Gumarang. Pada suatu malam Jumat Pon, Ki Ageng Tunggul
Wulung memohon petunjuk kepada Yang Maha Agung di bawah pohon Timoho di dekat
Sungai Progo. Ki Ageng Tunggul Wulung serta istri dan tujuh orang pengawalnya
serta Nyai Dakiyah akhirnya <em>mokswa</em> (musnah atau hilang beserta raganya atau hilang tanpa bekas), demikian pula
binatang peliharaan Ki Ageng, yaitu burung perkutut, burung gemak, macan gembong,
macan kumbang, macan putih, nogo ijo, nogo ireng, dan ayam jago "<em>wiring kuning</em>".</div>
<div align="justify">
Tempat <em>mokswa</em> Ki Ageng Tunggul Wulung tersebut kemudian dibuatkan nisan seperti layaknya makam,
dan diyakini masyarakat banyak sebagai tempat yang keramat atau <em>wingit</em> (memiliki daya magis), sehingga banyak orang yang berziarah di "makam" ini.</div>
<div align="justify">
Tradisi tayuban di wilayah ini dimulai dari seorang ledhek (penari perempuan)
yang mencari penglaris agar bila menari ledhek tersebut mendapatkan banyak rezeki.
Kemudian ledhek tersebut <em>tirakat</em> (laku prihatin) di kompiek makam Ki Ageng Tunggul Wulung, tetapi kemudian hilang
tidak diketahui rimbanya. Masyarakat menyakini bahwa ledhek yang menghilang disukai
oleh Ki Ageng Tunggul Wulung.</div>
<div align="justify">
Pada perkembangan selanjutnya setiap Upacara Bersih Desa diadakan kenduri selamatan
baik di makam maupun di rumah Juru Kunci yang kemudian dilanjutkan dengan tayuban
dengan diiringi gendhing "Sekar Gadhung" dan sang ledhek menari tanpa diibing,
karena menurut keyakinan yang ngibing adalah Ki Ageng Tunggul Wulung.</div>
<div align="justify">
Upacara adat Tunggul Wulung atau Bersih Desa Sendang Agung dilaksanakan di lokasi
"makam" Ki Ageng Tunggul Wulung, yaitu di Dusun Dukuhan XIII, Desa Sendang Agung,
Kecamatan Minggir, Sleman. Selain itu, juga diadakan upacara di rumah Juru Kunci
"makam" tersebut. Dalam kaitannya dengan prosesi upacara adat, sebenarnya ada
juga tempat lain yang dapat disebutkan, yaitu Dusun Dero (Desa Sendang Agung,
Minggir, Sleman) sebagai tempat awal sebelum dilakukan kirab menuju ke Dusun Dukuhan
XIII.</div>
<div align="justify">
Upacara adat secara umum dipimpin oleh Juru Kunci dalam hal penentuan waktu upacara,
orang-orang yang terlibat, dan persiapan upacara. Khusus pemimpin kenduri, di
makam, dipimpin oleh Juru Kunci dan di rumah Juru Kunci, dipimpin oleh Kaum atau
Rois. </div>
<div align="justify">
Peralatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan upacara meliputi :
<br />- Goci dan sloki, sebagai wadah minuman yang dipersembahkan bagi Ki Ageng Tunggul
Wulung,
<br />- Padi satu unting, sebagai lambang hasil panenan yang berlimpah,
<br />- Gamelan laras slendro, untuk mengiringi tarian ledhek pada saat tayuban (Ladrang
Sekar Gadhung),
<br />- Selendang atau sampur, sebagai kelengkapan menari ledhek.</div>
<div align="justify">
Adapun isi sesaji yang diperlukan sebagai pelengkap kenduri adalah:
<br />- Tumpeng sekul wuduk, sebagai lambang kekuasaan manusia senantiasa di bawah
Yang Maha Agung
<br />- Lalapan
<br />- Nasi golong, sebagai lambang gumolonging atau kebulatan tekad manembah kepada
Yang Maha Agung
<br />- Pisang raja setangkep
<br />- Tukon pasar
<br />- Ingkung "wiring kuning", dari ayam jago sebagai lambang manekung kepada Yang
Maha Agung
<br />- Kopi, arak, kinang, dan rokok cerutu</div>
<div align="justify">
Kirab upacara adat Tunggul Wulung ini mempunyai prosesi tersendiri, yaitu:
<br />1. Prajurit dan Dusun Dukuhan berjumlah 40 orang dengan <em>manggalayuda</em>,
<br />2. Kelompok kesepuhan Dukuhan berjumlah 7 orang,
<br />3. Para pemikul pusaka pemberian Ki Ageng Tunggul Wulung,
<br />4. <em>Klangenan</em> Ki Ageng antara lain: perkutut, gemak, macan, ular, dan lain-lain,
<br />5. Prajurit pembawa pusaka pengiring, diantaranya: prajurit dari Dusun Dukuhan
XII berjumlah 30 orang yang dipimpin oleh seorang <em>pandega</em> (komandan) prajurit dengan membawa pedang-tameng,
<br />6. Penabuh drum, simbal, dan trompet berjumlah 10 orang,
<br />7. Para pemikul sesaji (dari RT/RW Tengahan X, XI, XII, dan Dukuhan serta dari
tingkat desa dan kecamatan),
<br />8. Kelompok Jathilan, dari Minggir II Jati Kebar,
<br />9. Arak-arakan hasil bumi dengan dimuat dalam <em>keseran</em> yang dihias, dari Dukuhan X, XI, dan XII, Tengahan, Diro, petani sekitar Desa-desa
se Kecamatan Minggir
<br />10. Kelompok kesenian dari Brajan,
<br />11. Para kepala desa dan punggawa kecamatan,
<br />12. Kelompok kesenian Trengganon dari Parakan Sendang Sari,
<br />13. Para kepala dusun Sendang Mulyo dan Sendang Agung yang berbusana kejawen
lengkap,
<br />14. Jathilan Jawa dari Kedung Prau Sendangrejo (Minggir) berbusana wayang orang
lengkap,
<br />15. Warga masyarakat dan tokoh masyarakat Dukuhan berbusana kejawen lengkap,
<br />16. Jathilan Rapak dari Keliran,
<br />17. Warga masyarakat pendherek dari Diro dan tokoh-tokoh masyarakat pembawa hasil
bumi,
<br />18. Jathilan dari Plembon, dan
<br />19. Warga masyarakat umum.</div>
<div align="justify">
Pada akhir upacara, biasanya diselenggarakan pagelaran wayang kulit dengan lakon
cerita "Makukuhani" atau "Sri Mulih" atau "Sri Boyong" yang mengisahkan legenda
Dewi Sri sebagai lambang kemakmuran agar terus bersemayam di dusun tersebut.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-66509443029769744252013-01-12T19:02:00.004+07:002013-01-12T19:02:49.245+07:00Upacara Adat Jodhangan Cerme<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Adat Jodhangan Cerme </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Dusun Srunggo, Desa Selopamioro Imogiri, Bantul INDONESIA<br />
</div>
</div>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Desa Selopamioro memiliki berbagai kegiatan sosial dan seni budaya. Salah satu
kegiatan budaya adalah Jodhangan. Upacara ini dilaksanakan di pelataran Goa Cerme
di perbukitan Imogiri yang terletak di dusun atau Srunggo I dan Srunggo II. Upacara
Jodhangan yang sudah berlangsung turun temurun. Sesuai tradisi, upacara tersebut
dilaksanakan Ahad Pahing di bulan Besar (Dzulhijjah) menurut kalender Jawa. </div>
<div align="justify">
Upacara diawali dengan menggunting buntal kemudian dilaksanakan kirab 18 jodhang
di Balai desa Selopamioro menuju gua cerme sejauh 1 kilometer, dipikul dengan
jalan kaki. Sebagian besar warga Srunggo, terutama yang mengikuti kirab, mengenakan
busana jawa. Sebagai rangkaian upacara budaya, sebelumnya diadakan bersih desa
yang mengandung makna menjauhkan warga Srunggo dari hal-hal yang sifatnya negatif,
seperti hubungan antar warga yang tidak harmonis, lunturnya semangat untuk memajukan
daerah dan sebagainya </div>
<div align="justify">
Di dalam jodhang atau usungan itu berisi nasi beserta lauk pauk untuk kenduri,
sayur mayur, buah-buahan serta padi yang sudah menguning. Seluruh isi jodhang
itu melambangkan kemakmuran dari warga dua desa, Srunggo I dan II. Mereka bersyukur
atas limpahan rahmat, berkat dan rejeki. Mereka juga memohon agar di tahun-tahun
mendatang tetap mendapatkan limpahan rejeki, rahmat dan berkat Tuhan. </div>
<div align="justify">
Selain jodhang buatan warga 18 RT di dua dusun Srunggo tersebut, ada satu jodhang
besar yang dibuat secara khusus atas pesanan 15 warga di luar desa Srunggo. Mereka
mempunyai ujub khusus yang berbeda-beda. Ada yang minta kepada Tuhan YME agar
hasil panen padi miliknya hasilnya tetap bagus; ada yang berujub agar usahanya
berhasil, diberi ketentraman lahir batin dan ada yang memohon kepada Tuhan agar
penyakit yang diderita keluarganya segera sembuh. </div>
<div align="justify">
Di jaman para Wali dulu, konon gua ini tempat bermusyawarah para tokoh Islam
itu. Sebagian masalah yang menjadi bahan pembicaraan adalah bagaimana kiat-kiat
para wali dalam memberikan ceramah dan syiar agar warga masyarakat dengan rela
memeluk agama Islam.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-54661628605110507812013-01-12T19:02:00.002+07:002013-01-12T19:02:21.300+07:00Upacara Adat Grebeg Maulud<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Garebeg Maulud </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta INDONESIA 55122<br />
</div>
</div>
<ul class="hotel_menu">
<li><a href="http://gudeg.net/id/directory/72/307/Garebeg-Maulud.html#galeri">Galeri Foto</a></li>
</ul>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<br />
<div align="justify">
<em><img align="left" alt="" border="0" src="http://gudeg.net/images/upload/grebeg_maulud.jpg" style="margin: 0px 15px 10px 0px;" />Gerebeg</em> atau <em>grebeg</em> mempunyai arti "suara angin". Garebeg merupakan salah satu adat Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat yang untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Sultan Hamengku Buwana
I. Upacara kerajaan ini melibatkan seluruh Kraton, segenap aparat kerajaan serta
melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Secara formal, garebeg bersifat keagamaan
yang dikaitkan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW serta kedua hari raya Islam
(Idul Fitri dan Idhul Adha). </div>
<div align="justify">
Garebeg secara politik juga menjabarkan gelar Sultan yang bersifat kemuslimatan
(<em>Ngabdurrahman Sayidin Panotogomo Kalifatullah</em>). Selama satu tahun terdapat tiga kali upacara garebeg yaitu Garebeg Mulud,
Garebeg Besar, dan Garebeg Sawal yang diselenggarakan di kompleks Kraton dan lingkungan
sekitarnya, seperti di Alun-alun Utara.</div>
<div align="justify">
Garebeg Mulud diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran (<em>maulid</em>) Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada tanggal 12 Rabiulawal. Bulan Rabiulawal
disebut juga bulan Mulud dalam kalender Jawa-Islam. Itulah sebabnya garebeg yang
diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, disebut Garebeg
Mulud. Sebenarnya tanggal 12 Rabiulawal mempunyai dua arti penting dalam riwayat
hidup Sang Nabi, karena diyakini oleh umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW lahir
dan wafat pada tanggal dan bulan yang sama.</div>
<div align="justify">
Tradisi memperingati hari lahir Sang Nabi ini baru tumbuh setelah agama Islam
berkembang luas ke negara-negara lain di luar jazirah Arab. Hari lahir Nabi Muhammad
SAW bukanlah hari raya resmi Islam, sebab Islam hanya mengenal dua hari raya,
yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW sebagai
upacara kerajaan ini dipelopori oleh Kesultanan Demak, dari zaman ke zaman dilestarikan
oleh para raja Jawa yang kemudian dikenal sangat populer sebagai Garebeg Mulud.</div>
<div align="justify">
Sebelum Garebeg Mulud diselenggarakan, terdapat beberapa kegiatan adat yang dilaksanakan
dalam lingkungan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu: <br />
- Upacara Gladi Resik untuk kesiapan prajurit Kraton oleh Bupati Nayoko Kawedanan
Ageng Prajurit, <br />
- Upacara Numplak Wajik sebagai tanda permulaan pembuatan gunungan, <br />
- Upacara Miyosipun Hajad Dalem sebagai puncak upacara dengan mengiring keluarnya
Hajad Dalem yang berujud gunungan dari dalam Kraton ke Masjid Besar oleh Kyai
Pengulu Kraton.</div>
<div align="justify">
Selain Garebeg Mulud, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga menyelenggarakan
Garebeg Mulud Dal yang terjadi setiap satu windu sekali, dan dilaksanakan secara
istimewa dengan penuh kemegahan, serta lebih banyak mengungkapkan unsur-unsur
kebudayaan lama identitas raja, kerajaan Jawa.</div>
<div align="justify">
Dalam Garebeg Mulud Dal, Sultan hadir di Masjid Besar di tengah publik dengan
memperlihatkan tradisi Kejawen yang penuh dengan unsur-unsur kebudayaan Jawa Kuno,
berbagai macam pusaka Kraton yang sangat keramat sebagai pernyataan tradisional
bahwa sultan dan Kasultanan Yogyakarta adalah ahli waris sah dari para raja dan
kerajaan Jawa terdahulu. Juga menyatakan sikap tradisional sultan sebagai wakil
dari suku bangsanya dalam memuliakan para leluhur.</div>
<div align="justify">
Kehadiran Sultan di Masjid Besar ditujukan juga untuk melakukan kegiatan religius
Islam yakni menendang tumpukan batu-bata yang ditempatkan di pintu terbuka di
pagar tembok bagian selatan Masjid Besar. Hal ini merupakan tindakan simbolik
yang melambangkan rakyat pada zaman Kasultanan Demak secara resmi telah meninggalkan
agama Hindu�Budha untuk memeluk agama Islam. Upacara ini dilakukan hanya setiap
delapan tahun sekali atau sekali dalam sewindu.</div>
<div align="justify">
Gunungan Mulud Dal disebut sebagai Gunungan Kutug atau Gunungan Bromo. Di bagian
puncak, diberi lubang untuk menampakkan sebuah anglo berisi bara yang membakar
segumpal besar kemenyan, sehingga secara terus menerus mengepulkan asap tebal
jika dihembus angin. Pajangannya berupa beraneka macam kue berwarna-warni hampir
sama dengan pajangan Gunungan Lanang, bervariasi dengan Gunungan Wadon. Di bagian
bawah, beralaskan kain <em>banung tulak</em> dan diletakkan tegak di atas sebuah nampan raksasa berkerangka kayu berukuran
2 x 1,5 m.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-56333724858228806602013-01-12T19:01:00.000+07:002013-01-12T19:01:09.917+07:00Upacara Adat Babat Dalan Giring<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="daftar_baris">
<div class="daftar_judul">
<h1>
Babat Dalan Giring </h1>
</div>
<div class="daftar_alamat">
Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul INDONESIA</div>
<div class="daftar_alamat">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwWxIbsC8ivymUWNQi0mYQajWrunMmT0m0kkOY2HwbdP6IxU6WbiHQZmvt3Q2FVv7usLi28_B9yNidD5S8yWYwexxlccC7r9btpbYda_suR4gahzhyNBTKzO6NMJTEbUNifypI4s9LOfg/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwWxIbsC8ivymUWNQi0mYQajWrunMmT0m0kkOY2HwbdP6IxU6WbiHQZmvt3Q2FVv7usLi28_B9yNidD5S8yWYwexxlccC7r9btpbYda_suR4gahzhyNBTKzO6NMJTEbUNifypI4s9LOfg/s1600/1.jpg" /></a></div>
</div>
<br class="clear" />
<div class="konten-data">
<div align="justify">
Desa Giring merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Paliyan. Desa yang terletak
di bagian selatan Kota Wonosari ini wilayahnya relatif dekat dengan jalan raya.
Oleh karena itu, jaringan listrik sudah masuk hampir di semua wilayah Giring.
Ada enam dusun yang ada di bawah Desa Giring, yaitu Bulu, Singkil, Pengos, Gunungdawa,
Pulebener, dan Nasri. Mayoritas wilayah Desa Giring, merupakan tanah kering, dan
sebagian berupa hutan, sedikit tanah sawah dengan variasi tanaman jagung, ubi
kayu, kacang tanah, dan kedelai. Sebagian besar rumah tangga Desa Giring masih
mengkonsumsi kayu bakar untuk keperluan dapurnya. Kebutuhan air dipenuhi dari
sungai atau danau yang ada di desa tersebut.</div>
<div align="justify">
Desa Giring mengingatkan adanya nama tokoh yang cukup dikenal. Dari cerita yang
berkembang dalam masyarakat mengenai desa tersebut. Desa Giring memang terkait
dengan beberapa peristiwa, seperti misalnya upacara Babat Dalan yang terkait dengan
tokoh Ki Ageng Giring, yang dulu dikenal dengan nama Kyai Ageng Wonomenggolo,
putra Majapahit Prabu Brawijaya IV.</div>
<div align="justify">
Menurut cerita, dahulu di Giring dan Sada pernah terjadi wabah atau pagebluk.
Para tokoh masyarakat kemudian berupaya mencari makam Ki Ageng Giring. Pada saat
mencari makam tersebut, di sepanjang jalan mereka "<em>mbabati</em>" atau membersihkan jalan yang menuju ke lokasi makam. Sepanjang jalan mereka
mendapati sebidang tanah yang bau wangi dan tulang/bangkai burung berceceran disekitarnya.
Saat membuat jalan tersebut, ditemukan beberapa buah benda yaitu tutup kepala
dan sebuah tongkat (diberi nama <em>teken</em> dan <em>kethu</em>) yang dipercayai bahwa benda tersebut milik Ki Ageng Giring.
<br />Para pencari makam tadi melakukan semedi dan berjanji akan melakukan syukuran
"<em>ambengan</em>" bila Desa Giring dan Sada dapat kembali seperti dulu tanpa pagebluk. Ki Ageng
Giring secara kebetulan disemayamkan di Desa Sada.</div>
<div align="justify">
Cerita tersebut mengandung ajaran kepada seseorang untuk "membersihkan jiwa dari
hal-hal yang tidak baik", mengingat Ki Ageng Giring adalah murid Sunan Kalijaga.
Dahulu masyarakat setempat melaksanakan upacara ini di masjid Sada dengan sarana
upacara adalah "<em>ringin kurung</em>" harus diikat dengan janur, dan mereka membawa <em>clathung</em> (arit) untuk mengambil janur yang dipasang pada <em>pohon kukun</em> (yang ditanam oleh sesepuh Giring). </div>
<div align="justify">
Sekitar tahun 1985, upacara Babat Dalan sudah tidak lagi diperhatikan oleh masyarakat
setempat, khususnya Desa Giring. Kini upacara tersebut hanya diselenggarakan secara
individual dengan membuat ambengan dan pengajian. Orang-orang dusun sendiri membawa
ambengan, yaitu nasi di tenggok dan <em>lawuhan</em> (lauk pauk).</div>
<div align="justify">
Upacara Babat Dalan diselenggarakan satu tahun sekali di Desa Giring dan Desa
Sada, setelah petani panen padi yaitu pada hari Jumat kliwon pukul 15.00 WIB.
Upacara ini diadakan pada hari tersebut karena ada hubungannya dengan saat utusan
dari Kraton mencari tempat makamnya Ki Ageng Giring. Dahulu upacara tersebut dilaksanakan
secara bersama-sama di Desa Giring, namun dalam perkembangannya, kedua desa masing-masing
melaksanakan sendiri. </div>
<div align="justify">
Tujuan utama diadakannya upacara ini untuk mengingatkan ajaran–ajaran Ki Ageng
Giring yang terkandung dalam upacara Babat Dalan yaitu mendekatkan diri kepada
Yang Maha Agung, keprihatinan, dan keteguhan hati dalam keimanan. Selain itu,
berkaitan pula dengan adanya kepercayaan supaya warga desa diberi keselamatan
dan kesejahteraan dengan mengadakan upacara tradisional tersebut.</div>
<div align="justify">
Pada hari Kamis Wage, dusun-dusun yang berada di wilayah Desa Giring, mengadakan
malam tirakatan, dan pada pagi harinya, Jumat Kliwon, semua sesaji yang telah
dipersiapkan dibawa ke balai desa tempat upacara. </div>
<div align="justify">
Sesaji yang diperlukan dalam upacara Babat Dalan berupa:
<br />- Abon–abon, yang berisi kemeyan, tembakau, kemmbang telon, dan sekedar uang,
<br />- Jenang, dengan warna abang, abang-putih, baro-baro, moncowarno, pliringan,
dan blowok
<br />- Tumpeng, yaitu among-among, tempung asmpur, ambengan, nasi wudhuk-ingkung ayam,
jadah woran, abon kelapa, pisang ayu, brakahan (polo kependhem, polo gumantung),</div>
<div align="justify">
Setiap sesaji mempunya makna dan tujuan tertentu:
<br />- Nasi liwet, untuk menghormati yang menjaga kelestarian luar dan dalam rumah
masing–masing,
<br />- Jenang merah putih, untuk menghormati terjadinya kedua wahyu dari ayah dan
ibu,
<br />- Jenang merah, untuk menghormati penguasa Sangkala yaitu Baginda Ambyah,
<br />- Jenang baro–baro, untuk peringatan wahyu yang lahir bersama penetapan namun
lain tempat,
<br />- Jenang moncowarno, untuk memperingati kiblat empat lima yang ditempati,
<br />- Jenang piringan, untuk memperingati sahabatnya Nyai Roro Kidul,
<br />- Tumpeng Among, untuk memperingati malaikat pamomong semua warga masyarakat
dan hak pemilikan semua warga,
<br />- Tumpeng Sampur, untuk melambangkan saat menerima wahyu agar bisa sempurna dan
lestari,
<br />- Nasi Ambeng, untuk peringatan para arwah leluhur yang telah mendahului menghadap
Yang Maha Agung,
<br />- Nasi Memule, untuk peringatan semua yang ada di muka bumi dan di bawah langit,
<br />- Nasi Tumpeng Batok Bolu, untuk peringatan yang berkewajiban menjaga sebelah
pintu kiri luar dan dalam,
<br />- Apem Goreng, permohonan ampun bilamana banyak kesalahan para arwah leluhur
agar semua sukma yang masih di pintu neraka segera diterima disisi Yang Maha Agung,
<br />- Nasi Tumpeng Alus, permohonan agar semua permintaan dikabulkan,
<br />- Pisang Ayu, untuk <em>mangayu–ayuning bawono murih raharjaning praja</em> dalam arti semua keberadaan di muka bumi dari Yang Maha Agung wajib dilestarikan,
<br />- Brakalan (polo kependem, polo rambat), untuk mengingatkan bahwa masa hidupnya
Ki Ageng Giring adalah petani yang menanam jenis tanaman tersebut dan tidak lupa
makan jenis makanan tadi, yang menggambarkan cara hidup sederhana.</div>
<div align="justify">
Sebelum acara dimulai, pemimpin upacara membacakan satu per satu jenis sesaji,
dan para pesertanya menyetujui dan membenarkannya. Tepat pukul 15.00 WIB, upacara
dimulai dengan mengikrarkan ujub oleh sesepuh desa disertai dengan pembakaran
kemenyan dan pembacaan mantra suci, yaitu pemusatan hati ke alam semedi menurut
kepercayaan masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan doa selamat.</div>
<div align="justify">
Selesai doa selamat, semua sesaji yang berupa nasi dan lauk pauk dimakan bersama.
Biasanya ada sisa nasi yang dibawa pulang, baik untuk keluarga yang tidak bisa
ikut upacara, maupun untuk dikeringkan menjadi aking. Aking tersebut dicampur
dengan benih padi agar ketika benih tersebut disebarkan di lahan, para warga akan
memperoleh hasil panen yang baik, karena sudah mendapat berkah dari Ki Ageng Giring.</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-49861148280429406922013-01-12T18:58:00.000+07:002013-01-12T19:02:02.482+07:00Upacara Adat Sekaten Jogja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Di wilayah
Kotamadya Yogyakarta, terdapat upacara adat yang disebut sebagai Sekaten atau
yang lebih dikenal dengan istilah Pasar Malam Perayaan Sekaten karena sebelum
upacara Sekaten diadakan kegiatan pasar malam terlebih dahulu selama satu bulan
penuh. Tradisi yang ada sejak zaman Kerajaan Demak (abad ke-16) ini diadakan
setahun sekali pada bulan Maulud, bulan ke tiga dalam tahun Jawa, dengan
mengambil lokasi di pelataran atau Alun-alun Utara Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Asal usul
istilah Sekaten berkembang dalam beberapa versi. Ada yang berpendapat bahwa
Sekaten berasal dari kata Sekati, yaitu nama dari dua perangkat pusaka Kraton
berupa gamelan yang disebut Kanjeng Kyai Sekati yang ditabuh dalam rangkaian
acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Pendapat lain mengatakan bahwa
Sekaten berasal dari kata suka dan ati (suka hati, senang hati) karena
orang-orang menyambut hari Maulud tersebut dengan perasaan syukur dan bahagia
dalam perayaan pasar malam di Alun-alun Utara.</div>
<img align="left" alt="" border="0" src="http://gudeg.net/images/upload/sekaten2009.jpg" style="margin: 0px 15px 10px 0px;" /> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Pendapat lain
mengatakan bahwa kata Sekaten berasal dari kata syahadataini, dua kalimat dalam
Syahadat Islam, yaitu syahadat taukhid (Asyhadu alla ila-ha-ilallah) yang
berarti "saya bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah" dan syahadat
rasul (Waasyhadu anna Muhammadarrosululloh) yang berarti "saya bersaksi
bahwa Nabi Muhammad utusan Allah".</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Upacara Sekaten
dianggap sebagai perpaduan antara kegiatan dakwah Islam dan seni. Pada awal
mula penyebaran agama Islam di Jawa, salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan
Kalijaga, mempergunakan kesenian karawitan (gamelan Jawa) untuk memikat
masyarakat luas agar datang untuk menikmati pergelaran karawitan-nya dengan
menggunakan dua perangkat gamelan Kanjeng Kyai Sekati. Di sela-sela pergelaran,
dilakukan khotbah dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Bagi mereka yang
bertekad untuk memeluk agama Islam, diwajibkan mengucapkan kalimat Syahadat,
sebagai pernyataan taat kepada ajaran agama Islam.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Di kalangan
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, muncul keyakinan bahwa dengan ikut
merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang bersangkutan akan mendapat
pahala dari Yang Maha Agung, dan dianugerahi awet muda. Sebagai syarat, mereka
harus menguyah sirih di halaman Masjid Agung Yogyakarta, terutama pada hari
pertama dimulainya perayaan Sekaten. Oleh karena itu, selama perayaan, banyak
orang berjualan sirih dengan ramuannya, nasi gurih beserta lauk-pauknya di
halaman Kemandungan, di Alun-alun Utara atau di depan Masjid Agung Yogyakarta.
Bagi para petani, dalam kesempatan ini memohon pula agar panenannya yang akan
datang berhasil. Untuk memperkuat tekadnya ini, mereka membeli cambuk untuk
dibawa pulang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Sebelum upacara
Sekaten dilaksanakan, diadakan dua macam persiapan, yaitu persiapan fisik dan
spiritual. Persiapan fisik berupa peralatan dan perlengkapan upacara Sekaten,
yaitu Gamelan Sekaten, Gendhing Sekaten, sejumlah uang logam, sejumlah bunga
kanthil, busana seragam Sekaten, samir untuk niyaga, dan perlengkapan lainnya,
serta naskah riwayat maulud Nabi Muhammad SAW.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Gamelan Sekaten
adalah benda pusaka Kraton yang disebut Kanjeng Kyai Sekati dalam dua rancak,
yaitu Kanjeng Kyai Nogowilogo dan Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan Sekaten
tersebut dibuat oleh Sunan Giri yang ahli dalam kesenian karawitan dan disebut-sebut
sebagai gamelan dengan laras pelog yang pertama kali dibuat. Alat pemukulnya
dibuat dari tanduk lembu atau tanduk kerbau dan untuk dapat menghasilkan bunyi
pukulan yang nyaring dan bening, alat pemukul harus diangkat setinggi dahi
sebelum dipuk pada masing-masing gamelan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Sedangkan
Gendhing Sekaten adalah serangkaian lagu gendhing yang digunakan, yaitu Rambu
pathet lima, Rangkung pathet lima, Lunggadhung pelog pathet lima, Atur-atur
pathet nem, Andong-andong pathet lima, Rendheng pathet lima, Jaumi pathet lima,
Gliyung pathet nem, Salatun pathet nem, Dhindhang Sabinah pathet em, Muru
putih, Orang-aring pathet nem, Ngajatun pathet nem, Batem Tur pathet nem,
Supiatun pathet barang, dan Srundeng gosong pelog pathet barang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Untuk persiapan
spiritual, dilakukan beberapa waktu menjelang Sekaten. Para abdi dalem Kraton
Yogyakarta yang nantinya terlibat di dalam penyelenggaraan upacara
mempersiapkan mental dan batin untuk mengembang tugas sakral tersebut. Terlebih
para abdi dalem yang bertugas memukul gamelan Sekaten, mereka mensucikan diri
dengan berpuasa dan siram jamas.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Sekaten dimulai
pada tanggal 6 Maulud (Rabiulawal) saat sore hari dengan mengeluarkan gamelan
Kanjeng Kyai Sekati dari tempat persemayamannya, Kanjeng Kyai Nogowilogo
ditempatkan di Bangsal Trajumas dan Kanjeng Kyai Guntur Madu di Bangsal
Srimanganti. Dua pasukan abdi dalem prajurit bertugas menjaga gamelan pusaka
tersebut, yaitu prajurit Mantrijero dan prajurit Ketanggung. Di halaman
Kemandungan atau Keben, banyak orang berjualan kinang dan nasi wuduk.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Lepas waktu
sholat Isya, para abdi dalem yang bertugas di bangsal, memberikan laporan
kepada Sri Sultan bahwa upacara siap dimulai. Setelah ada perintah dari Sri
Sultan melalui abdi dalem yang diutus, maka dimulailah upacara Sekaten dengan
membunyikan gamelan Kanjeng Kyai Sekati.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Yang pertama
dibunyikan adalah Kanjeng Kyai Guntur Madu dengan gendhing racikan pathet
gangsal, dhawah gendhing Rambu. Menyusul kemudian dibunyikan gamelan Kanjeng
Kyai Nogowilogo dengan gendhing racikan pathet gangsal, dhawah gendhing Rambu.
Demikianlah dibunyikan secara bergantian antara Kanjeng Kyai Guntur Madu dan
Kanjeng Kyai Nogowilogo. Di tengah gendhing, Sri Sultan datang mendekat dan
gendhing dibuat lembut sampai Sri Sultan meninggalkan kedua bangsal. Sebelumnya
Sri Sultan (atau wakil Sri Sultan) menaburkan udhik-udhik di depan gerbang
Danapertapa, bangsal Srimanganti, dan bangsal Trajumas.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Tepat pada pukul
24.00 WIB, gamelan Sekaten dipindahkan ke halaman Masjid Agung Yogyakarta dengan
dikawal kedua pasukan abdi dalem prajurit Mantrijero dan Ketanggung. Kanjeng
Kyai Guntur Madu ditempatkan di pagongan sebelah selatan gapuran halaman Masjid
Agung dan Kanjeng Kyai Nogowilogo di pagongan sebelah utara. Di halaman masjid
tersebut, gamelan Sekaten dibunyikan terus menerus siang dan malam selama enam
hari berturut-turut, kecuali pada malam Jumat hingga selesai sholat Jumat siang
harinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Pada tanggal 11
Maulud (Rabiulawal), mulai pukul 20.00 WIB, Sri Sultan datang ke Masjid Agung
untuk menghadiri upacara Maulud Nabi Muhammad SAW yang berupa pembacaan naskah
riwayat maulud Nabi yang dibacakan oleh Kyai Pengulu. Upacara tersebut selesai
pada pukul 24.00 WIB, dan setelah semua selesai, perangkat gamelan Sekaten
diboyong kembali dari halaman Masjid Agung menuju ke Kraton. Pemindahan ini
merupakan tanda bahwa upacara Sekaten telah berakhir.</div>
<br class="clear" /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-79130851162111823122013-01-12T18:55:00.003+07:002013-01-12T18:58:49.776+07:00Upacara Adat Saparan, Bekakak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEger7GmM5nTCpIDnGehZ_9yYNwE_labp57G_lHeeJ-kSThhJQI9Fe8UTTfEsfanJr2qHjWdNwBhJ6m9DB2nyU1PH5FkF8132hvDtR3MrQdp-59rMt482kJmTD8pamRc4kpABEu1Sw60Kpc/s1600/4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEger7GmM5nTCpIDnGehZ_9yYNwE_labp57G_lHeeJ-kSThhJQI9Fe8UTTfEsfanJr2qHjWdNwBhJ6m9DB2nyU1PH5FkF8132hvDtR3MrQdp-59rMt482kJmTD8pamRc4kpABEu1Sw60Kpc/s320/4.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Jogjanews.com -</b> Upacara Adat Saparan Bekakak kembali
akan digelar Jumat (2/12) pukul 14.00 WIB di Desa Ambarketawang
Gamping Sleman. Pelaksanaan upacara adat Saparan Bekakak kali ini
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya dimeriahkan dengan pasukan
“Ogoh-Ogoh”, “Gendruwo” dan “Wewe Gombel”.<br />
<br />
Ketua panitia, Frans Haryono, Selasa (25/12) menjelaskan Upacara
Adat Saparan Bekakak akan dimulai dengan pembuatan bekakak di Dukuh
Gamping Kidul pada Kamis (27/12) mulai pukul 08.00-17.00 WIB.<br />
<br />
Dilanjutkan kenduri oleh warga masyarakat ditempat penyembelihan
bekakak di Gamping Kidul RT 02/ RW 16. Malam harinya dilakukan
pengambilan Tirto Dono Jati dari Umbul Tlogosari Gunung Gamping dipimpin
Lurah Magersari diikuti Santri Kanigoro, Kelompok Slawatan
Watulangklah, prajurit bregada pembawa Tirto Dono Jati dari Mejing Kidul
serta prajurit putri.<br />
<br />
Air tirto Dono Jati dibawa dalam bentuk kirab budaya menuju
Kademangan Ambarketawang bersama dengan Bekakak, “Ogoh-Ogoh”, “Gendruwo”
dan “Wewe Gombel” dengan dikawal oleh prajurit Wirosuto dari Gamping
Tengah dengan penerangan “oncor’.<br />
<br />
Selanjutnya dilakukan upacara midodareni dan kenduri di Balai Desa
Ambarketawang dilanjutkan pada pukul 22.00 WIB dengan pagelaran wayang
kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Sutono Hadi Suyitno dengan lakon
“Gatotkaca Mbangun Pringgodani”.<br />
<br />
Jum’at (28/12) mulai pukul 10.00 – 11.30 WIB, pasangan bekakak dan
berbagai gunungan dapat dilihat oleh masyarakat umum di Balai Desa
Ambarketawang. Mulai pukul 13.00-14.00 WIB dilantunkan gending uyon-uyon
atau karawitan.<br />
<br />
<br />
Pada pukul 14.00 WIB Bekakak, Tirto Dono Jati diarak menuju lapangan
Kademangan Ambarketawang untuk mengawali prosesi acara. Pukul 15.00 WIB
upacara dimulai dengan laporan Wiromanggolo, Beksan Gambyong, pelepasan
burung merpati putih<i> </i>dilanjutkan dengan prosesi kirab yang didukung oleh beberapa bregada utama.<br />
<br />
Yaitu Bregada Mejing Kidul, Delingsari, Gamping Kidul, Gamping Lor,
dan berbagai breagada dan peserta kirab budaya menuju petilasan di
Gamping Kidul dan petilasan Gunung Gamping di Tlogo untuk dilakukan
penyembelihan bekakak.<br />
<br />
Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Drs. Untoro
Budiharjo mengatakan bahwa upacara adat Saparan Bekakak merupakan event
besar yang telah masuk dalam kalender event Kabupaten Sleman maupun
Propinsi DIY.<br />
<br />
"Bahkan gaungnya sudah menasional, sehingga kehadirannya sangat
dinanti-nantikan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah, bahkan oleh
wisatawan luar daerah serta mancanegara yang sedang berada di
Yogyakarta," kata Untoro Budiharjo.<br />
<br />
Sehubungan dengan hal tersebut pihaknya mengharapkan para pengunjung
dan wisatawan agar bisa tertib khususnya saat menyaksikan kirab
berlangsung sehingga tidak menggangu pelaksanaan kirab
tersebut. Mengingat pelaksanaannya menggunakan jalur transportasi umum,
yaitu sebagian ruas jalan Wates dan Ring Road Barat, maka sudah barang
tentu pelaksanaan upacara adat ini sedikit banyak mengganggu pengguna
jalan.<br />
<br />
Oleh karenanya, pihaknya minta maaf kepada masyarakat umum khususnya
para pengguna jalan di jalur yang terpaksa ditutup sementara untuk
pelaksanaan kirab, termasuk sebagian ruas jalan ring-road (jalan
lingkar) barat dan sebagian ruas jalan Wates yang digunakan sebagai
jalur kirab.<br />
<br />
Pengalihan arus dari arah barat di jalan Wates akan dilakukan di
pertigaan Klangon ke arah utara menuju Gedongan dan Tempel, pertigaan
Universitas Mercubuana ke utara menuju Godean, dan perempatan Depok di
sebelah timur SPBU Ambarketawang ke arah utara. Sedangkan dari arah
timur akan dilakukan pengalihan di perempatan ringroad Pelemgurih ke
arah utara.-<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-26888659476900047532013-01-12T18:52:00.003+07:002013-01-12T18:52:32.922+07:00IPA & IPS disatukan, Guru terbebani<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyYLeKoOzDNBM3nQdhH19LR9JEuK20EjDrhbRvflUNp6fP7EadNe__37HzbWJOHNk9vO-nbR2EQaLqCNnc9Uchwqh4ZS7ZzuD7sic1lCS5gd5gEYjmYGg2rrELsRpIWT9uayvCOlKOByQ/s1600/3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyYLeKoOzDNBM3nQdhH19LR9JEuK20EjDrhbRvflUNp6fP7EadNe__37HzbWJOHNk9vO-nbR2EQaLqCNnc9Uchwqh4ZS7ZzuD7sic1lCS5gd5gEYjmYGg2rrELsRpIWT9uayvCOlKOByQ/s1600/3.jpg" /></a></div>
<strong>JOGJA</strong> - Pengintegrasian
pembelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran (mapel) lain
meresahkan para guru. Guru menilai akan menjadi beban karena kompleksnya
materi yang akan dipelajari.Hal tersebut bisa dimaklumi. Dengan
pengintegrasian tersebut, beban suatu mapel dirasa semakin bertambah.
Apalagi setiap materi pembelajaran memiliki standar kompetensi
kompetensi dasar (SKKD) sendiri.Pakar kurikulum UNY Prof. Anik Ghufron
mengimbau guru tidak resah dengan perubahan tersebut. Menurut Anik,
pemerintah telah mempersiapkan desain pembelajaran di masing-masing
mapel. Sehingga, materi yang diajarkan tidak akan membebani
guru.”Masyarakat tidak perlu bingung dengan adanya perubahan yang
bersifat tematik. Dengan adanya motode tematik integratif disesuaikan
pula beban pembelajaran setiap mapelnya,” terang Anik (11/1).Anik
menjelaskan, tujuan pemerintah menerapkan kurikulum tematik pada
pendidikan dasar guna menyesuaikan visi pendidikan nasional untuk
memberi dasar-dasar keilmuan. Sehingga pada usia sekolah dasar murid
tidak terbebani pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan
kognitifnya.Mengenai kesiapan guru, menurut Anik bisa melalui Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Anik mengatakan, PGSD juga telah
mempersiapkan pembelajaran yang sifatnya tematik integratif dan sudah
dilakukan sejak lama. Jadi menurutnya tidak ada masalah jika kurikulum
2013 diterapkan.Guru Besar FIP UNY ini mengatakan perubahan kirukulum
dilakukan supaya kegiatan mengajar guru di sekolah bukan rutinitas.
”Selama ini guru tidak mengetahui pembelajaran yang dilakukan dalam
kelas KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) atau bukan,” jelasnya.
Pemerintah belum menetapkan metode
tamatik intergratif tersebut. Apakah nantinya diterapkan di seluruh
jenjang SD atau hanya kelas I-III SD saja.Pemerintah menjanjikan dalam
kurikulum 2013 akan lebih meringankan beban guru. Pada uji publik di UNY
beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh
mengatakan inti dari kurikulum 2013 adalah upaya penyederhanaan dan
tematik integratif.Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan
dan penyempurnaan kurikulum 2013 lebih menekankan pada fonomena alam,
sosial, seni dan budaya. Titik beratnya bertujuan mendorong peserta
didik mampu lebih baik melakukan observasi dan nalar. Seperti belajar
organ tubuh (IPA) murid tidak perlu belajar terlalu mendalam soal
fungsi-fungsi tersebut. Murid cukup mengetahui organ yang terpenting dan
disusunnya dalam sebuah kalimat. Sehingga subtansi dari masing-masing
pengetahuan diterima dengan baik oleh murid. <strong>(bhn/iwa)</strong><br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-53867381195138325362013-01-12T18:51:00.004+07:002013-01-12T18:51:31.279+07:00Tugu Pal Putih (Hasil Revitalisasi) Diresmikan Wagub KGPAA Paku Alam IX<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRteYQseI2RcTfmXz4-d39dFaDtWKyUqiqDJABgwGUthywRHhQBzYiU42-9vZ96OJ1uKEm4IGuYTq20lqDib87v20ZksZ5p1KhJvpX57FgSLkylVoiXjRA7o9FJ3-n3xR-8x_ycdeo9vg/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRteYQseI2RcTfmXz4-d39dFaDtWKyUqiqDJABgwGUthywRHhQBzYiU42-9vZ96OJ1uKEm4IGuYTq20lqDib87v20ZksZ5p1KhJvpX57FgSLkylVoiXjRA7o9FJ3-n3xR-8x_ycdeo9vg/s320/2.jpg" width="320" /></a></div>
Jogjanews.com - Satu bangunan Cagar Budaya yang telah direvitalisasi
oleh Pemerintah DIY, Tugu Pal Putih (populer disebut Tugu Jogja)
diresmikan keberadaannya pada Selasa (18/12) siang.<br />
<br />
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam IX meresmikan Tugu Pal Putih di
perempatan Jalan Mangkubumi dan Jalan Jenderal Soedirman Yogyakarta
terlebih dahulu dengan melakukan pengguntingan bunga didepan Tugu Pal
Putih.<br />
<br />
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GBHP Yudhaningrat dalam laporannya
mengatakan revitalisasi Tugu Pal Putih meliputi pekerjaan pengamanan
bangunan Tugu Pal Putih dengan taman dan pedestrian, penggantian
kemuncak Tugu Pal Putih, pemasangan prodo emas di Kemuncak Tugu,
prasasti di empat sisi dan ornamen di tubuh Tugu.<br />
<br />
Selain itu, revitalisasi Tugu Pal Putih juga dilakukan dengan
pemasangan lanjutan batu andesit di empat simpang sampai zebra cross
perempatan jalan raya, pemasangan lampu spot di empat sisi pedestrian.<br />
<br />
“Tahun 2013 akan dilanjutkan dengan pembuatan outdoor diorama di lahan sisi tenggara Tugu Pal Putih,” terang Gusti Yudhaningrat.<br />
<br />
Peresmian hasil revitalisasi Tugu Pal Putih ditandai dengan
pengguntingan bunga di sisi selatan Tugu Pal Putih oleh Wakil Gubernur
DIY, Sri Paku Alam IX.<br />
<br />
Sejarah Tugu Pal Putih<br />
Dalam sejarahnya, Tugu merupakan persembahan rakyat Kerajaan
Ngayogyakarta Hadiningrat kepada rajanya, Sultan Hamengku Buwana I pada
tahun 1756 M. Pembangunan Tugu ini merupakan lambang persatuan
dankesatuan antara rakyat dan rajanya melawan Belanda.<br />
<br />
Tugu merupakan simbol manunggaling kawula gusti yang berarti
bersatunya pemimpin dengan yang dipimpin, persatuan dan kesatuan antara
manusia yang satu dengan yang lain secara horisontal dan hubungan
vertikal antara manusia dan Allah SWT.<br />
<br />
Tugu yang kemudian disebut sebagai Tugu Golong Gilig karena bentuk
puncak tugu yang bulat (golong) dan badannya berbentuk silindris atau
bulat panjang (gilig) setinggi 25 meter, yang menggambarkan persatuan
dan kesatuan itu tulus tanpa kecuali dan sempurna, 360 derajat tanpa ada
sudutnya.<br />
<br />
Gambar Tugu Golong Gilig ditemukan dalam arsip Belanda berupa lukisan
tangan berangka tahun 1848 dengan judul De Witte Paal te Djocja. <br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-37939973187945784552013-01-12T18:50:00.003+07:002013-01-12T18:50:45.239+07:00Sampai 31 Januari 2013, Kompetisi Desain Poster Berslogan Kampanye Hemat Energi <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO1hKAMhyphenhyphenfg1oMqGhel-S8M8nMWCfhQxHimzTSsPgNU9yqUO6M3lfuhqR-2ljJFMaVSzkNuUlk0oshSXYS93uyhnS3ihM_xCSmiWJCrY40jm5VK57RXbWEq55ebQpsmKxyxjRq89QCQHE/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO1hKAMhyphenhyphenfg1oMqGhel-S8M8nMWCfhQxHimzTSsPgNU9yqUO6M3lfuhqR-2ljJFMaVSzkNuUlk0oshSXYS93uyhnS3ihM_xCSmiWJCrY40jm5VK57RXbWEq55ebQpsmKxyxjRq89QCQHE/s320/1.jpg" width="226" /></a></div>
<strong>Jogjanews.com -</strong> Dalam rangka mendukung program ramah
lingkungan dalam bidang penghematan energi, PT. Grahamandiri
Management Terpadu (GMT) menyelenggarakan Kompetisi Desain Poster
Berslogan. PT Grahamandiri Manajemen Terpadu (GMT) Property Management
adalah perusahaan penyedia layanan managemen properti, bergerak dalam
operasional pengelolaan gedung.<br />
<br />
“Dapat kami sampaikan juga bahwa hasil poster pemenang akan kami
gunakan dalam operasional pengelolaan bangunan sebagai suatu metode
kampanye hemat energi,” tulis email dari PT GMT Property Management,
Jum’at (28/12).<br />
<br />
Berikut materi Kompetisi Desain Poster Berslogan PT Grahamandiri Manajemen Terpadu (GMT) Property Management:<br />
<br />
<strong>Ketentuan Desain</strong><br />
<ol>
<li>Desian berupa poster berslogan berkaitan dengan kesadaran
pemeliharaan gedung seperti penghematan energi (air dan listrik),
kebersihan di area gedung, kebersihan toilet, ketertiban area parkir,
himbauan/cara menggunakan peralatan gedung untuk keamanan dan
keselamatan, dll.</li>
<li>Contoh slogan, “Matikan Lampu Sebelum Meninggalkan Ruangan”, “Area
Bebas Rokok”, “Tutup Kran Setelah Digunakan”, “Gunakan Tangga Untuk
Situasi Darurat”, dll.</li>
<li>Slogan dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris</li>
<li>Syarat dan Ketentuan<ol>
<li>Lomba terbuka untuk mahasiswa dan umum</li>
<li>Karya harus orisinal dan belum pernah dipublikasikan</li>
<li>Setiap karya yangmasuk menjadi hak panitia</li>
<li>Mengisi formulir pendaftaran di website: <a href="http://www.gmtproperty.com/">www.gmtproperty.com</a></li>
<li>Desain terdiri dari minimal 3 tiga warna</li>
<li>Desain slogan di upload ke website <a href="http://www.gmtproperty.com/">www.gmtproperty.com</a>
dengan ukuran tidak lebih dari 300 KB, 20 desain terbaik akan dihubungi
untuk mengirimkan karya dalam bentuk hard copy dan soft copy</li>
<li>Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat</li>
<li>Tidak berlaku untuk karyawan dan keluarga GMT Group.</li>
</ol>
</li>
</ol>
<strong>Tahap Seleksi dan Pengumuman Pemenang</strong><br />
<ol>
<li>Hasil karya diterima paling lambat tanggal 31 Januari 2013 pukul 24.00 waktu GMT Jakarta</li>
<li>Pengumumanmelalui website <a href="http://www.gmtproperty.com/">www.gmtproperty.com</a> pada tanggal 21 februari 2013</li>
<li>Penyerahan hadiah pada tanggal14 Maret 2013</li>
</ol>
<br />
<strong>Kriteria Penilaian:</strong><br />
1.Orisinalitas dan Estetika<br />
2.Kesesuaian antara tema, desain dan slogan<br />
3.Kreatifitas, unsur warna desain dan pemilihan kata dalam slogan<br />
<br />
<strong>Dewan Juri:</strong><br />
-Pandita (Dinas P2B DKI Jakarta)<br />
-Frans Go (CEO GMT Property Management)<br />
-Ari Stefanus (CEO MIT Technology)<br />
-Peri Faraouk (Motivator di MNC News TV)<br />
<br />
<strong>Hadiah Kategori Umum </strong><br />
Juara I: Apple New Ipad 3WIFI-16 GB<br />
Juara II: Apple ipad Touch G4-8 GB<br />
Juara III: Samsung Android i5510 Galaxy 551<br />
<br />
<strong>Kategori Mahasiswa </strong><br />
Juara I: Samsung Galaxy Tab 2.7.0 Espresso<br />
Juara II: Samsung Camera WB 150F<br />
Juara III: Apple iPod Shuffle 4GB<br />
<br />
Jika ada hal yang kurang jelas dapat dilihat di <a href="http://www.gmtproperty.com/" target="_blank">www.gmtproperty.com</a> dan untuk pendaftaran peserta silakan masuk ke link <a href="http://www.gmtproperty.com/lomba.html" target="_blank">www.gmtproperty.com/lomba.html</a>. Untuk keterangan lebih lanjut hubungi SMS atau HP: <a href="tel:0858%201138%207411" target="_blank">0858 1138 7411</a> (Eliz) <a href="tel:085691651199" target="_blank">0856 9165 1199</a> (Indra).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-33377437440945413752013-01-12T18:48:00.000+07:002013-01-12T18:48:33.881+07:00Satu Tahun Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Suguhkan Beragam Tradisi Seni Budaya <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzWpfRuzZfR3-U_rJTcCx3XRevVFbXIAV7KQU_S2vz7_dYI1Jv9n4utbgpIozbucP1EA9hlX3kxt2kJ82OdFqWU9TtQqFm93D1lWDpJqqkbw0ulsKNjSK_q1Hg_gbufNJ8tU0wDJQPrN4/s1600/satu-tahun-royal-ambarrukmo-yogyakarta-suguhkan-beragam-tradisi-seni-budaya4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzWpfRuzZfR3-U_rJTcCx3XRevVFbXIAV7KQU_S2vz7_dYI1Jv9n4utbgpIozbucP1EA9hlX3kxt2kJ82OdFqWU9TtQqFm93D1lWDpJqqkbw0ulsKNjSK_q1Hg_gbufNJ8tU0wDJQPrN4/s320/satu-tahun-royal-ambarrukmo-yogyakarta-suguhkan-beragam-tradisi-seni-budaya4.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Jogjanews.com - </b>Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY)
memperingati ulang tahun pertama (1st anniversary) pada Minggu (25/11).
Sejumlah acara tradisi, seni dan budaya dihadirkan untuk resepsi
syukuran satu tahun RAY yang mengusung tema “Timeless Royal Heritage”.<br />
<br />
RAY hadir pertama pada 27 Oktober 2011 sebagai hotel bintang empat
hasil kerjasama antara PT Putra Mataram Indah Wisata sebagai pemilik
(owning) RAY serta PT Grahawita Santika (PT <i>GWS) sebagai pengelola RAY. </i><br />
<br />
Acara memperingati ulang tahun RAY sekaligus peresmian RAY diadakan
satu hari penuh sejak Minggu pagi hingga Senin pagi. Minggu pagi
diselenggarakan bersepeda wisata “Heritage Cycling Tour mulai pukul
06.00-10.00WIB dimulai dari halaman RAY menuju Candi Prambanan.<br />
<br />
Pada Minggu pagi juga diselenggarakan olahraga golf bersama Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam tajuk acara “Royal Swing under
the Majestic Mountain” di Merapi Golf Cangkringan dari 06.30-14.00 WIB.<br />
<br />
Acara resepsi syukuran ulang tahun pertama RAY dimulai pukul 18.00
dengan cocktail party untuk tamu undangan. Pukul 19.00 WIB dilakukan
acara resmi upacara syukuran di Royal Garden RAY dihadiri Gubernur DIY,
Sri Sultan Hamengku Buwono X.<br />
<br />
Acara ceremonial syukuran satu tahun RAY diisi dengan penandatanganan
prasasti peresmian RAY, launching buku Ambarrukmo dan pemberian
sertifikasi bintang lima yang semuanya dilakukan Sri Sultan Hamengku
Buwono X.<br />
<br />
Setelah ceremonial di Royal Garden RAY, para tamu disuguhi fashion
show “Royal Catwalk” oleh 25 designer anggota APPMI Yogyakarta dengan
tema “Indonesia Fashion Week 2013’ dan sajian Royal Jazz bersama
Komunitas Jazz Yogyakarta.<br />
<br />
Beragam kegiatan seni budaya yang difasilitasi RAY diselenggarakan di
Pendopo Agung Ambarrukmo mulai dari dolanan anak, sinau basa Jawa
(belajar bahasa Jawa), Jemparingan (memanah), macapat, teater perempuan,
tari klasik gaya Yogyakarta.<br />
<br />
Puncak kegiatan seni budaya di Pendopo Agung Ambarrukmo adalah
pertunjukan wayang kulit semalam utuh terbuka untuk umum dengan dalang
Ki Seno Nugroho yang mengetengah judul “Jabang Tetuko”-Lahirnya
Gathotkaca, generasi kedua Pandawa.<br />
<br />
Sementara di Karaton Ballroom yang disulap dengan dekorasi jaman dulu
untuk menggambarkan Sinar Bulan Louge” dihadirkan tembang kenangan
bersama Koes Hendratmo pada pukul 21.00 WIB.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-72631448654124137242012-09-03T10:50:00.000+07:002012-09-03T10:50:52.814+07:00Garin Nugroho Putar Film ‘Maklumat 5 September’ di Kepatihan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
JOGJA—Dalam rangka memperingati Maklumat 5 September 1945, Sineas
Garin Nugroho akan menggelar pemutaran film di Bangsal Kepatihan Jogja,
Rabu (5/9) malam. Film berjudul <em>Maklumat 5 September</em> ini adalah koleksi Badan Arsip dan Perpustakaan Darah DIY.<br />
Humas Pemda DIY Kuskasriati mengatakan selain menggelar pemutaran
film juga akan digelar diskusi bersama sejumlah pengamat sejarah dan
masyarakat umum. “Pemutaran film dan diskusi ini tujuannya melakukan
peringatan maklumat 5 September 1945,” katanya belum lama ini.<br />
Maklumat itu menandai peran DIY dalam usaha mempertahankan
kemerdekaan RI dengan menggabungkan diri dengan NKRI. Selain itu juga
dalam rangka syukuran selesainya pembahasan RUUK menjadi UUK DIY yang
rencananya diserahkan pada 4 September 2012. Ungkapan syukur itu dengan
cara melihat kilas balik sejarah.<br />
Garin akan ditemani sejarawan KH Jazid yang akan menjelaskan sejarah
tentang DIY. Diharapkan masyarakat bisa hadir dalam acara ini karena
bisa menjadi sumber pengetahuan sejarah DIY masa lalu.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-783681659659109812.post-743197407772862342012-09-03T10:25:00.003+07:002012-09-03T10:25:44.362+07:00Bandara Internasional Yoyakarta di pastikan pindah ke Kulon Progo <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Bandara internasional baru di DIY dipastikan berlokasi di Kulonprogo.
Pengganti Bandara Adisutjipto itu akan beroperasi pada 2016, setelah
pembangunannya dimulai 2014. Bandara baru akan berlokasi di Kecamatan
Temon, tepatnya antara Pantai Congot dan Pantai Glagah.<br />
<br />
Hal itu terungkap dalam presentasi hasil studi kelayakan (feasibility
study) oleh PT Angkasa Pura dan investor GVK Group dari India di
kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (9/8), dilanjutkan pembahasan
master plan bandara internasional dengan Kementerian Perhubungan
(Kemenhub), Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.<br />
<br />
"Feasibility study sudah jadi, kami menerima dan Gubernur (DIY) juga
setuju. Luas lahan yang dibutuhkan 637 hektar," kata Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S Gumay seusai pertemuan.<br />
<br />
Menurut Herry, lokasi di Kulonprogo dipilih karena memenuhi kriteria
terbaik dari seluruh aspek yang dianalisis dalam feasibility study,
termasuk kondisi tanah, faktor keselamatan dan operasional. Nilai
investasi belum dibahas, juga pembebasan lahan akan dibahas bersama
Bupati Kulonprogo.<br />
<br />
"Anggaran juga belum (dibuat), setelah detail desain diselesaikan," ujarnya.<br />
<br />
Dijelaskan, bandara internasional baru DIY dibuat dengan konsep terminal
dual linier yang mampu menampung hingga 10 juta penumpang/tahun.
Bandara bisa menampung 28 pesawat, terdiri 11 pesawat di garbarata dan
17 sisanya di area remote. Panjang 'runway' 3.250 meter bisa didarati
pesawat berbadan besar seperti Boeing 737 dan Airbus 380. Sebagai
perbandingan, panjang runway di Bandara Adisutjipto sekarang hanya 2.200
meter.<br />
<br />
"Kapasitas terminal bisa dikembangkan hingga bisa menampung 20 juta
penumpang/tahun. Panjang runway bisa diperluas hingga 3.600 meter. Tapi
pengembangan itu akan dilakukan pada tahap kedua, jika dibutuhkan.
Bandara ini juga akan dirancang terpadu dengan moda kereta api, juga
tidak tertutup kemungkinan dilengkapi jalan tol pada pembangunan tahap
dua," katanya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0