Destinsi Baru: Air Terjun Perawan Sidoharjo Kulonprogo



 Air Terjun di Jogja. Mendengar air terjun atau curug Sidoharjosaya langsung update infonya. Air terjun ini terletak di Kulonprogo.Curug Sidoharjo ini tepatnya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Arah paling mudah adalah start dari tugu terus ke barat menyusuri jl godean. Perempatan ring road masih terus kebarat, sampai di pasar godean perjalanan masih diteruskan sampai ke arah dekso kulon progo.
Dari sini ancar-ancar yang bisa digunakan adalah pasar dekso. Perkiraan dari tugu sampai dekso sekitar 1 jam perjalanan menggunakan motor. Jaraknya sekitar 5 km dari Pasar Dekso, setelah sampai di MTs Sidoharjo belok ke kiri dan melewati jalan yang menanjak, dan selanjutnya harus melawati jalan setapak di pinggir sawah dan hutan. Jika masih bingung kalau sudah sampai di sekitar pasar dekso bisa tanya langsung ke penduduk. Sedangkan papan nama dan penunjuk arah belum tersedia.
Ketika masuk dari jalan utama kiri kanan adalah pemandangan alam perawan yang memanjakan mata. Walaupun jalan belum terlalu bagus tapi bisa sambil menikmati bentangan alam desa yang segar. Karena belum terkelola dengan baik maka parkir kendaraan masih di lahan penduduk. Perjalanan sekitar 500 m selanjutnya dengan jalan kaki menyusuri rimbunya pohon pohon dan jalan setapak. Sampai di tujuan..terbayar sudah kelelahan menuju ke sana. Buliran titik titik air halus menerpa wajah saya.
Bagaimana tidak air terjun setinggi 30-40 meter membuat air yang jatuh memecah dan tertiup angin. Dari jarah beberapa puluh meter sudah membuat basah pakaian kami. Air terjun ini jatuh dari tebing batu dengan pemandangan kanan kiri yang ditumbuhi tanaman menghijau. Saat saya datang saya menjumpai beberapa ekor kera liar di sekitar curug. Nah bagi anda yang belum tau destinasi wisata baru ini, bisa menjadi alternatif berwisata di wilayah kulon progo. Tapi harus diingat karena debit air terjun ini sangat tergantung pada curah hujan. Jika musim kemarau air terjun ini debit air menyusut bahkan kering.

AGENDA JOGJA


Agenda










Ndalem Bantul: Kesempurnaan Hidup Ada Disini

Jl. KH. Ali Maksum No. 99, Panggung Harjo, Sewon, Bantul, Jogjakarta
telp: 0274 – 387506 fax: 0274 – 445336

Luar biasa! Itulah kata yang pas menggambarkan Ndalem Bantul. Sebuah wilayah yang semula sepi berubah sejak adanya tempat peristirahatan bernuansa etnik ini.  Ingin tahu seberapa menariknya Ndalem Bantul? Simak tulisan berikut ini!
Seperti namanya, Ndalem Bantul ada di wilayah Bantul, sebelah selatan kota Yogyakarta. Tepatnya di Panggung Harjo, Sewon, Bantul, Jogjakarta
Selain menawarkan suasana pedesaan yang kental, Ndalem Bantul memberikan privasi kepada pengunjung. Rumah peristirahatan yang terdiri atas delapan kamar dengan pemandangan taman yang asri dipadu kolam renang yang tertata apik ini pas bagi Anda yang ingin memanjakan diri dan menemukan kesempurnaan hidup.  Ada fasilitas kolam renang yang membuat badan Anda tetap segar. Ada juga fasilitas spa dan pijat di gazebo yang menjadikan Anda selalu sehat dan siap beraktivitas.
Ndalem Bantul juga memudahkan perjalanan Anda untuk mengunjungi tempat-tempat istimewa seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan atau Keraton Sultan Jogjakarta.
Tak hanya bagi mereka yang ingin berwisata, resort ini ideal bagi Anda yang ingin menyelesaikan bisnis di kota istimewa ini.  Resort ini juga dikelilingi oleh industri rumah tangga seperti kerajinan tangan dan perabotan rumah tangga. Anda bisa berkunjung sembari melihat peluang bisnis yang bisa tercipta di kemudian hari.
Selain itu agar Anda tetap memiliki informasi yang lengkap, setiap kamar memiliki fasilitas internet. Anda bisa begitu mudah berselancar di dunia maya sambil bersantai di Ndalem Bantul.
Sebuah gazebo berdiri begitu anggun di tengah resort . Anda bisa menikmati sarapan, makan siang dan malam sembari memandang jernihnya air di kolam renang  sambil menikmatin sarapan pagi atau minum teh atau kopi sore.
Selain kenyamanan tempat, Ndalem Bantul juga  memberikan layanan Spa bagi para wisatawan yang menginap maupun yang ingin merasakan treatment istimewa tanpa harus menginap di Ndalem Bantul.
Konsep resort dan spa ini memang sangat cocok karena lokasi Ndalem Bantul yang ada di wilayah pedesaan yang asri, sehingga memberikan rasa nyaman dan santai saat menikmati liburan bersama keluarga.


















Tipe Kamar Harga Keterangan
Sembodro Rp 600.000,00  kamar 4 x 6 meter, tempat tidur medium, AC, Mini Bar, Tea/Coffee Maker, Wifi, shower, water heater. 
Rama & Shinta Rp 800.000,00  kamar 6 x 6 meter, tempat tidur medium, AC, Mini Bar, Tea/Coffee Maker, Wifi, shower, water heater. 
Srikandi & Arjuna Rp 500.000,00  kamar 4 x 6 meter, tempat tidur medium, AC, Mini Bar, Tea/Coffee Maker, Wi-fi, shower, water heater 
Kresno Rp 360.000,00  kamar 3 x 4 meter, tempat tidur medium, AC, Mini Bar, Tea/Coffee Maker, Wifi, shower, water heater. 
Kunthi & Bima Rp 385.000,00  kamar 4 x 4 meter, tempat tidur medium, AC, Mini Bar, Tea/Coffee Maker, Wifi, shower, water heater. 

Kesenian JOGJAKARTA


Ada banyak kesenian tradisional di Jogjakarta atau Jawa. Berikut ini beberapa kesenian jawatradisional Jawa, yang juga merupakan budaya Jawa.
WAYANG
 Wayang dalam bentuk yang asli merupakan kreasi budaya orang Jawa yang berisi berbagai aspek kebudayaan Jawa. Wayang sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia.Pada jaman Neolitikum pertunjukan wayang awalnya terdiri atas upacara-upacara keagamaanyang berlangsung di malam hari untuk persembahan kepada ³Hyang´. Pertunjukan wayangceritanya menggambarkan jiwa kepahlawanan para nenek moyang yang ada dalam mitologi.Pada masa sekarang pertunjukan wayang sudah sangat berbeda jika dibandingkan dengan pertunjukan yang sama dimasa lampau. Dahulu wayang digambarkan sesuai dengan wajah nenek moyang.Orang Jawa gemar sekali menonton wayang karena ceritanya berisi pelajaran-pelajaran hidupyang sangat berguna yang dapat dijadikan pedoman dan tuntunan di dalam menjalani hidup dimasyarakat. Berdasarkan cerita dan penyajian kira-kira ada 40 jenis wayang yang ada diIndonesia, diantaranya wayang beber, wayang klithik, wayang kulit, wayang krucil dan wayangthengul atau wayang golek. Pementasan wayang selalu diiringi dengan musik gamelan.
WAYANG KULIT
 Wayang kulit biasanya dibuat dari kulit kerbau atau kulit lembu. Wayang kulit kini telah menjadiwarisan budaya nasional dan sudah sangat terkenal di dunia sehingga banyak orang asing yangdatang dan mempelajari seni perwayangan. Pertunjukan wayang kulit sampai saat ini tetapdigemari sebagai tontonan yang menarik, biasanya disajikan semalam suntuk.
WAYANG WONG
 Wayang Wong berarti wayang yang diperankan oleh manusia. Ceritanya juga hampir samadengan cerita-cerita pada wayang kulit namun dalangnya disamping sebagai piñata cerita tetapi juga sekaligus sebagai sutradara panggung.
WAYANG THENGUL / WAYANG GOLEK 
 Wayang Thengul/Wayang Golek adalah wayang berbentuk boneka dari kayu. ceritanya berasaldari kisah Menak. Orang suka menonton wayang ini karena gerakan-gerakan boneka kayu yangdidandani persis manusia ini sangat mirip dengan gerakan orang.
WAYANG KLITHIK 
 Wayang ini dibuat dari kayu papan dan nama ini berasal dari suara klithik-klithik sewaktudimainkan dan biasanya ceritanya adalah Damarwulan.
LANGEN MANDRA WANARA
 Langen Mandra Wanara yang merupakan kombinasi antara berbagai jenis tarian, tembang,drama dan irama gamelan adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Yogyakarta.Karakteristik tarian ini adalah para penarinya berdiri dengan lutut atau jengkeng sambil berdialogdan menyanyi µmocopat¶. Cerita langen mandra wanara diambil dari kisah ramayana denganlebih banyak menampilkan wanara/kera.
KETHOPRAK 
 Kethoprak adalah kesenian tradisional yang penyajiannya dalam bahasa Jawa ceritanya bermacam-macam berisi dialog tentang sejarah sampai cerita fantasi serta biasanya selaludidahului dengan tembang Jawa. Kostum dan dandanannya menyesuaikan dngan adegan dan jalan cerita serta slalu diiringi dengan irama gamelan dan keprak
KARAWITAN
Musik gamelan tradisional Jawa yang dimainkan oleh sekelompok Wiyaga dan diiringi olehnyayian dari Waranggono dan Wiraswara biasanya disebut µUyon-uyon¶, sedangkan kalau tanpadiiringi oleh nyayian dari Waranggono atau Wiraswara disebut µSoran¶.
JATHILAN
 Merupakan tarian yang penarinya menggunakan kuda kepang dan dilengkapi unsur magis.Tarian ini digelar dengan irinhgan beberapa jenis alat gamelan seperti Saron, kendang dan gong.
SENDRATARI RAMAYANA
 Salah satu sendratari yang terkenal adalah sendratari Ramayana. Sendratari Ramayanamempunyai keistimewaaan tersendiri karena ceritanya mengisahkan antara pekerti yang baik (ditokohkan oleh Sri Rama dari negara Ayodyapala) melawan sifat jahat yang terjelma dalamdiriRahwana (Maharaja angkara murka dari negara Alengka)Sendaratari Ramayana dipentaskan di Panggung Terbuka Prambanan secara rutin pada bulanMeisampai Oktober, masing-masing dalam 4 (empat) episode yaitu :
 Episode satu: Hilangnya Dewi Shinta
 
 Episode dua:Hanoman Duta
 
 Episode Ketiga:Kumbokarno Leno atau gugurnya Pahlawan Kumbokarno
 
 Episode Keempat: Api suci
 Apabila ingin menyaksikan ceritera Ramayana secara ringkas (full story), dapat menonton diTeater Tri Murti Prambanan pada setiap hari selasa, rabu, dan kamis. Alternatif lain bagi merekayang ingin menonton Sendratari Ramayana di kota Yogyakarta, beberapa tempat yangmenyajikan diantaranya di Jl. Brigjen Katamso (Pura Wisata dan Ndalem Pujokusuman)
TARI KREASI BARU
 Seni Tari dan seni Karawitan Jawa berkembang terus dengan munculnya tata gerak tari(koreografi) dan iram-irama baru. Salah seorang perintis tari kreasi baru adalah seniman 

jogja jogja


YOGYAKARTA (sering juga disebut Jogja, Yogya, atau Jogya) terletak di tengah Pulau Jawa - Indonesia, tempat segalanya masih murah. Cukup dengan 200rb sehari, Anda sudah bisa menginap, menyantap masakan tradisional yang terkenal, dan menyewa motor untuk menjelajahi pantai-pantai yang masih perawan dan candi-candi kuno berusia ribuan tahun.
Seribu tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja. Peninggalan lainnya adalah Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan puluhan candi lainnya yang sudah direstorasi maupun yang masih terpendam di bawah tanah (lihat Wisata Candi).
Namun oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang lebat.
Enam ratus tahun kemudian, Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram Islam di wilayah ini. Sekali lagi Yogyakarta menjadi saksi sejarah kerajaan besar yang menguasai Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan Mataram Islam ini meninggalkan jejak berupa reruntuhan benteng dan makam kerajaan di Kotagede yang kini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta (lihat Wisata Sejarah).

Asal Usul Gunung Merapi ( ilmiah )

Sejarah Gunung Merapi sejak 700 000 tahun yang lalu


Awan panas, ciri letusan Gunung Merapi, Jogjakarta.
Tentunya menghindari bahayanya serta memanfaatkan faedahnya tidak hanya diperlukan ketika sedang membutuhkan saja. Cerita sejarah gunung Merapi juga menarik utk diketahui sebagai pengetahuan bagi kita yang awam volkanologi. Dibawah ini tulisan dari Badan Geologi mengenai sejarah Gunung Merapi yang bulan Oktober 2010 ini sedang bergolak.
:( “Pakdhe ini yang mendongeng Pak Sukhyar ya ?”
:D “Looh Pak Sukhyar itu Rajane Badan Geologi, mestinya ini staffnya Pak Surono yang mendongeng”

SEJARAH GEOLOGI

Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :

PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)

Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.

MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)

Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.

MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu)

Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
:( “Pakdhe, Pak Sukhyar kok tahu umurnya Merapi sudah ribuan tahun ya. Apa blio pernah lihat KTP batuan volkaniknya ?”
:D “Thole, Setiap batuan bisa diketahui umurnya dengan cara tertentu. Bisa dengan fosilnya, bisa juga dengan radioaktifitasnya”

MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang)

Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut Berthommier, 1990 (gambar kanan).
Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu tersebut.
:( “Wah kalau gitu yang di Timur puncak merapi aman ya ?”
:D “Untuk waktu kali ini mungkin saja aman. Tetapi kalau nanti dinding sebelah timur ambrol juga bisa berbahaya Thole. Seperti runtuhnya Geger Boyo tahun 2006 yang menyebabkan luncurannya ke selatan”

SEJARAH ERUPSI

Tipe erupsi Gunung Merapi dapat dikategorikan sebagai tipe Vulkanian lemah. Tipe lain seperti Plinian (contoh erupsi Vesuvius tahun 79) merupakan tipe vulkanian dengan daya letusan yang sangat kuat. Erupsi Merapi tidak begitu eksplosif namun demikian aliran piroklastik hampir selalu terjadi pada setiap erupsinya. Secara visual aktivitas erupsi Merapi terlihat melalui proses yang panjang sejak dimulai dengan pembentukan kubah lava, guguran lava pijar dan awanpanas (pyroclastic flow).
Merapi termasuk gunungapi yang sering meletus. Sampai Juni 2006, erupsi yang tercatat sudah mencapai 83 kali kejadian. Secara rata-rata selang waktu erupsi Merapi terjadi antara 2 – 5 tahun (periode pendek), sedangkan selang waktu periode menengah setiap 5 – 7 tahun. Merapi pernah mengalami masa istirahat terpanjang selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 kegiatan Merapi mulai tercatat cukup baik. Pada masa ini terlihat bahwa waktu istirahat terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 sampai dengan tahun 1658.


Evolusi Gunung Merapi
Sejarah letusan gunung Merapi mulai dicatat (tertulis) sejak tahun 1768. Namun demikian sejarah kronologi letusan yang lebih rinci baru ada pada akhir abad 19. Ada kecenderungan bahwa pada abad 20 letusan lebih sering dibanding pada abad 19. Hal ini dapat terjadi karenapencatatan suatu peristiwa pada abad 20 relatif lebih rinci. Pemantauan gunungapi juga baru mulai aktif dilakukan sejak awal abad 20. Selama abad 19 terjadi sekitar 20 letusan, yang berarti interval letusan Merapi secara rata-rata lima tahun sekali. Letusan tahun 1872 yang dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan 20 telah menghasilkan Kawah Mesjidanlama dengan diameter antara 480-600m. Letusan berlangsung selama lima hari dan digolongkan dalam kelas D. Suara letusan terdengar sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awanpanas mengalir melalui hampir semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol.
Awanpanas dan material produk letusan menghancurkan seluruh desa-desa yang berada di atas elevasi 1000m. Pada saat itu bibir kawah yang terjadi mempunyai elevasi 2814m (;bandingkan dengan saat ini puncak Merapi terletak pada elevasi 2968m). Dari peristiwa-peristiwa letusan yang telah lampau, perubahan morfologi di tubuh Gunung dibentuk oleh lidah lava dan letusan yang relatif lebih besar. Gunung Merapi merupakan gunungapi muda. Beberapa tulisan sebelumnya menyebutkan bahwa sebelum ada Merapi, telah lebih dahuiu ada yaitu Gunung Bibi (2025m), lereng timurlaut gunung Merapi. Namun demikian tidak diketahui apakah saat itu aktivitas vulkanik berlangsung di gunung Bibi. Dari pengujian yang dilakukan, G. Bibi mempunyai umur sekitar 400.000 tahun artinya umur Merapi lebih muda dari 400.000 tahun. Setelah terbentuknya gunung Merapi, G. Bibi tertimbun sebagian sehingga saat ini hanya kelihatan sebagian puncaknya. Periode berikutnya yaitu pembentukan bukit Turgo dan Plawangan sebagai awal lahirnya gunung Merapi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua bukit tersebut berumur sekitar maksimal 60.000 tahun (Berthomrnier, 1990). Kedua bukit mendominasi morfologi lereng selatan gunung Merapi.
Pada elevasi yang lebih tinggi lagi terdapat satuan-satuan lava yaitu bukit Gajahmungkur, Pusunglondon dan Batulawang yang terdapat di lereng bagian atas dari tubuh Merapi. Susunan bukit-bukit tersebut terbentuk paling lama pada, 6700 tahun yang lalu (Berthommier,1990). Data ini menunjukkan bahwa struktur tubuh gunung Merapi bagian atas baru terbentuk dalam orde ribuan tahun yang lalu. Kawah Pasarbubar adalah kawah aktif yang menjadi pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak.
:D “Nah ini Thole, bagaimana dinamika gunung berapi itu sangat tergantung dari morfologi atau topografi kepundannya”
Diperkirakan bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubar baru terbentuk mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari gunung Merapi. Bukaan kawah yang terjadi pernah mengambil arah berbeda-beda dengan arah letusan yang bervariasi. Namun demikian sebagian letusan mengarah ke selatan, barat sampai utara. Pada puncak aktif ini kubah lava terbentuk dan kadangkala terhancurkan oleh letusan. Kawah aktif Merapi berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan letusan yang terjadi. Pertumbuhan kubah lava selalu mengisi zona-zona lemah yang dapat berupa celah antara lava lama dan lava sebelumnya dalam kawah aktif Tumbuhnya kubah ini ciapat diawali dengan letusan ataupun juga sesudah letusan. Bila kasus ini yang terjadi, maka pembongkaran kubah lava lama dapat terjadi dengan membentuk kawah baru dan kubah lava baru tumbuh dalam kawah hasil letusan. Selain itu pengisian atau tumbuhnya kubah dapat terjadi pada tubuh kubah lava sebelumnya atau pada perbatasan antara dinding kawah lama dengan lava sebelumnya. Sehingga tidak mengherankan kawahkawah letusan di puncak Merapi bervariasi ukuran maupun lokasinya. Sebaran hasil letusan juga berpengaruh pada perubahan bentuk morfologi, terutama pada bibir kawah dan lereng bagian atas. Pusat longsoran yang terjadi di puncak Merapi, pada tubuh kubah lava biasanya pada bagian bawah yang merupakan akibat dari terdistribusikannya tekanan di bagian bawah karena bagian atas masih cukup kuat karena beban material.
Lain halnya dengan bagian bawah yang akibat dari desakan menimbulkan zona-zona lemah yang kemudian merupakan pusat-pusat guguran. Apabila pengisian celah baik oleh tumbuhnya kubah masih terbatas jumlahnya, maka arah guguran lava masih dapat terkendali dalam celah yang ada di sekitarnya. Namun apabila celah-celah sudah mulai penuh maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan tumbuhnya kubah. Sehingga pertumbuhan kubah lava yang sifat menyamping (misal, periode 1994 – 1998) akan mengakibatkan perubahan arah letusan. Perubahan ini juga dapat terjadi pada jangka waktu relatif pendek dan dari kubah lava yang sama. Pertumbuhan kubah lava ini berkembang dari simetris menjadi asimetris yang berbentuk lidah lava. Apabila pertumbuhan menerus dan kecepatannya tidak sama, maka lidah lava tersebut akan mulai membentuk morfologi bergelombang yang akhirnya menjadi sejajar satu sama lain namun masih dalam satu tubuh. Alur pertumbuhannya pada suatu saat akan mencapai titik kritis dan menyimpang menimbulkan guguran atau longsoran kubah. Kronologi semacam ini teramati pada th 1943 (April sampai Mei 1943).
Penumpukan material baru di daerah puncak akibat dari pertumbuhan kubah terutama terlihat dari perubahan ketinggian maksimum dari puncak Merapi. Beberapa letusan yang dalam sejarah telah mengubah morfologi puncak antara lain letusan periode 18221823 yang menghasilkan kawah berdiameter 600m, periode 1846 – 1848 (200m), periode 1849 (250 – 400m), periode 1865 – 1871 (250m), 1872 – 1873 (480 – 600 m), 1930, 1961.

Asal Usul Gunung Merapi ( Cerita Adat )

Bagaimana cerita terjadinya Gunung Merapi? Bila kita berada di wilayah Kawastu, kalangan penduduk di sana masih mempercayai bahwa Gunung Merapi adalah penjelmaan dari perubahan Gunung Jamurdipo. Menurut cerita yang beredar di sana, sebagaimana diungkapkan Lucas Sasongko Triyoga dalam bukunya, Manusia Jawa dan Gunung Merapi (Gadjah Mada University Press, 1991), sewaktu Pulau Jawa diciptakan para desa, keadaannya tidak seimbang. Karena miring ke barat. Ini disebabkan di ujung barat terdapat Gunung Jamurdipo.


Atas prakarsa Dewa Krincingwesi, gunung tersebut dipindahkan ke bagian tengah agar terjadi keseimbangan. Pada saat yang bersamaan, di tengah Pulau Jawa terdapat dua empu kakak beradik, yakni Empu Rama dan Permadi. Keduanya tengah membuat keris pusaka Tanah Jawa. Mereka oleh para dewa telah diperingatkan untuk memindahkan kegiatannya tetapi keduanya bersikeras. Mereka tetap akan membuat pusaka di tengah Pulau Jawa. Maka, Dewa Krincingwesi murka. Gunung Jamurdipo kemudian diangkat dan dijatuhkan tepat di lokasi kedua empu itu membuat keris pusaka. Kedua empu itu, akhirnya meninggal. Terkubur hidup-hidup karena kejatuhan Gunung Jamurdipo. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Gunung Jamurdipo kemudian diubah menjadi Gunung Merapi. Artinya, tempat perapian Empu Rama dan Permadi. Roh kedua empu itu kemudian menguasai dan menjabat sebagai raja dari segala makhluk halus yang menempati Gunung Merapi.

Mitos tentang asal-usul Gunung Merapi ini ternyata juga muncul dengan versi lain di Korijaya.
Pada jaman dahulu kala, pulau Jawa belum banyak daerah yang dihuni oleh manusia. Kebanyakan wilayahnya adalah hutan belantara yang dihuni oleh makhluk-maklhuk gaib dan binatang liar. Keadaan pulau jawa pada waktu itu miring, shingga mengkawatirkan kelangsungan makluk hidup yang menghuninya. Hanya ada beberapa bagian yang dihuni oleh sekelompok manusia yang hidup secara bergerombol dan suka berpindah-pindah karena keganasan alam dan serangan musuh.

Para penghuni pulau jawa ini tidak menyadari kalau tanah yang mereka tempati itu sebenarnya miring, sehingga ada kekhawatiran akan meluncur dan tenggelam ke laut Selatan. Yang mengetahui keadaan ini adalah para dewa di kayangan yang peduli akan kelangsungan hidup para penghuni pulau Jawa waktu itu. Para dewa di kayangan akhirnya sepakat untuk membuat agar pulau Jawa tidak miring, sehingga para penghuninya bisa berkembang biak dan semakin maju peradabannya.

Untuk membuatnya tidak miring, para dewa di kayangan berencana memberikan pemberat yang diletakkan di tengah-tengah pulau. Kemudian para dewa bekerja keras untuk mewujutkan rencana mereka. Pekerjaan dimulai dengan menimbang pulau Jawa untuk menentukan titik tengah keseimbangan pulau itu. Terjadilah gempa bumi yang dahsyat pada waktu itu karana pulau itu diangkat dan diletakkan diatas timbangan oleh para dewa. Dahsyatnya gempa bumi pada waktu itu tidak menimbulkan banyak korban jiwa, karena sudah diperhitungkan oleh pawa dewa dan penduduk waktu itu hanya tinggal di gubuk-gubuk. Ketakutan yang mereka alami tentu saja tidak bisa mereka elakkan lagi. Tidak hanya menusia yang ketakutan namun para penghuni lainnya termasuk binatang juga lari tunggang-langgang ketakutan.

Para penghuni pulau Jawa pada saat terjadi gempa yang dahsyat itu kebanyakan larinya ke arah selatan, sehingga menambah parah kemiringan pulau Jawa. Para dewa pun berpikir keras untuk menaruh pemberat yang lebih besar dari yang diperkirakan mereka sebelumnya.

Para dewa kemudian berunding lagi untuk menentukan pemberat yang akan mereka taruh di tengah pulau itu. Mereka memutuskan menggunakan Gunung Jamurdwipa yang yang sangat terkenal bagi makhluk-makhluk gaib dan sangat tinggi menjulang di dalam laut selatan. Para dewa kemudian memberikan pengarahan dan meminta ijin para penghuni Gunung Jamurdwipa aga segera pindah tempat, karena gunung yang mereka tempati akan dipindahkan ke tengah-tengah pulau Jawa.

Dari hasil pengukuran yang telah mereka lakukan terdahulu, ternyata lokasinya dihuni oleh dua orang yang sedang bekerja di tengah hutan belantara. Ke dua orang itu tenyata empu yang sedang membuat keris. Para dewa kemudian mengutus Dewa Panyarikan dan Batara Naradha beserta para pengawal untuk memberitahu kepada kedua orang itu agar segera pindah karena tempatnya akan diletakkan Gunung Jamurdwipa.

Para utusan dewa itu terpesona melihat kedua empu yang sedang mengerjakan keris masing-masing tanpa bantuan alat apapun. Empu itu sedang mencampur segala macam bahan logam dan dengan tangan kosong mereka menggunaka telapak tangan dan jari-jari untuk menempa dan memilin campuran bubuk logam itu hingga menggumpal.

Pekerjaan empu pada waktu itu tentu saja tidak bisa disela karena memelukan konsantrasi tingkat tinggi untuk mengolah bijih logam itu. Para utusan pun mau menunggu, dan sambil melihat betapa takjubnya mereka mengetahui cara pembuatan keris yang dilakukan oleh para empu itu. Gumpalan besi itu kemudian dipukul-pukul dan diurut-urut oleh para empu itu hanya menggunakan tangan mereka. Dan yang lebih menakjubkan lagi gumpalan besi itu membara dan menyala-nyala namun tangan para empu itu tidak terbakar sedikitpun.

Pekerjaan empu itu sebenarnya belum selesai namun karena ada utusan penting, maka pekerjaanya di hentikan sementara dan menemui utusan dari kayangan tersebut. Empu tersebut kemudian memperkenalkan diri. Yang satunya bernama Mpu Permadi sedangkan yang satunya lagi bernama Mpu Rama. Setelah saling memperkenalkan diri dan sedikit basa-basi, akhirnya Batara Naradha dan Dewa Panyarikan mengutarakan maksud kedatangannya.

Batara Naradha pun segera menyampaikan maksud kedatangannya dan didukung oleh pernyataan Sewa Panyarikan, yaitu menyarankan agar kedua empu itu segera pundah dari lokasi itu karena akan ditepatkan gunung besar yang akan digunakan untuk menyeimbangkan pulau Jawa yang sedang miring. Batara Naradha menjelaskan hal ikhwal terjadinya gempa dan keadaan pulau Jawa yang sangat mengkawatirkan mengharapkan agar kedua orang itu mau mengerti dan menuruti kehendaknya tanpa ada halangan satupun. Tidak lupa Dewa Panyarikan pun menjelaskan pentingnya pekerjaan itu demi kelangsungan hidup para penghuni pulau Jawa.

Mpu Permadi dan Mpu Rama tertegun dan saling berpandangan. Nampak dari gurat wajahnya seperti tidak berkenan dengan kehendak para dewa. Ke dua empu itu mempunyai kepentingan terkait dengan pekerjaannya yang belum selesai. Dan ternyata ke-dua empu itu tidak berkenan bila harus berpindah tempat, sementara pekerjaan membuat kerisnya baru saja dimulai dan harus diselesaikian dilokasi itu. Kedua empu itu berpendapat jika pembuatan kerisnya tidak selesai dengan sempurna akan mendatangkan malapetaka bagi manusia, maka harus mereka meminta harus menunggu hingga pekerjaannya selesai.

Kedua utusan itupun berpendapat jika perkara ini adalah perkara yang bersifat mendesak, sehingga jikalau harus menggunakan pemaksaan pun akan dijalankannya. Kedua utusan itu tak henti-hentinya menerangkan bahwa tugas yang diembannya adalah demi kelangsungan hidup umat di pulau Jawa. Namun kedua empu itu juga kokoh pada pendiriannya, jika pengerjaan keris itu tidak sempurna juga akan mendatangkan mala petaka bagi manusia.

Kedua kubu itu pun terlibat adu mulut yang sangat menegangkan. Nampaknya suasananya semakin menjadi tidak terkendali. Karena alasan yang sangat mendesak, maka kedua utusan dewa pun menggunakan pemaksaan dengan mengerahkan seluruh bala tentara pengawalnya untuk menyerang kedua empu itu. Kedua empu itu segera memasang kuda-kuda untuk menyambut serangan bala tentara kayangan itu. Nampaknya pertarungan itu tidaklah seimbang mengingat kesaktian dari kedua empu itu dalam waktu yang tdak lama semua bala tentara itu berhasil dikalahkan.

Kini tinggal berempat mereka berhadap-hadapan dan terjadilah duel satu lawan satu. Pertarungan sengit pun tak bisa dihindarkan. Pertarungan kali ini nampak seimbang, sehingga pertempurannya berlangsung lama dan wilayah sekitar pertempuran itu nampak berantakan, banyak batu-batu berhamburan dan hancur jadi debu, pohon-pohon besar bertumbangan dan asap atau debu mengepul.

Kedua empu itu tentu saja sedemikian menguasai medan, sehingga ini merupakan keuntungan bagi kedua empu itu. Tempat itu berada di daerah kekuasaan empu, sehingga keadaan ini sangat menguntungkan bagi kedua empu itu dan kelemahan bagi para utusan dewa itu. Didukung kesaktian kedua empu itu, akhirnya merekapun memenangkan pertempuran itu dan para utusan dewa itupun diusir untuk segera kembali ke tempat asalnya.

Para utusan dari kayangan itu segera terbang ke kayangan untuk melapor kepada Batara Guru sebagai Pemimpin para dewa waktu itu. Setibanya di kayangan, mereka segera melaporkan kegagalan mengusir dua orang empu itu. Tidak lupa merekapun melaporkan kesaktian yang tidak lazim dari kedua empu itu. Batara Guru sangat murka dan merasa diremehkan oleh kedua empu itu dan menjadi murka.

Batara Guru kemudian memberi titah kepada Dewa Bayu untuk memberikan pelajaran buat Mpu Rama dan Mpu Permadi. Dewa Bayu diperintah untuk segera memindahkan Gunung Jamurdwipa dengan meniupnya. Batara guru tidak peduli dengan keselamatan kedua empu itu, karena telah menentang para dewa dan membahayakan keselamatan umat manusia.

Berangkatlah Dewa Bayu ke Laut Selatan. Dengan kesaktiannya, Dewa Bayu segera meniup gunung itu. Tiupan Dewa Bayu yang bagaikan angin topan berhasil menerbangkan Jamurdwipa hingga melayang-layang di angkasa dan kemudian jatuh tepat di perapian kedua empu tersebut. Kedua empu yang berada di tempat itu pun ikut tertindih oleh Gunung Jamurdwipa hingga tewas seketika. Kemudian roh kedua empu tersebut tidak bisa diterima di alam baka sehingga menjadi penunggu gunung itu.

Meskipun kedua empu sakti itu telah tewas tertimpa gunung, namun sisa-sisa kesaktiannya tidak padam. Bahan keris yang masih dalam proses pengerjaanya masih menyala dan tidak dapat dipadamkan kecuali oleh kedua orang empu yang sudah tewas tersebut dan terus menerus membara dan karena tertimbun oleh gunung, lama kelamaan semakin membara dan membesar. Karena bertambah besar baranya, maka tempatnya menjadi terbatas sedangkan tekanannya menjadi meningkat. Bara api yang makin membesar itu menyembur ke atas dengan membakar bebatuan dan tanah yang menimbunnya hingga meleleh. Oleh karena tanah dan bebatuan yang meleleh tadi mnimbulkan lobang yang semakin hari semakin bertambah luas hingga sekarang menjadi kawah.