Menurut
serat kadilangu, sebelum menjadi wali, wali songo adalah para pimpinan
spiritual, mereka adalah ulama yang mencapai tingkatan tertinggi sehingga
mengetahui segala hal gaib yang terdapat dalam setiap agama, termasuk agama
hindu. Dan mereka kemudian membuat sebuah kita yang disebut Kitab Walisanga,
dan dalam kitab tersebut bukan hanya ajaran islam semata, melainkan ajaran
spiritual hindu juga, dan kemungkinan mereka mengharapkan pemahaman cara
berpikir hindu jawa ini digunakan sebagai dasar untuk menyebarkan islam. Proses
penyusunan kitab itu sendiri dilakukan melalui pertemuan rahasia, dan tidak
dilakukan secara fisik. Dan Kitab Walisongo merupakan pengungkapan Ilmu Rahasia
orang jawa mengenai wujud badaniah, roh, kekuatan terpendam dan kekuatan
kemauan.
(1)
Manusia dalam badan Jasmaniahnya
Memasuki
dunia nyata manusia menggunakan tubuh jasad atau jasmani, tanpa jasad tidak
akan mungkin itu terjadi, dan dalam jasad tersebut terdapat ruh atau jiwa
adalah pemberi kekuatan dan pemberi kehidupan pada badan jasmani ini dan tanpa
jiwa atau roh maka manusia akan sama saja dengan benda mati, karena roh adalah
pemberi kekuatan, kekuasaan dan daya pemelihara badan jasmani (selaput) dan
badan jasmaniah menyimpan dan memelihara isinya (roh).
Jiwa
dan Budi
Roh
yang disebut jiwa atau Atma adalah permulaan Dzat yang memiliki pertalian
dengan Dzat Ketuhanan, yang merupakan mula tertinggi. Roh dicerminkan sebagai
daya cipta dan daya imajinasi manusia yang meneruskan, yang memelihara, yang
menjaga dan melindungi. Dalam tubuh jasmani, roh memiliki kendaraan (sarana)
untuk berkomunikasi dengan dunia fisik yang disebut sebagai Budhi atau jiwa
rohani, budhi mengahamba pada roh. Jiwa rohani ini tidak memilki kesenangan dan
nafsu, karena mengembangkan sisi baik manusia, dan menjadi sumber suara bathin.
Pada
saat kedatangannya dialam kehidupan, jiwa kerohanian ini mendapat selaput yang
dinamakan Kama atau Kamarupa atau sifat baik ( sifat kemanusiaan) dan
nafsu buruk (sifat kebinatangan), dan ini merupakan badan halus yang akan tetap
lengket pada roh selama roh berada didaerah astral setelah meninggalnya
manusia. Akan tetapi badan halus ini akan ditanggalkan apabila roh memasuki
daerah kelangitan. Sepeninggal roh, badan halus (kama) akan menjadi bayangan
yang akan menguap dan hilang. Badan halus (kamarupa) memiliki pertalian
langsung dengan dunia fisik, nafsu, kesenangan dan keinginan yang menghinggapi
badan halus merupakan sumber kekuatan untuk bertindak dan pertumbuhan fisik
manusia. Penggalian keinginan dan nafsu akan melahirkan tindakan fisik melalui
badan kasar, yang baik maupun yang buruk.
Didalam
nafsu yang melekat pada badan halus, terdapat jiwa kebinatangan yang
memunculkan keinginandan rasa ( senang-susah, cinta-bencai, dsb) dan ini
merupakan sebuah keburukan yang melekat pada manusia tetapi ini memberi
kekuatan untuk bergulat dan berjuang dalam kehidupan di dunia. Lapisan di luar
Kamarupa adalah badan jasmaniah atau badan kasar. Biasanya apabila ada
kecenderungan dari jiwa kebinatangan terlalu kuat maka budhi akan memberi
peringatan, dan pergulatan jiwa kebinatangan dengan jiwa kerohanian menentukan
perkembangan moral dan intelektual manusia. .
Roh,
Budhi, kamarupa adalah unsure kehidupan dan di luar unsure-unsur tersebut
berkembanglah badan kasar manusia yaitu badan fisik yang kasat mata, pengikat
atau jembatan antara unsure kehidupan dan badan kasar manusia adalah Nafas atau
Prana
Kekuatan
pemikiran atau pertimbangannya disebut Manas, jiwa kerohanian akan cenderung
melekat dengan Manas yang lebih tinggi ( aku yang tinggi) dan jiwa kebinatangan
cenderung melekat pada manas yang rendah ( aku yang rendah). Oleh karena itu
merupakan suatu kesatuan, keduanya akan terbagi menjadi dua kekuatan terpisah
dan mempunyai kecenderungan yang berbeda. Dan sebetulnya diluar badan kasar
berkembang selaput yang disebut Lingga Sharira atau lapisan kedua yang merupakan
selaput struktur halus yang menyelimuti badan manusia yang sering disebut
sebagai kulit halus, dan setelah kematian manusia akan berubah menjadi kulit
yang secara perlahan-lahan akan lenyap.
Kulit
halus
Dikarenakan
menyelimuti badan kasar maka ukuran kulit halus lebih besar dari badan kasar,
yang merupakan sarana jiwa kebinatnagan manusia menguasai daerah astral, dan
kulit halus ini tidak hanya menyelimuti bagian luar tubuh manusia, melainkan
juga merasuk ke dalam tubuh fisik dan melapisi semua organ tubuh kasar, dan
menyerap magnet-magnet alamiah dari atmosfir kedalam badan manusia, cara
kerjanya sama dengan spons penyerap yang menghisap air. Dan pada saat menyerap
berbagai kekuatan di atmosfir, kulit halus juga terkena pengaruh daya tarik
jiwa, zat yang memang lebih kuat dan halus bila dibandingkan magnet
badaniahnya. Tetapi kemampuan kulit halus untuk menyerap magnetis badaniah dari
orang lain akan berkurang dengan bertambahnya umur, disebakan sifat
penyerapannya ketika orang lebih tua bersentuhan dengan orang lebih muda maka
“etheris ganda” dari orang yang lebih tua akan menyerap magnet badaniah orang
yang lebih muda dan memang orang yang lebih tua memerlukan magnet tersebut
untuk daya tahan tubuh kasarnya. Oleh karena itu hindarilah agar orang muda
jangan tidur bersama dengan yang sudah berumur. Bila orang yang lebih lemah
berhubungan dengan orang lebih kuat, maka yang kuat akan memberikan magnetr
badaniahnya kepada yang lebih lemah, pada saat orang sakit maka umumnya kulit
halusnya tidak berfungsi.
Kekuatan
fisik seseorang sangat ditentukan oleh pengaturan keseimbangan antara daya
menyerap magnet dari luar dan daya serap dari luar, maka dari itu pada saat
mengunjungi orang sakit seseorang harus berusia 14 tahun agar cukup kuat
menjaga keseimbangan antara menyerap dan diserap karena dibawah usia itu kulit
halusnya harus dilindungi oleh ibunya. Sama dengan orang lebih tua bersenggama
dengan orang lebih muda, maka daya magnet yang lebih tua akan menyerap daya
magnet yang lebih muda tersebut dan apabi9la kekuatan magnet ini terus menerus
diserap sesorang akan dapat meninggal karena kehabisan daya magnetnya.
Terdapat
orang yang memiliki daya magnet kuat luar biasa dan dan harus dihindari karena
semuanya dari mulai manusia, binatang, tumbuhan akan ditarik kekuatannya dan
pada hari pertama meninggalnya kulit halus menjadi “kulit” dan keluar dari
jenasah.
Tali
Jiwa
Keluarnya
kulit halus tersebut akan emmutuskan tali jiwa atau “suratma” yaitu penghubung
antara tubuh fisik dan unsure halus seseorang, secara fisik suratma tampak
dalam prana. Terputusnysa tali jiwa sebenarnya merugikan badan halus yang masih
membutuhkan roh, tetapi bagi roh, putusnya tali jiwa merupakan suatu keuntungan
karena roh akan terlepas dari kulit halusnya dan bisa bebas menuju ke kelangitan
dan biasanya ini terjadi pada hari ke 3 meninggalnya seseorang dan apabila
seseorang meninggal secara mendadak, pemutusan baru terjadi beberapa tahun
kemudian. Dan juga kulit halusnya belum terbebaskan dari ikatan dengan roh
selama beberapa tahun, dan dalam kondisi tersebut belum dapat melepaskan diri
secara alamiah semacam itu, kulit dan badan halus akan mengembara dan amat
mudah dimasuki oleh pemikiran sehingga akan mempunyai kehidupan sendiri. Badan
halus yang masih mengandung roh tersebut biasanya akan kembali kerumah tempat
kediamannya ketika dia hidup dan mencaoba meneruskan kehidupannya sementara
sebagai makhluk halus dengan mengambil magnet badaniah dari para penghuni rumah
tersebut, dan ini membahayakan bagi orang yang masih hidup.
Beberapa
orang dapat tanpa sadar melepaskan kulit halusnya untuk sementara, dan kulit
halus akan tampak seperti badan kasar, perginya kulit halus dapat terjadi
sesaat atau sebelum dan sesuadah kematian, pada kematian mendadak atau
kecelakaan , kulit halus dapat segera keluar dari badan kasar. Bila keluar
sebelum kematiannya, kulit halus akan miriop sosok hidup termasuk luka-lukanya
apabila mengalami cedera. Bila keluar sesudah kematian, kulit halus akan
keliahatan sebagai orang yang mati itu, sering kali sosok kulit halus ini akan
muncul pada tempat yang jauh dari tempat meninggalnya yaitu tempat dimana yang
diingat seseorang sebelum meninggalnya.
Kulit
halus tanpa badan halus menjadikan badan halus tanpa pemikiran dan tergantung
dari setiap pemikiran atau niat dari pemiliknya, dan selama tidur, kulit halus
juga sering meninggalkan badan namuan disertai dengan badan halusnya dan ketika
orang terbangun ia ingat apa yang ada dalam mimpinya adalah bukti bahwa badan
halusnya telah keluar dari badan jasmaniahnya. Melalui suatu latihan seseorang
dapat mengeluarkan ‘etheris ganda’ berikut badan astralnya dari badan
kasar, dengan cara ini orang dapat muncul di suatu tempat yang dikehendaki dan
tampat seperti badan kasarnya, sementara badan kasarnya yang ditinggalkannya seolah
mati suri di tempatnya. Walaupun dalam praktek ini ada bahayanya, yaitu bdan
kasar yang ditinggalkan badan halus dan kulit halus akan berada dalam kondisi
tanpa magnet alamiah yang diperlukan dan tidak bisa bertahan terlalu lama tanpa
perlindungan magnet dan badan halus, tetapi bila dapat melatih supaya roh
keluar namun tetap meningalkan badan halus dan kulit halus maka kondisi badan
halusnya tidak begitu berbahaya, karena badan halus dan kulit halus dapat
melindungi dan memberi makan badan kasar yang ditinggalkannya, dan ini dapat
terjadi bila sering dilatih secara keras. Dalam kondisi ini jiwa tetap terikat
dengan tali kejiwaan pada badan kasarnya, pemutusan sedikit saja dari ikatan
tali jiwa dapat mengakibatkan kematian pada badan kasarnya, artinya selama jiwa
diluar, ikatan tali jiwa harus dijaga, dengan cara badan kasar harus dijauhkan
dari banyak orang, tidak ada keributan disekitar badan kasar atau menyentuh
tubuh yang mati suri itu. Tali kejiwaan jangan dipandang sebagai tali atau
benang keduniawian, suratma adalah kekuatan jiwa yang menhubungkan jiwa dengan
badan kasar dan berasal dari hokum Kshetrjna ( hokum kekuatan yang membentuk )
Proses
Kematian
Jiwa
di selimuti oleh 4 lapisan, yaitu;
- Roh kerohanian dan badan Kejiwaan ( budhi)
- Jiwa kemanusiaan atau kebinatangan yang disebut juga badan halus
- badan kasar jasmani
- Selaput jalus yang menyelimutinya yang di sebut “kulit halus” atau ‘pancaran magnet’
Dalam
proses kematian seseorang, secara berurut lapisan-lapisan tersebut akan
mengalami kematian dan proses perubahan:
- badan kasar (mati fisik, biologis)
- Selaput halus ( kulit halus) setelah keluar dari badan menjadi “kulit” dan lenyap
- Bdan halus pada kematiannya yang kedua dan dalam peralihan kekelangitan yang pertama dan
- Roh setelah peralihan ke kelangitan yang kelima
Melalui
proses inilah, roh atau jiwa mengalami pemurnian, meninggalkan semua cacat, dan
roh yang murni akhirnya setelah melalui kelangitan yang kelima, keenam dan
ketujuh kembali kepada Tuhan.
(2)
Kekuatan Penghidupan
Unsur
Kehidupan Badan Kasar
Kekuatan
yang menghidupkan jasmaniah (badan kasar ) manusia terdiri dari 3 unsurutama,
yaitu Prana ( kekuatan yang menggerakkan bagian tubuh ), Saman ( kekuatan
magnet badaniah), dan Karma atau naluri ( hokum dari perbuatan sebab dan
akibat). Tubuh jasmani dan magnet badaniah merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan yang membentuk kepribadian. Tubuh jasmaniah sendiri terdiri dari
aliran berbagai zat kecil yang tidak terlihat, gas yang dipadatkan, dan udara
yang merupakan campuran antara gas zat asam, gas zat nitrogen, gas zat air, dan
gas zat asam arang. Zat gas-gas ini adalah unsure-unsur yang berdiri sendiri,
namun karena kerja sama dari kedua unsure utama, maka menjadi satu kesatuan,
dan dengan cara ini maka semua bagian tubuh akan selalu ada penggantian dan
dalam selang jeda waktu 3 bulan akan diperbaharui atau diganti lagi.
Organ
tubuh terdiri dari 4 kekuasaan, yaitu pernapasan, panas tubuh, peredaran darah,
dan pencernaan makanan. Seluruh kekuatan ini berjalan karena magnet badaniah,
dan pada kelahiran seorang bayi ketika bayi terkena udara yang disebabkan daya
tarik magnet badaniah, terjadilah gerakan naik turun paru-paru dan gerakan
mengembang mengempis jantung, dan dengan gerakan ini maka zat asam akan masuk
dalam tubuh. Dalam makanan yang masuk kedalam tubuh, terdapat asam arang yang
akan dikeluarkan lagi oleh udara yang masuk, karena pernapasan menghirup zat
asam arang maka hasilnya bukan hanya panas tubuh, melainkan juga darah akan
mengalir disebabkan makan yang dimakan. Darah dialirkan melalui pembuluh darah
dan pencernaan akan bekerja untuk mengeluarkan sisa-sisa sari makanan dan air
dari dalam tubuh. Kerjasama dari 4 kekuatan tubuh ini menimbulkan darah dank
arena ini timbul daging dan menyusul lagi terjadinya lemak, tulang, rambut, kuku,
air mata, dan keringat. Sebetulnya darah adalah penjelmaan dari kekuatan hidup
dan dalam darah terdapat rahasia kehidupan, bila seseorang sedang sakit maka
kekuatan dalam darah melemah, namun kekuatan magnet dapat menguatkan kembali,
dan ketika seorang meninggal, selama darahnya belum berubah menjadi air, orang
ini belum meninggal secara keseluruhan.
Kulit
bukan hanya selaput pelindung tubuh manusia, melainkan juga merupakan organ
tubuh utama, susunan kulit cukup rumit, terdiri dari 2 lapis yaitu kulit luar
dan kulit dalam. Bagian kulit luar yang kuat memiliki banyak lubang kecil-kecil
yang menghubungkan dengan kulit dalam. Kulit bagian dalam terdiri dari pembuluh
darah dan syaraf yang dijalankan oleh gerakan naik-futon dari tubuh disebabkan
pernafasan.
Melalui
lubang kecil kulit luar inilah darah yang tidak terpakai atau berakibat buruk,
seperti uap dan keringat akan dikeluarkan. Dikulit luar ada selaput serupa
minyak yang harus selalu di bersihkan, bila tidak maka lubang-lubang kecil pada
kulit luar akan tertutup dan akan berakibat buruk bagi darahdan dapat
menyebabkan seseorang akan sakit, bahkan penyumbatan akan menyebabkan kematian,
karena lubang pori dilindungi oleh lapisan halus yang membentuk daya magnet
maka sebenarnya lubang itu tidak tertutup sepenuhnya.
Lapisan
kulit halus membawa magnet alam ke dalam badan dan dapat mempengaruhi badan
dari daya tarik magnet asteral dari roh karena badan halus merupakan jembatan
antara badan kasar dan jiwa, kerja dari kekuatan ini secara bersamaan
melahirkan pancaran aliran magnetis yang mengalir ke otak dan menyebabkan magne
kepribadian dan menyebabkan terjadinya tenaga syaraf, tenaga otot dan energi
manusia, dan juga dapat terjadi pemikiran, raut muka, pendengaran, bunyi suara,
perasaan, penciuman dan rasa.
Karena
daya-daya ini maka terjadilah tindakan yang dapat dibagi ke dalam beberapa
macam. Organ tubuh dan magnet alam bekerja secara alamiah dan dibawah pengaruh
hokum alam yang menyebabkan manusia makan, minum, dan tidur yang di perlukan
untuk bertahan hidup oleh badan kasar.
Magnet
kepribadian melalui daya pikiran dari seorang manusia bersih dan tindakan baik
maka bentuk badannya akan baik dan halus, bila seseorang selalu berpikir buruk
dan bertindak jahat maka bentuknya akan menjadi kasar dan jelek, dan bila seseorang
melakukan perbaikan tindakan maka badannya juga akan membaik. Dan dalam keadaan
normal sebetulnya lemahnya organ manusia dan kurangnya pengaruh dari magnet
alami akan menyebabkan penyakit dan bila unsure organic tubuh dan magnet
keduanya tidak bekerja akan menyebabkan kiematian, walaupun dengan latihan
seseorang dapat meniadakan kekuatan organiknya yang menyebabkan msuri.
Gangguan
Badan Kasar
Kerja
organic kita jelek bila lapisan halus kurang membawa magnet alam kedalam tubuh
seseorang, bila pemasukannya terhenti maka keseimbangan astral dan magnetis
alami akan terputus sehingga gerakan pernafasan dari paru-paru dan gerakan
mengembang mengempis dari jantung berhenti. Dan ini dapat di perbaiki dengan
mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannyadan gerakan ini dilakukan dalam
keadaan berbaring, karena tarikan nafas yang kemudian masuk dalam tubuh akan
membakar benih-benih penyakit dan akan mengalirkan banyak magnet alam kedalam
tubuh seseorang, dana penyaklit serta gangguan peredaran darah dapat dihindari
dengan latihan pernafasan “ Pranaijama”.
Naluri
Naluri
adalah tindakan kejiwaan yang tidak disengaja, karena itu tindakan ini sering
dianggap sebagai tindakan di luar kendali pikiran sadar manusia, dan naluri itu
muncul karena memang tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan untuk
selamat, dengan melihat, mendengar, merasa adanya bahaya, secara otomatis badan
digerakkan, kekuatan indera berasal dari magnet kepribadian yang merupaka
kekuatan rohaniah atau kekuatan jiwa seseorang.
Naluri
bekerja tanpa pemikiran dan tidak memihak, dan mengendalikan pemakaian
magnetisme kepribadian dan tindakan baik dan buruk sehingga dalam pelaksanaan
juga hokum dari sebab akibat, dan naluri berasal dari ingatan luar atau
jaringan ingatan alaminya jiwa dan ingatan bagian dalam atau ingatan kejiwaan
roh.
Ingatan
luar merekan segala sesuatu selama hidup di dunia; apa yang dilihat, didengar
atau dirasakan, setelah kematian ini akan tetap menyertai jiwanya, akan tetapi
ingatan ini tidak akan mempengaruhi evolusi dari jiwa kebinatangannya, ingatan
ini akan hilang bersama dengan jiwanya bila rohnya sudah mencapai daerah
kelangitan..
Ingatan
dalam atau ingatan kerohanian merekan semua pikiran manusia, tindakan baik
buruk, apa yang dibaca, dialaminya, perilaku dalam keseharian dan dipengaruhi
oleh pergaulannya dengan orang lain dan tidak akan hilang meski manusia
berupaya melupakan pikiran dan tindakan di masa lalu, dan ketika ajl tiba
ingatan akan muncul kembali dan menjadi saksi atas semua kejadian, pikiran dan
tindakan yang dialaminya, dan ingatan akan mempengaruhi bentuk wajah baik dan
buruk sesuai ingatan yang disimpannya dan ini sangat berpengaruh besar dalam
perkembangan jiwa seseorang
Dan
sebagai hukuman atas mereka yang berbuat tidak baik selama hidupnya maka
ingatan akan dimunculkan kembali dalam bentuk nyata dan dengan ini akan timbul
penyesalan.
Ikatan
Roh dan badan Kasar
Pengikat
dari semua kekuatan, daya dan upaya dari badaniah seseorang adalah jiwanya.
Manusia adalah makhluk yang punya roh, untuk sementara diselimuti oleh lapisan
badaniah yang tiap waktu dapat musnah, akan tetapi daya piker dan kemauan
manusia selalu diperbaharui lagi, ini akan berlangsung terus menerus hingga
akhirnya selaput ini rusak dan ditinggalkan oleh rohnya. Meskipun demikian,
kematian tidak lain daripada kelahiran dari rohnya yang yang akan berpindah
dalam kehidupan lai, karena roh tidak dapat musnah dan akan mempertahankan
kepribadiannya.
Lapisan
organic hanya dipinjam untuk tampil sementara di daerah kehidupan seseorang,
jadi badan hanya alat, karena mata dan syarafnya akan terikat pada aether dan
bagian magnet yang lebih halus melalui telinga dan paru-paru dengan atmosfir,
dengan indera lainnya yang merupakan alat perasaan akan berhubungan dengan
badan kasar dan dunia fisik, baik yang keras maupun yang cair.
Hubungan
jiwa dengan badaniah menyebabkan manusia yang berwujud organic dapat
berhubungan dengan dunia rohaniah, ketika meninggalkan badan organic, rohnya
tidak berubah dalam bentuk, kemampuan, sifat, dan juga dalam ilmu yang
diperoleh. Ketika manusia meninggalkan selimutnya akan menjadi ringan tanpa ada
perubahan pada badan rohaniahnya, badan rohaninya tidak akan lebih baik atau
lebih buruk.
Seperti
badan organic, badan rohaniah juga memiliki indera, akan tetapi berbeda dengan
organic, cara kerja indera rohaniah lebih tajam dan lebih menyenangkan dengan
daya serap pikiran yang lebih tinggi.
Setelah
kematiannya, roh binatang seperti manusia, tetap memiliki kepribadian. Hanya
saja roh ini tidak memiliki kesadaran Aku. Kadar intelektualnya tetap dan tidak
berkembang, sesuai dengan hokum kehidupan, bila seekor binatang mati maka
rohnya akan masuk ke badan organic lainnya, tumbuh-tumbuhan, logam, dan batu,
setelah kematiannya akan berada dalam keadaan yang sama meskipun badan halusnya
tidak begitu sempurna seperti binatang.
(3)
Kekuatan Pemikiran
Baik
buruk perbuatan manusia tergantung pada perkembangan magnet pribadinya dan
perkembangan magnet pribadi sangat tergantung pad hati nurani atau perasaan
manusia pada saat itu.
Bila
kekuatan magnet manusia sama maka semua manusia akan mempunyai kekuatan bdan
sama, pemikiran yang sam, dan energi tindakan yang sama, tettapi pada
kenyataannya tidak demikian karena sangat bergantung pada perkembangan kemauan
dan pemikirannya. Magnet pribadi manusia terletak di otak, melalui daya piker
otak daya magnet menimbulkan getaran-getaranyang mengalir melalui syaraf-syaraf
ke seluruh badan dan ini akan menetukan gerakan tubuh berupa tindakan, daya
piker juga menentukan perbuatan baik buruk dan ini tergantung dari nurani atau
perasaan hati.
Perasaan
hati manusia dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu yang membuat gembira
dan magnet pribadi bekerja sehingga menimbulkan perasaan nyaman pada otak dan
perasaan ini akan disalurkan ke seluruh badan dan yang membuat sedih akan
terjadi sebaliknya yaitu akan membua5t lesu di seluruh badan dan atau sakit.
Orang yang selalu gembira dapat menyalurkan energi pada orang lain tanpa
merugikan dirinya. Aliran magnet yang terkuat terdapat pada ujung jari atau
melalui mata dan dari mulut . Perlu diketahui bahwa orang yang magnetis badan
halusnya lebih kuat disbanding magnet badan kasarnya akan mempunyai pengaruh
buruk pad manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dan oleh orang hindu
disebut “jettatura” dan oleh orang jawa dinamakan “mata nasar” atau tangan
panas.
Penyerahan
diri dari orang yang daya magnetisnya lemah ke yang kuat dapat dilakukan
dengan meniup mukanya, dan inilah yang disebut terhipnotis atau dharana, dan
dalam keadaan demikian sebenarnya orang yang terhipnotis kesadaran atau jiwanya
terlepas dari tubuhnya, dan pasti tidak berdaya sama sekali dank arena
kepribadiannya hilang maka dapat dihinggapi roh lain. Dan dalam keadaan ini roh
juga akan ingat pada semua kejadian masa lalu, kebangkitannya kembali sebagai
manusia, menceritakan rasa sakitnya dimasa itu, dan pengobatan sampai
kesembuhannya. Tubuh jasmaniah sedemikian aneh sehingga dapat dianggap
berlawanan dengan hokum alam yang ada. Orang yang terhipnotis dikarenakan
syaraf organiknya tidak aktif( tertidur), kesadaran hilang sehingga tidak ada
lagi kemauannya. Beberapa sifat (kemampuan ) tersebut juga dapat dimiliki oleh
orang yang meninggal, beberpa jam sebelum meninggal tubuh seorang tersebut
dalam keadaan tidur secara organic, rohnya karena ingin mengucapkan selamat
tinggal kepada keluarganya atau teman , daya pikernya memiliki kekuatan untuk
mewujudkan diri, oleh karena itu dapat menampakkan diri pada teman atau
keluarga. Ketika roh orang yang hamper meninggal merasuk ke seseorang bisa
terjadi orang itu bisa berbicara bahas roh, melukis, mengetok-ketok pintu,
menggerakkan benda karena roh halus ini menggunakan magnet pribadi orang lain,
dan ini menunjukkan bahwa tindakan manusia tidak tergantung dari badaniahnya.
Semua tindakan manusia berasala dari kecerdasan yang tidak tampak.
Apa
yang menyebabkan orang kehilangan magnet pribadi ? diantaranya adalah terlalu
sering melakukan seks, hidup tidak teratur, menghamburkan nafsu, tidak menjaga
badan, sedih, terharu yang berlebihan, marah-marah, minuman keras, bumbu pedas,
tembakau, dan terlalu banyak kopi, the atau daging dan untuk mengembangkan
magnet pribadi hidup teratur, makan sayur, buah, dan minuman air asli.
Kemampuan menggunakan pertimbangan(rasa) ketika hendak menggunakan pikiran,
yang merupakan asal-usul dari magnet kepribadian yang menyebabkan magnet
kepribadian berkembang, kekuatan hidup juga akan memperkuat pengembangan otot
dan syaraf, kehilangan dari magnet kepribadian menyebabkan seseorang sakit
syaraf dan mengendor kekuatan fisiknya.
(4)
Kekuatan Terpendam
Setiap
perbuatan manusia yang dilakukan dengan sadar, baik maupun buruk pasti
didahului oleh pemikiran, dan dalam lingkungan aura setiap pemikiran akan
menimbulkan getaran. Lingkungan aura adalah dunia debu material atau lingkungan
magnetisme manusia, getaran tersebut akan menimbulkan warna yang akan
menciptakan bayangan, bukankah Tuhan menciptakan alam semesta melalui daya
pemikiranNya ?
Warna
buah Pikiran ( Aura)
Dapat
dibagi dalam 3 jenis ;
Buruk,
biasa, baik, pikiran yang biasa dapat dibagi lagi menjadi pemikiran yang
condong pada keburukan dan kebaikan, dengan demikian buah pemikiran dapat
dibagi menjadi buruk, biasa condong ke buruk, biasa, biasa condong ke baik, dan
baik, dalam lingkungan auranya pemikiran tersebut menimbulkan warna merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu dan mempunyai arti sbb ;
1.
Coklat
kemerahan
: nafsu dan tamak
2.
Merah
jambu
: nafsu kemarahan
3.
Merah
muda
: nafsu dalam cinta
4.
Merah
jambu
: nafsu cinta kasih
5.
Jingga
: Keberanian
6.
Kuning
: Daya pikiran
7.
Hijau
: Simpati
8.
Biru, biru
nila
: Rasa ketuhanan, keberagamaan
9.
Ungu
: Kerohanian, pertalian dengan jiwa
10.
Hitam atau gelap (tidak menunjukkan warna) : perasaan iri, warna ini muncul
pada orang yang tidak beradab atau sedang sakit
11.
Putih, seperti
bulan : menjukkan
keimanan
Gerak
dan Daya Buah Pikiran
Bayangan
buah pikiran dapat keluar dan dapat masuk kedalam manusia, dan dapat secara
alamiah, yaitu pada saat seseorang melihat, mendengar, merasakan sesuatu. Meski
begitu penyerapan juga dapat berjalan secara tidak alamiah, yaitu ketika
bayangan buah pikiran seorang memiliki daya magnet sehingga dapat menarik
bayangan buah pikiran orang lain yang punya sifat sama dan lalu bercampur jadi
satu dan kondisi ini yang dapat menimbulkan ikatan dan memunculkan rasa simpati
dan senang, dan ini bisa terjadi juga pada manusia dengan makhluk halus dan
yang perlu di waspadai bahwa adanya daya pengaruh dapat berakibat baik ataupun
buruk.
Buah
pikiran sifat laten, dan agar menjadi kekuatan nyata harus disatukan dengan
kekuatan, bila pemikiran tidak disatukan dengan kemauan maka buah pikiran akan
padam dengan sendirinya kecuali bila dapat disalurkan ke buah pikiran orang
lain yang sejenis, bila pikiran banyak orang mempunyai sifat sama dapat tarik
menarik, saling memperkuat, dan menyatu sehingga menjadi satu bayangan dengan
kekuatan yang dahsyat. Berbagai bencana nasional, kekacauan, peperangan,
perseteruan dan bencana alam merupakan dampak dari saling tarik mjenarik buah
pikiran banyak orang.
Mantra
dan Kekuatan Terpendam
Dan
kekuatan pikiran dapat dihasilkan dengan mengucapkan mantra karena dengan ini
seseorang dapat menyerap kekuatan buah pikiran. Mantra dapat digunakan untuk
menciptakan buah pikiran yang diarahkan pada orang lainuntuk mempengaruhi orang
yang dituju, dan tergantung mantra yang diucapkan dan mantra yang baik akan
menjadi pelindung orang atau roh yang didoakan, dan mantra yang buruk akan
berakibat sebaliknya, dan seseorang yang hidupnya lurus dan bersih serta tidak
punya pikiran jahat akan dilindungi oleh makhluk-makhluk yang menjaganya dari
dampak sumpah serapah.
Bayangan
buah pikiran akan dapat merasuk dan mempengaruhi badan halus (astral) orang
yang sudah meninggal (mayat astral) yang mengembara tanpa tujuan, mayat astral
dapat disebut sebagai roh “tanpa jiwa” dan ini berasal dari orang yang semasa
hidup bersifat jahat, mengumbar nafsu dan kesenangan atau roh orang yang
meninggal sebelum waktunya yang disebabkan bunuh diri, dibunuh atau kecelakaan,
dan roh seperti ini akan tetap terikat dalam jasadnya di kuburan hingga akhir kulitnya
rusak disebabkan ketuaan dan rohnya terus mengembara dan tidak dapat
meninggalkan dunia. Bila mayat astrak ini bertemu dengan hasil bayangan daya
piker buruk maka dapat menjelma menjadi setan jahat dan memiliki sifat, seperti
mantra yang diucapkan oleh pembuatnya dan dapat dipakai untuk segala tujuan,
inilah kekuatan terpendam dan mantra ini disebut “wethala siddhi”, dan biasa
disebut jimta, sarat, guna-guna, atau tumbal.
Kekuatan
pikiran dapat mengubah roh tak berjiwa yang tanpa wujud tersebut menjadi
berwujud, dengan dihinggapi buah pikiranhasil mantra, roh tanpa jiwa menjadi
hamba dari mantra ini dan dapat digunakan untuk maksud apapun. Dalam ilmu
kekuatan terpendam, roh jahatdapat dibagi ke dalam beebrapa jenis, seperti;
awici, ngalu, dan kasasar dan roh yang berbuat baik dinamakan saija dan
mengenai cara kerja kekuatan terpendam dan pemanfaatannya tidak dapat
diceritakan lebih lanjut karena alasan keselamatan ( ada dalam beberapa kitab
lainnya ).
Pelajaran
dari Buah Pikiran
Pikiran
menghasilkan bayangan dan bila digabung dengan kemauan disebut Issha, dan
pikiran menhasilkan perbuatan baik dan buruk Keluarnya bayangan pikiran
demikian dan akibatnya dinamakan “karma” manusia, bila manusia dapat menguasai
bayangan buah pikiran maka hawa nafsunya akan dapat dikendalikan dan karmanya
dapat dikuasai. Orang dengan sifat yang baik bila meninggal selubung halusnya
atau kamarupa akan lepas dengan mudah, dan rohnya akan terbang menuju ke daerah
kelangitan, roh yang tidak dapat melepas selubung halusnya tetap diselubungi
badan halus dan mengembara di dunia menjadi roh tak berjiwa.
Tugas
hidup orang di dunia adalah menolak setiap buah pikiran jahat yang timbul,
karena dorongan jahat akan melahirkan perbuatan, daya piker bisa dikembangkan
sedemikian tinggi sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
oleh manusia biasa.
(5)
Kekuatan Kemauan
Ketika
dilahirkan, manusia tidak memilikipengetahuan dan belum mengenal keadaan
sekitarnya, dan seiring dengan pertumbuhannya manusia mulai belajar tentang kejadian,
dan tindakan mana yang berakibat menguntungkan dan merugikan. Bedasar hukum
sebab akibat itulah, manusia kemudianmengenal baik dan buruk, dan pikiranlah
yang merekam semua kejadian. Meskipun demikian, pikiran sifatnya belum terjadi,
potensi ini berubah menjadi tindakan ketika pikiranbergabung dengan kemauan,
kemauan berasal dari jiwa kebinatangan yang melahirkan keinginan, nafsu, danm
kesenangan, kemauan akan menerima yang baik berdasarkan perintah pikiran, dan
melawan sesuatu yang berdasarkan pikiran tidak baik.
Pemahaman
manusia berdasarkan daya pikirannya dinamakan “kenyataan” atau “ kebenaran”.
Sesuatu yang diinginkan ( kemauan) dinamakan sebagai “baik”. Manusia akan
melakukan tindakan baik setelah melalui pertimbangan pikiran, pada orangyang dya
pikirannya belum berkembang tindakannya didasarkan atas pertimbangan baik buruk
perbuatan hanya berdasarkan dorongan keinginan semata, demikian pula pada orang
yang berpikiran picik, mereka berbuat atas dasar nafsu semata tanpa
memperhitungkan bahwa tindakan akan mencelakakan diri sendiri. Pemikiran dan
kemauan mengalir menjadi satu dalam tindakan dan membentuk manusia yang hidup
dalam tindakannya. Kemauan sifatnya netral, dan akan mejadi tindakan baik atau
buruk tergantungpada pengembangan kesadaran pikirannya. Karena perbedaan adanya
perkembangan daya pikir membuat setiap manusia berbeda dan disitu akan terjadi
sesuatu tindakan yang baik oleh orang lain akan menganggap buruk oleh lainnya.
Perkembanga manusia akan menentukan kesadaran dirinya, akan timbul penyesalan
pada manusia yang melakukan kesalahan bila daya pikirnya berkembang baik dan
juga sebaliknya.
Perkembangan
diri adalah pengalaman dimana manusia belajar untuk berpikir lebih baik,
bertindak lebih baik, dan menjaga agar tidak melakukan sesuatu yang dapat
merugikan atau menyakitkan dirinya, semakin baik daya piker seseorang semakin
merasa dirinya lebih bebas dan tidak terganutng kepada orang lain.
Kemauan
Bebas
Setiap
manusia pada dasarnya mempunyai kemauan bebas, yaitu dorongan untuk tidak tergantung
pada sesuatu diluar dirinya, kemauan bebas berhubungan dengan tanggung jawab
atas tindakan. Hal ini bertentangan dengan pandangan yang keliru terhadap
takdir, manusia mempercayai takdir juga akan mempercayai hokum alam yang tidak
berubah. Bumi dan benda-benda langit terjadi dan akan musnah disebabkan oleh
hokum alam. Oleh karena itu hidup binatang, tumbuhan dan yang berhubungan
dengannya, nasibnya sudah ditentukan sebelumnya. Kemungkinan matinya seseorang
dimedan perang sama saja dengan yang mati di rumah ; tidak akan meninggal
sebelum waktu yang di tentukan artnya manusia adalah makhluk lemah, karena
tindakannya sudah ditentukan sebelumnya maka mereka tidak bertanggung jawab
atas kemauannya dan keyakinan semacam itu tidak sepenuhnya benar.
Tuhan
adalah sumber kebenaran, kebaikan dan kecintaan. Tidak ada makhluk yang
diciptakan untuk menjadi jahat, bila manusia dalam keadaan yang tidak
menguntungkan membunuh maka dia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya dan
yang dipandang sebagai nasib, kesialan, kesempatanatau kebetulansebetulnya
merupakan kumpulan perbuatan yang dilakukan pada waktu masa sekarang,
sebelumnya, dan mungkin juga kehidupan selanjutnya. Dan segala tindakan akan
pasti kembali pada pelakunya dan setiap perbuatan ada kaitannya dengan kejadian
sebelumnya dan akibat sesudahnya dan inilah yang menentukan nasib seseorang.
Hukum
karma
Ini
adalah hokum perbuatan dan akibat, yang pada intinya setiap perbuatan ada
akibatnya (perbuatan dating dari kesadaran kemauan) dan ini hanya ada pada
manusia, karma hanya berlaku pada manusia, tetapi merupakan hokum alam yang
memang harus ada, secara umum, hokum karma dapat dibagi sebagai berikut :
- Karma perbuatan baik, yaitu bila seseorang melakukan perbuatan baik maka akan dihormati dan disegani oleh orang lain
- Karma tidak melakukan perbuatan baik, yaitu orang hidup menyendiri, tidak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang sekitar
- Karma kejahatan, yaitu tindakan dari orang yang menjadi beban dan berbuat jahat terhadap orang lain sehingga dia dibenci dan dihina orang lain
- Karma keluarga atau kelompok, yaitu karma yang dibentuk oleh kebiasaan atau adapt istiadat, ini dimiliki keluarga, suku atau suatu bangsa dan Negara.
- Karma pribadi dibagi lagi ke dalam 3 bagian, yaitu :
- Akibat segera yang tidak dapat dicegah lagi disebabkan oleh tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sekaran, disebut karma Prarabdha
- Penumpukan keinginan akibat pengalaman yang akibatnya masih dapat diubah oleh karma, disebut karma Sancita
- Perbuatan masa kini yang berakibat pada kehidupan di masa yang akan dating atau Kriypmana
Jadi
karma adalah merupakan Evolusi dari jiwa kebinatangan manusia Bebrapa waktu
setelah meninggal, manusia tetap harus menanggung akibat perbuatannya. Bila
waktu kelahirannya kembali tiba maka bayangan pikiran yang diciptakan
sebelumnya akan membentuk dirinya sesuai hokum karma. Wajahnya akan terbentuk
sesuai perbuatannya terdahulu, dan akan menentukan sifat, temperamen, bakat,
dan kepribadian baru setelah kelahirannya, bahkan perbuatannya terdahulu ikut menentukan
dilingkungan seperti apa dia akan hidup. Hukum karma membuat manusia sadar
bahwa dia tidak menjadi boneka dari nasib yang tidak menentu, dan mengajari
manusi untuk menggunakan suara batinnya untuk mendapatkan kebahagiaan. Tuhan
mengatur hokum alam yang berlaku untuk semua, termasuk yang ada dalam diri
manusia, pada manusia ada kebebasan untuk memakai anugerah kekuatan dari Tuhan
untuk dipergunakan dengan baik atau buruk dan disamping itu manusia akan
dilindungi oleh malaikat dari 8 bahaya, dimana tanpa pertolongannya manusia
dapat terjerumus ke dalam bahaya, manusia juga telah dilengkapi dengtan suara
batin (budhi) yang akan memperingatkannya apabila hendak berbuat jahat
(6)
Ilmu Rahasia
Dalam
mempelajari Ilmu rahasia harus dibiasakan tenang dalam segala keadaan
yang dilihat, didengar, atau dirasakan. Rasa tegang rohaniah ataupun badaniah
akan menyebabkan hilangnya magnetisme pribadi atau daya pikirnya
Kekuatan
daya piker manusia akan tampak bila seseorang melakukan tindakan dengan penuh
keyakinan, bila seseorang melakukan tindakan sembunyi-sembunyi maka sebuah
aliran dingin akan keluar dari otak melalui syaraf-syarafnya, hal ini akan
membuat tubuh tidak mengikuti perintah otak. Bila manusia berbuat baik maka
aliran hangat akan keluar dari otaknya dan melalui syaraf akan mempengaruhi
keseluruh badan, dan hasilnya pipinya berubah kemerahan dan matanya menyinarkan
sinar percaya diri. Alam semesta menyatu dengan Aku yang Tinggi, disebabkan
hokum getarannya maka alam menjadi obat penyembuh terhadap niat buruk dan
keinginan Aku yang rendah. Cara terbaik mempelajari dan melatihnya adalah
dengan menaruih perhatian pada orang lain berdasarkan Keadilan dan Kejujuran,
menolong orang lain dengan itikad baik, karena dengan begini maka Aku tertinggi
tengah menolong dengan kuat si manusia tersebut, bahkan untuk masalah sesulit
apapun maka orang tersebut akan bisa menyelesaikannya. Syarat utama dalam
mempelajari ilmu rahasia adalah mengarahkan buah pikiran ke satu tujuan baik
dan pikirannya harus terpusat (konsentrasi).
(7)
Kekuasaan Rahasia
Asal
Muasal Kehidupan
Ilmu
rahasia berasal dari Nabhas Tala yaitu, tempat dimana benda-benda langit
bergerak, tidak ada permulaan, tidak ada akhirnya, sesuatu yang tidak
terjangkau, dan akan ada selam-lamanya. Dalam ruanagn ini ada sesuatu yang
kekakl, taka dapat diduga dan tanpa batas, yang berkuasa dan bekerja sebagai
kekuatan abadi, yang mengetahui semuanya dan penyebab semua yang ada, dan yang
berada di luar jangkauan manusia. Inilah yang disebut Tuhan
Alam
semesta berasal dari Adi Tattwa, kekuatan dasar penciptaan alam semesta, masa
penciptaan alam semesta berasal dari Sat, yang melahirkan Anupadaka Tattwa,
atau asal Dzat roh yang merupakan ikatan antara Dzat roh dan debu. Dari
Anupadaka Tattwa terjadi 5 kekuatan alam yang besar, yaitu Akasha Tattwa, yaitu
Dzat aether yang memberikan bunyi, Wayu Tattwa atau Dzat aether berupa gas,
Teyas Tattwa atau Dzat aether yang memberikan terang, pas tattwa atau Dzat
aether yang cair, dan Prithiwi Tattwa atau aether yang padat. Dalam setiap
Tattwa terdapat 7 jenis karma yang menghasilkan 49 kekuatan alam. Dari 49
kekuatan ala mini terjadi lagi 2400 kekuatan lagi dan tergantung dari keadaan
Dzat alam, benda langit dan semua yang berada disana, juga manusia, binatang,
tumbuhan, logam, batu berasal dari tattwa dan akhirnya akan kembali ke tattwa.
Kerja sama dari 5 Tattwa menhasilkan Prana sebagai asal muasal kehidupan.
Pda permulaan kehidupan di bumi terdapat 60.000 juta makhluk halus berupa
manhusia dan 330 juta makhluk alam.
Makhluk
halus manusia akan selamnya berada di dunia sebagai orang dan bayangannya atau
sebagai setan sesuai keadaan yang dimungkinkan, sedangkan makhluk halus alam
akan menjaga bumi dan bayangannya sesuai keadaan dirinya sebagai penjaga.
Karena
pengaruh kerja dari 5 Tattwa pada Prana, terjadilah 10 kumpulan kekuatan,
kekuasaan dan kemampuan yang memberi kekuatan hidup dan kemampuan gerak pada
tubuh yang hidup. Hukum evolusi perkembangan tiap makhluk akan berjalan dari
logam atau batu hingga tumbuh-tumbuhan, dari tumbuhan hingga binatang dan dari
binatang hingga manusia dari manusia hingga roh. Pemimpin roh tertinggi disebut
juga sebagai malaikat yang membantu Tuhan mengatur segala sesuatu yang ada di
dunia ini. Perbedaan antara malaikat dan manusia sangatlah jauh, sama dengan
perbedaan manusia pada tingkat yang paling rendah dengan binatang.
Wilayah
Alam Semesta
Terdiri
dari 3 wilayah besar, yaitu daerah kehidupan yaitu daerah kita hidup, daerah
astral daerah peralihan dimana badan halus manusia yang sudah meninggal masih
melekat pada rohnya dan daerah halus yang merupakan tempat berdiamnya para roh.
Mereka
yang hidup di daerah astral dapat memperlihatkan diri dalam daerah halus, juga
mereka yang hidup di daerah kehidupan juga dapat memperlihatkan diri di daerah
halus karena manusia memerlukan zat-zat “roh halus” dalam perkembangan jiwanya.
Daerah halus dinamakan “yang ada”, daerah astral dinamakan “daerah antara”,
sedangkan daerah kehidupan dinamakan “alam yang kelihatan” dan daerah kehidupan
dan astral dibagi lagi masing-masing ke dalam 3 daerah sehingga akan terdapat 7
bagian.
Daerah
Kehidupan
Dalam
daerah ini terdapat beberapa kelompok tata surya, yang terdiri dari 7 kelompok
yang mengelilingi 1 matahari sebagai pusat, satu peredaran mengelilingi
matahari kita lakukan dalam 31.200 tahun matahari.
Tiap
tata surya terdiri dari 7 kelompok planet, tiap kelompok planet terdiri dari
anak planet dalam formasi yang sama dan lapisan uap yang mengelilinginya. Tata
surya terdiri dari planet : Merkurius dan Bumi sebagai kelompok yang paling
tidak berkembang, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Planet
beredar mengelilingi matahari sebagai pusat, terganutng dari jarak terhadapnya.
Planet-planet
menerima kehidupan dan kekuatan serta penerangan dari matahari, akan tetapi
kehidupan alam tidak hanya tergantung pada matahari, tetapi saling tergantung
satu sama lain. Masing –masingplanet dihuni oleh makhluk yang berbeda-beda
perkembangannya, tiap planet dinamakan “naraka” yaitu tempat perkembangan. Dan
planet yang tidak berkembang adalah planet yang dikelilingi oleh 7 bola
(lingkungan kehidupan) yang karena hokum alam berada di seputarnya. Bola yang
dimaksud ini adalah lingkungan kehidupan makhluk dan dari 7 bola ini hanya satu
yang diterangi matahari, sedangkan 6 lainnya berada dalam kegelapan atau daerah
bayangan sehingga tidak kelihatan. Planet-planet yang paling tidak berkembang
mempunyai lapisan udara yang kasar sekelilingnya dan dihuni manusia yang baru
mengalami perubahan dari binatang menjadi manusia.
Angka
108
Planet-planet
yang lebih berkembang hanya terdiri dari satu bola yang di beri penerangan oleh
matahari, dan planet-planet ini mempunyai lapisan udara yang lebih halus dan
dihuni oleh manusia yang dulunya pernah mendiami planet –planet yang tidak
berkembang tetapitelah mengalami kemajuan. Semakin mengalami kemajuan manusia
akan mendiami planet dengan lapisan udaranya lebih halus dan lebih baik
keadaannya, alam semesta di bentuk sesuai rencana yang sudah tetap , diatur dan
ditata oleh hokum-hukum umum.
Ukuran
lingkar sebuah planet adalah 108, dan ditata surya kita bila diameter bumi
dikalikan 108 kita akan mendapatkan diameter matahari, apabila angka yang
didapat dikalikan dengan 108 maka kita akan mendapat jarak antara bumi dan
matahari, bila mana diameter dari bulan dkalikan 108 maka kita akan mendapatkan
jarak dari bumi ke bulan.
Susunan
dari semua yang berada dalam tiap planet, juga susunan tubuh manusia dan
susunan tubuh binatang berdasar perbandingan dari 1:1.618 yang dinamakan
“kecil” dan “besar”, oleh karena itu kita mengenal jagad besar dan jagad kecil,
perbandingan ini akan kita dapat di alam dari ukran yang paling kecil hingga
ukuran paling besar di dunia ini.
Kekuatan
Penciptaan
Kekuatan
penciptaan mengikuti dalil-dalil yang tetap, ukuran itulah yang telah membentuk
alam yang ada sekarang ini. Meskipun demikian, kekuatan saja tidaklah cukup
untuk membentuk ini semua maka dari itu diperlukan kemauan yang dituntun oleh
kecerdasan untuk menggerakkan kekuatan itu. Kekuatan kemauan adalah kekuatan
dasar yang dapat membuat semuanya terjadi, kemauan dan kecerdasan hanya dapat
terwujud oleh sesuatu yang mempunyai kekuatan, kemampuan, dan daya tertinggi.
Kekuatan kemauan dan kecerdasan yang juga mengatur alam semesta berasal dari
tuhan Sang Pencipta, yaitu kekuatan Tuhan yang terdapat dimana-mana yang tidak
mengenal waktu dan tempat, dan setiap planet diciptakan pada waktu dan
kedudukan serta gerak yang teratur terhadap yang lain .
Tiap
makhluk yang diciptakan, bahkan batu telah diisi dengan kekuatan tersebut, tiap
mahkluk dimana kekuatan Tuhan berada, akan hidup kekal, kematian hanyalah
proses berkembang dan beralih.
Hukum
Pantulan
Dari
hasil kerja 5 Tattwa terhadap Prana , yaitu permulaan kehidupan akan terjadi
hokum pantulan atau persamaan. Semua planet, segala benda dan keadaan diatas
planet, cahaya, bunyi, penciuman, dan semua perbuatan serta pikiran manusia
yang berada di daerah kehidupan akan dipantulkan ke dalam daerah astral dan
daerah halus. Pantulan atau persamaan ini merupakan pancaran yang tidak tampak,
atom-atom yang bila sampai ke daerah astral dan daerah makhluk halus akan
memadatkan diri menjadi bentuk, seolah ketika mereka masih hidup, yang dapat
diraba ataupun dipegang oleh makhluk halus dan jin-jin atau malaikat.
Oleh
karena itu, dunia astral dan dunia makhluk halus terdiri dari planet-planet
astral dan planet-planet halus dengan segala isinya, seperti gunung, bebtauan,
sungai, tumbuhan dan semua benda serta peralatan yang sama seperti masih berada
di dunia. Planet yang kurang berkembang disebabkan pantulannya di dunia
keastralan akan membentuk 7 bola yang sama dengan 7 bola di alam kehidupan.
Bola-b ola yang memantulkan ini semua dikenai cahaya matahari dan mempeunyai
lapisan udara yang lebih halus dari bola-bola kehidupan. Bola-bola ini
merupakan hunian dari roh-roh halus atau neraka-neraka yang ada diatas dunia
kehidupan (Kamaloka). Bola-bola ini terletak dalam lingkaran dan ikatan dengan
bola-bola dari kehidupan berdasarkan hokum alam dan juga dari jalan astralnya.
Planet-planet yang kurang berkembang memiliki pantulan ke dunia astral dan
terus memantul ke dunia halus, akan tetapi untuk planet yang berkembang, hanya
ada stau planet besar yang memantul ke dunia astral, lainnya langsung memantul
ke dunia halus.
Daerah
kelangitan
Dalam
dunia halus, pantulan dunia kehidupan akan membentuk 7 daerah kelangitan yang
dinamakan “Swarga”. Pantulan planet yang berkembang dari tiap kelompok, yang
juga mempunyai lapisan udara yang lebih halus terletak di daerah langit ke
7(tujuh), yang perkembangannya kurang akan diletakkan didaerah langit ke 6, dan
begitu seterusnya hingga pantulan dari planet yang itdak berkembang dari tiap
kelompok akan terletak didaerah langit pertama.
Tiap
benda atau sesuatu pada planet yang paling tidak berkembang dari tiap golongan
dipantulkan ke dunia halus dan daerah kelangitan hingga ke langit ke 7, sedang
setiap benda atau sesuatu pada daerah kelangitan yang lebih berkembang hanya
dipantulkan di daerah kelangitan hingga ke langit ke 7. Juga dari benda atau
sesuatu yang dulunya pernah ada, namun musnah atau tidak terpakai lagi masih
terdapat pantulan-pantulan cahayanyayang tetap. Kekuatan dari pantulannya
sedemikian kuatnya sehinggas tiap bekas benda yang musnah masih secara nyata di
pantulkan pada benda-benda sekelilingnya yang ada sehingga tampak oleh roh-roh
yang ada dan juga yang tampak oleh manusia yang mempunyai penglihatan halus
(astral)
Pantulan
Buah Pikiran
Disebabkan
hokum pantulan maka tiap perbuatan atau pikiran dapat diibaratkan dengan batu
yang dilempar ke permukaan air yang membentuk lingkaran yang makin lama makin
membesar, yang juga menggetarkan udara yang di teruskan dari lapisan-ke
lapisannya. Dikarenakan oleh pikiran atau perbuatan maka aether mendapat
tekanan yang diteruskan hingga ke daerah astral dan daerah halus. Cermin pikiran
dan perbuatan tersebut akan ditampakkanpada sebuah kitab besar yang dinamakan
Agna Sandhani dan membentuk sebuah bayangan nyata dari pikiran dan pebuatan.
Agna sandhani dapat dianggap hasil penerapan hokum pantulan. Karena hukumini
pula maka tiap perbuatan atau pikiran ada akibatnya yang cepat atau lambat akan
tampak dalam bentuk sekarang atau yang akan datang dan akan mempengaruhi pada
kelahiran kembali yang kelak akan terjadi.
Tiap
bunyi akan dipantulkan dan menghasilkan bunyi yang sama dalam dunia astral dan
dunia halus dan pantulannya berakibat baik atau buruk, sebuah bunyi yang
harmoni akan menghasilkan getaran halus dalam atmosfir dan menciptakan
suasana segar sekelilingnya, serta berpengaruh kuat pada jiwa dan tubuh dari
segala sesuatu yang hidup di muka bumi ini. Benda yang dalam keadaaan membusuk
akan dipantulkan dalam dunia astral dan dunia roh halus dan akan membentuk
atom-atom yang membentuk suatu benda. Matahari dalam dunia kehidupan juga
dipantulkan ke dunia astral dan roh halus, tapi cahaya matahari di daerah
astral tidak memberikan panas atau dingin dan juga tidak ada pergantian siang
maupun malam serta tidak begitu menyengat seperti yang dalam dunia nyata (
segala sesuatu yang terjadi dalam alam kehidupan dipantulkan kea lam lain dan
menjadi suatu “benda’ dialam lain)
Bumi
kita termasuk planet yang disinari oleh matahari dan merupakan salah satu dari
planet yang kurang berkembangh. Bumi mempunyai lapisan udara paling kasar dan
terdiri dari 7 bola dimana hanya bumi yang diberikan cahaya oleh matahari
, sedangkan bola lainnya berada dalam kegelapan. Bentuk bumi semacam ini
diperlukan untuk perkembangan penghuninya, pantulan dalam daerah astral dari
bumi dengan ke 6 bolanya yang lain terletak di sebelah kiri matahari. Diatas
bumi merupakan hunian dari 7 daerah roh halus yang disinari matahari, sedangkan
pantulan dari bumi terletak daerah roh halus di langit yang pertama.
Bumi
dihuni oleh makhluk manusia, disamping beberapa pemimpin roh tertinggi yang
dikirim ke bumi untuk membimbing manusia. Manusia yang baru mengalami perubahan
dari binatnag ke manusia (melalui proses kelahiran kembali) setelah kematiannya
tidak dapat pergi ke kelangitan sebelum berusaha meninggalkan kebinatangannya
dan Rohilla menjadimurni. Proses pemurnian ini berjalan berangsur-angsur di
Naraka. Naraka adalah bola atau lingkunga kehidupan yang posisinya “dibawah”
lingkungan kehidupan bumi. Setelah kematiannya roh manusia menjalankan
kehidupan di neraka “dibawah tanah” diaman ia akan belajar karena dipaksakan
dan ketakutannya untuk tidak jatuh lagi ke keadaan yang lebih buruk dalam
mengekang nafsu kebinatangannya.
Bila
sudah mencapai kemajuan dalam perkembangannya sehingga sadar bahwa nafsu dan
kesenangan akan mencelakakannya maka setelah kematian, rohnya akan berdiam di
nerka diatas tanah atau dalam dunia halus, dengan ini oikiran akan belajar
untuk sukarela menhilangkan keseluruhan nafsu kebinatangan, sehingga manusia
bila mencapai tahap ini maka akan dilahirkan kembali dalam pantulam bumi ke
kelangitan yang pertama( Swarga)
Bumi
dihuni oleh berbagai manusia, pada tingkat yang paling rendah, yang dala warna,
baud an secara kemakhlukannya belum menanggalkan sifat kebinatangannya, bila
dalam kehidupan selanjutnya memperoleh kenajuan dia akan menempati sebuah
lingkungan kehidupan kelangitan yang pertama, setelah kematiannya dan mengalami
kemajuan maka manusia akan menempati planet di kelangitan yang kedua, ketiga,
ini terjadi terus menerus sampai pada kematian terakhir akan berada dalam
bentuknya untuk mendiamai “planet utama” yang terletak di langit ke 7 (tujuh),
disini manusia sudah mencapai tingkat sebagai roh tertinggi, pendidikan dari
manusia dengan sifat kebinatangannya hingga menjadi roh tertinggi memerlukan
waktu berjta-juta tahun
Pengaturan
Alam Semesta
Pengaturan
bumi diserahkan pada Prithu yang mengatur bumi sesuai dasar kelakiannya dan
mempunyai istri yang dinamakan Prithiwi yang mengatur sesuai sifat
keperempuannya, didlam mengatur dan melindungi manusia, Tuhan dibantu oleh
berjuta-juta malaikat, segal tindak tanduk dan kejadian pada manusia yang
terpantul akan dilaporkan oleh malaikat kepada Tuhan. Dalam mengatur alam, Maha
tertinggi dibantu oleh malaikat alam yang dinamakan Agni, Pawana, Waruna dan
Kshiti yang berkuasa atas elemen api, udara, air dan tanah, dan dalam pengaturannya
mereka dibantu lagi oleh berjuta-juta roh halus dengan pangkat atau tingkatan
yang berbeda-beda yang dinamakan Salamandala atau jin api, Gandaruwa atau jin
udara, Apsara atau jin air dan Yaksha atau jin tanah.
Naraka
Naraka
bukanlah tempat hukuman dimana manusia disiksa atau disakiti, karena naraka
diperlukan utuk membentuk manusia ke kehidupan yang lebih tinggi, dimana
pembentukannya tidak dapat dilakukan di daerah kelangitan karena tempat-tempat
ini merupakan tempat dimana alam semesta di kendalikan, manusia untuk
pembentukannya akan dilahirkan kembali.
Di
bumi, manusia belum dapat menjadi manusia dalam arti sebenarnya apabila tidak
dapat meninggalkan nafsu kebinatangannya, karena sifat ini akan menghalangi
manusia untuk menikmati kebahagiaan sebenarny. Alasannya adalah karena di bumi
masih berlaku hokum “siapa yang kuat”. Sebelum roh manusia dapat masuk dalam
kelangitan pertama yang ada di bumi, sifat tersebut harus di tinggalkan.
Wilayah kehidupan di daerah kelangitan hanya dapat di huni oleh roh yang semasa
menjadi manusia hatinya bersih.
(8)
Naraka, Dunia Roh Halus dan Swarga
Alam
semesta terdiri dari 3 daerah besar, yaitu daerah kehidupan, astral, halus.
Daerah kehidupan adalah daerah dimana kita hidup, astral adalah daerah
peralihan dimana badan halus manusia yang sudah meninggal masih melekat pada
rohnya, alam halus adalah alam tempat berdiam para roh, juga disebut daerah
langitan atau swarga.
Dilingkungan
bumi terdapat 2 wilayah yang disebut sebagai kehidupan nyata yang berada pada
bumi kitadan dan daerah astral yang terbagi dalam Kamaloka dan Naraka. Naraka
terbagi terdiri dari 7 bola (wilayah kehidupan) dan sesuai hokum pantulan,
kamaloka juga terdiri dari bola.
Bumi
kita adalah bola 1 dilingkungan naraka dan bumi ke 1 di kamaloka. Bola ke 1 di
naraka adalah bumi yang menjadi daerah kehidupan manusia. Bola ke 1 di Kamaloka
adalah bumi kita juga, namun wilayah astral tempat rohberbadan halus hidup.
Jadi kedua bola ke 1 tersebut adalah bumi, namun di wilayah kehidupan yang
berbeda.
Diwilayah
naraka, hanya bumi kita disinari matahari pada siang hari. Bola-bola yang ke
2,3 dan 4 hanya sebagian dapat penerangan dari matahari, sedangkan bola-bola ke
5,6,dan 7 selalu berada dalam kegelapan.
Tujuh
bola di lingkungan naraka dinamakan neraka-neraka hidup, juga disebut neraka
yang berada di bawah bumi. Pantulan dari ke 7 bola tersebut ke daerah astral
akan membentuk 7 bola lain yang disebut bola-bola astral, yang karena hokum
alam tidak saja terikat satu sama lainnya, tetapi juga berhubungan dengan bola-bola
di naraka. Bola-bola astral ini bersama-sama membentuk satu bola yang dinamakan
kamaloka (tempat tinggal roh halus ), yang juga merupakan neraka, namun berbeda
dengan nerka yang berada di bawah bumi ( seperti gambar atas )
Jarak
dari bola yang ke 1 dari Naraka dan bola ke 1 dari kamaloka adalah jalan
astral. Jalan ini juga dinamakan jembatan Wot-agil-agil yaitu jembatan yang
terdiri dari rambut-rambut perempuan yang dipecahmenjadi 7 dan diikat kembali
menjadi 1, dan ini adalah jembatan bayangan dan ini bisa dianggap sebagai hokum
alam yang akan membawakan roh sesudah kematian badaniahnya menuju suatu bola
yang sesuai.
Wilayah
di Naraka
Lapisan-lapisan
uap dari berbagai bola di Naraka berbeda-beda, bumi atau neraka yang pertama
mempunyai lapisan yang paling kurang panas dan terhalus, yang sesuai untuk
berbagai jenis manusia hidup yang ada dib u,I, akan tetapi apabila dibandingkan
dengan bola-bola lain di kamaloka, bumi terlalu kasar, oleh karena itu sangat
berat makhluk-mahkluk halus untuk hidup di bumi.
Lapisan-lapisan
uap dari 6 bola dari naraka dibawah bumi lebih kasar dan lebih berat lagi,
karenanya juga lebih panas, oleh karena itu naraka dan kamaloka dibedakan
dengan istilah neraka panas dan dingin. Lapisan uap dari bola 2,3 dan 4 dari
naraka mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga manusia hidup tidak akan dapat
bertahan disan, sedangkan lapisan uap dari bola ke 5,6 dan 7 sedemikian berat
dan panas sehingga manusia hidup akan langsung mati disana.
Ketujuh
bola dari naraka diberi nama Saptaloka (7 tempat tinggal), ketujuh bola
(lingkungan hidup) diberi nama secara berurut : 1. Jambu, 2. Kasha, 3. Plaksha,
4. Shamalia, 5. Krauntsha, 6. Shaka, 7. Puskhara. Ketujuh lapisan uap secara
berurut dinamakan 1. Mahatala, 2. Rahatala, 3. Atala, 4. Sutala, 5. Witala, 6.
Tala-Tala, dan 7. Patala.
Setelah
meninggalnya manusia, badan halus (astral) dari badan jasad akan memasuki suatu
tempat yang sesuai, apakah ke lingkungan Naraka (dibawah bumi) atau
kelingkungan kamaloka (kelangitan). Neraka adalah tempat tinggal setan, iblis
yang ketika masa hidupnya sebagai manusia tidak baik. Karena takut jatuh ke
lembah yang lebih dalam lagi maka mereka memaksakan diri untuk mengekang nafsu,
kesenangan, dan keinginannya. Penyaringan di dalam narakan adalah dengan
keadaan yang tidak menyenangkan yaitu kegelapan yang mencekamatau panas yang
menghancurkan. Dineraka tidak penyiksaan terhadap roh jahat, roh yang masuk
dalam neraka lama kelamaan akan biasa, bakhan keadaan disana dapat lebih baik
disbanding ketika masih hidup di dunia. Ketika di dunia mungkin manusia yang
memiliki roh tersebut hidup miskin, sakit-sakitan, atau tidak mempunyai tempat
tinggal
Lingkugan
Kamaloka
Ketujuh
bola dari lingkungan kamaloka (kediamn roh) sesuai nomor urut ; 1. Lokantarika,
2. Mahakala, 3. Ambarisha, 4. Raurawa, 5. Maharaurawa, 6. kalasutra, 7.
Andathasamisra. Bola-bola astral ini berbeda banyak dalam lapisan udaranya.
Lapisan udara dari bola ke 1,2,3 dan 4 tidak berbeda banyak dengan lapisan
udara di bumi. Lapisan udara dari bola ke 5 dan 6 lebih tipis, sedangkan
lapisan udara dari bola ke 7 tidak berbeda banyak dengan lapisan udara dari
lapisan udara pertama.
Semua
bola dari kediaman roh halus mendapat cahaya dari matahari, tempat kediaman
ro-roh halus diperuntukkan bagi roh-roh orang yang semasa hidupnya berlaku
baik, disini mereka mendapat kesempatan untuk melaksanakan pikiran dan niatnya,
bahkan kesenangannya. Tempat tinggal roh-roh halus dapat juga dianggap sebagai
tempat belajar dari roh yang sesuai dengan perkembangannya untuk melakukan pekerjaan
di surga. Waktu dari pendidikan dan waktu beberpa kali roh harus dilahirkan
kembali sehingga cukup untuk berdiam di lapisan pertama surga sangat bergantung
dari kelakuannya sebagai manusia sewaktu dilahirkan kembali secara
berkali-kali. Juga berapa banyak ilmu yang dapat di lakukan dalam beberapa kali
kelahirannya.
Ilmu
yang diserap dan pengalaman yang didapat di dalam dunia roh halus akan
dikembangkan lagi, oleh karena itu manusia di bumi pada tiap kelahirannya akan
diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, roh halus tidak
perlu menjalani semua tingakat di dunia roh halu. Sesuai perkembangan kebaikan
dan ketaatannya akan ditempatkan dalam bagian dimana ia akan berada. Roh halus
yang melakukan perjalanan dari bumi ke dunia roh harus melewati jembatan yang
menghubungkan antara Naraka dan kamaloka yang disebut wot agil-agil, karena roh
badan astral sangat ringa maka daapt melayang hingga mencapai dunia roh. Roh
manusia yang masih hidup tidak baik, yang separuh badan halusnya masih hidup,
tidak sesuai untuk berdiam di Kamaloka. Sesuai dengan bagian tubuhnya, badan
halus akan menuju suatu lingkungan di neraka yang lapisan udaranya sesuai.
Lingkungan
Naraka
Lingkungan
Naraka dibagi menjadi enam bulatan yang hanya separo atau seluruhnya gelap,
bentuk dan rupanya sama dengan yang ada di bumi. Demikian pula bola
(lingkungan) di kamaloka juga sama dengan keadaan di bumi karena hokum
pantulan, akan tetapi perbedaannya yang ada di lingkungan kamaloka semuanya
terbuat dari bahan astral.
Kehidupan
di Naraka dibagi dalam 5 bagian dimana berdiam roh-roh dari bangsa putih,
kunign, coklat, merah dan hitam. Tiap bagian naraka dibagi lagi ke dalam bagian
sesuai bahasa yang berlaku dan dibicarakan. Selanjutnya tiap bagian Naraka
dibagi lagi ke dalam Negara, kota, kampong jalanan, daerah, dan lainnya,
seperti ap yang terdapat di bumi
Di
dalam Naraka di bagi tumbuh tanaman hidup, sedangkan dalam dunia roh halus
tumbuh pepohonan astral, didalam naraka terdapat gunung dan bukit yang
sebenarnya, sedangkan di dunia roh halus terdapat gunung gunung astral dan
lainnya yang serba astral, semua tampak dan dapat diraba, serta dapat dihuni
oleh roh-roh halus yang tinggal di sana.
Tiap
lingkungan dari neraka dan dari roh halus dipimpin oleh roh tertinggi,
yang dibantu oleh roh-roh lainnya, roh yang meemrintah di naraka tidak tinggal
disana karena di naraka semua dikendalikan oleh hokum-hukum alam. Pengendalian
naraka hanya melihat apa yang terjadi dan mengatur kelahiran kembali.
Kamaloka
Kamaloka
disebut juga daerah kelangitan yang merupakan daerah yang memiliki gambaran
seperti orang berdiri. Langit dibagi dua bagian utama, yaitu langit bagian
dalam atau “daerah arupa” (langit dalam)dan langit bagian luar atau daerah
“rupa’ (langit luar) adalah bagian dengan bentuk. Daerah langit luar di bentuk
serupa benda langit yang terletak pada : 1. bagian kaki kiri, 2. bagian kaki
kanan, 3. bagian lengan kiri, 4. bagian lengan kanan. Bagian langit luar juga
dinamakan langit depan atau bagian pikiran, bagian langit dalam serupa bagian
benda langit yang terletak : 5. didalam perut, 6. di dalam dada, 7. di dalam
kepala. Bagian langit dalam dibagi lagi ke dalam 2 bagian yang terpisah, yaitu
badan dan kepala.
Mengenai
lapisan udaranya di tiap-tiap benda langit, benda langit ke 7 mempunyai lapisan
udara yang sangat tipis dan mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga para roh
tertinggi dari lingkungan (bulatan) kamaloka ke 1,2,3 dan 4 tidak dapat berdiam
disana. Benda langit ke 6 dan 5 mempunyai lapisan udara yang sama, namun banyak
bedanya dengan lapisan udara benda langit ke 7, daerah benda langit ke 4,3,2
dan 1 mempunyai lapisan udara yang sama, namun bila dibedakan dengan lapisan
udara di bagian langit ke 6 dan 5 menjadi kasar sekali.
Swarga
Bentuk
badan manusia dari daerah langit adalah contoh persamaan yang ada dalam
Swarga atau surga, dimana persamaannya adalah sedemikian eratnya dengan
penataan alam semesta, dan hal ini juga sama dengan gerakan badan manusia yang
saling kerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Roh tertinggi utama dan roh-roh
tertinggi yang ada dalam ke 7 daerah langit dalam mengendalikan alam semesta
mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan yang hamper sama dengan kerja dari
anggota badan manusia, dengan demikian para roh tertinggi yang berada dalam
daerah “rupa” mempunyai tugas mengatur alam semesta, dan roh tertinggi yang
berada di daerah “arupa” mengendalikannya.
Seperti
juga di bumi, dimana para pegawai ada yang menjalankan dan mengatur tugas
administrative, para roh tertinggi di di ke7 daerah langit menjalankan pemerintahan.
Tuhan dan para malikat utama mempunyai tempat di langit yang ke 7. Kuasa,
langit, dan malaikat bawahannya mempunyai tempat di jantung dan paru-paru,
yaitu di dada atau daerah langit ke 6, tempat didaerah langit yang diumpamakan
jantung dan paru-paru mendapat nama khusus yaitu “Suralaya”.
Pembagian
kerja di dunia kelangitan juga sama dengan di bumi, perbedaannya hanyalah bahwa
di daerah langit (surga) tidak ada perbedaan status dan kepangkatan. Tiap
tempat di bagi ke dalam kelompok yang tidak terhitung jumlahnya. Tiap kelompok
dibagi lagi ke dalam 7 kumpulan dan tiap kumpulan terdiri dari roh tertinggi
yang mempunyai kesengan yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok dan
kumpulan-kumpulan ini mempunyai bentuk manusia dan berhubungan sangat erat satu
sama lainnya , seperti bagian aggota tubuh manusia, tiap kelompok harus
menjalankan 1 tugas.
Nama
dari bagian langit secara berurut adalah : 1. Sukhawati, 2. Hukhta, 3.
Tribhuwana, 4. Howarst, 5. Pariwana, 6. Amithaba, 7. Nirwana. Keadaan di langit
ke 7 tersebut dinamakan juga “ Apawarga “ artinya adalah kedamaian yang abadi
dan kehidupan yang kekal, serta pemusnahan dari semuanya yang tidak murni yang
mungkin dapat mencemari roh tertinggi utama yang berada disana dan mungkin
dapat menghalangi untuk menikmati kebahagiaan yang sedang dirasakan. Ke 7 bola
(tempat tinggal) dalam Swarga secara berurut dinamakan : 1. Bhurloka, 2.
Bhuwarloka, 3. Swarloka, 4. Maharloka, 5. Yanarloka, 6. Taparloka, dan
Satyaloka. Hanya ke 7 surga ini yang diketahui namanya.
(9)
Kematian Jasad Manusia
Kematian
badan jasmani dari orang berusia lanjut berlangsung tanpa sakit. Peralihan dari
kehidupan nyata k eke hidupan lain, seperti seorang yang terbangun dari tidur
lelap. Setelah dikubur dan mayatnya membusuk maka kulit halus atau kulit
keduanya ( yang disebut Wethala) tidak mati. Dalam jangka waktu 7 hari, lapisan
wethala ini akan meninggalkan badan yang membusuk. Wethala atau badan halus ini
dan jiwanya akan tetap terikat pada mayat oleh kekuatan tali jiwa (Suratma)
selama magnet badabiah mayat belum hilang sama sekali. Magnet badaniah ini yang
menjaga mayat tidak cepat membusuk.
Bila
magnet badaniah yang tertinggal dalam mayat telah musnah maka darah dalam mayat
berubah menjadi air. Pada saat itu kekuatan penghidupannya hilang dan kematian
badaniah telah sempurna, saat itu pula ikatan antara roh dan badannya terputus
akibat putusnya tali jiwa, pada kematian yang biasa, peristiwa ini terjadi 3
hari sesudah kematian.
Pada
orang mat8i mendadak, bunuh diri atau kecelakaan, wethala masih dapat terikat
dengan badannya karena kekuatannya sendiri dan kondisi ini memungkinkan wethala
untuk dapat menyerap magnet badabiah dan pada orang sakit biasa dan belum ada
organ tubuh yang rusak berat, selama tali jiwa belum putus, orang tersebut
masih dapat disembuhkan menggunakan mantra ilmu putih. Dan pada orang mati
mendadak disebabkan magnet badaniahnya dipakai terlalu banyak untuk
menghamburkan hawa nafsu dan kesenangan, dalam hal ini wethala masih sangat dan
masih mungkin untuk bisa menyerap magnet badaniah tubuhnya sehingga wethala
tetap terikat pada mayat. Pencairan wethala baru dapat terjadi bila wethala
musnah sendiri karena tua.
Ketika
orang meninggal sebebnarnya roh dan badan halus masih terikat pada wethala
sehingga roh tidak dapat meninggalkan bumi. Bilamana orang meninggal semasa
hidupnya berkelakuan baik dan akhirnya meninggal secara mendadak maka rohnya
tetap berada dalam keadaan tidur sampai wethalanya musnah.tapi bila sebaliknya
maka rohnya akan terbangun dari tidur kematiannya dan selanjutnya roh memendam
masuk ke badan halus berikut roh kebinatangannya, karena kebiasaan jeleknya,
roh akan tetap berkeliaran, melalui tali jiwanya masih melekat, roh ini akan
berusaha tetap menghubungi manusia yang mempunyai kebiasaan jelak yang sama.
Setelah
wethala karena tua maka dengan kekuatan tali jiwanya, roh akan bergabung dalam
badan halus, dengan masa persiapan 4 hari, roh sudah harus berpisah dari badan
halusnya dan meninggalkan kehidupan dunia. Jiwa yang sudah terlepas dari
wethala dan badan halus akan banyak kehilangan tanda kehidupannya. Roh tanpa
wethala dan tanpa badan halus ini tidak dapat melihat makhluk halus yang masih
terikat pada wethalanya, demikian pula sebaliknya, roh yang sudah tidak
berwethala dan tidak berbadan halus juga tidak tampak oleh roh yang masih
berbadan halus. Mahkluk-mahkluk halus hanya akan saling menampakkan diri bila
mempunyai persamaan.
Wethala
orang meninggalterkadang dapat dilihat sebagai hantu, namun tidak mempunyai
pikiran, oleh karena itu dengan bantuan mantra wethala dapat diisi dan menjadi
wujud bayangan, bisa juga pertemuan wethala dengan buah pikiran berlangsung
secara tidak sengaja dan menghasilkan bayangan, pertemuan demikian sering
terjadi bilamana wethala sudah terlepas dari mayat dan selama 4 hari melayang tanpa
tujuan sebelum menghilang dan setelah wethala menghilang, mayat akan berhenti
sebagai manusia dan menjadi mahkluk alam .
Wethala
yang terisi untuk sementara waktu akan mendapat kehidupan tersendiri dan
mempunyai kekuatan untuk memperlihatkan dirinya sebagai bayangan manusia akan
tetapi penampakan ini berbentuk bayangan atau sebagai hantu berdasarkan buah
pikiran yang telah dirasukinya. Menjiwai sebuah wethala dapat dilakukan untuk
tujuan baik yaitu, untuk membantu roh dan badan halus segera lepas dari Wethalanya.
Akan tetapi bantuan itu dapat dilakukan dengan mengirim doa. Doa yang diucapkan
sebelum atau setelah waktu meninggalnya seseorang akan mewujudkan buah pikiran
yang tidak hanya memutuskan tali jiwa , tetapi juga melindungi rohnya
Orang
dapat berdoa kepada Tuhan supaya jiwa orang yang mati selamat, yaitu supaya
rohnya segera meninggalkan nafsu dan kesenangan yang masih tertinggal. Sifat
roh merupakan bukti bahwa kekuatan hidup badaniah manusia akan berhenti dengan
putusnya tali kejiwaan. Dalam waktu 7 hari setelah kematian manusia, rohnya
masih belum sadar akan kehilangan wujud badaniahnya. Roh akan tetap berusaha
berada di dalam rumah tempat kediaman meskipun sudah terlepas dari wethala.
Baru setelah dari 7 hari roh sadar bahwa ia tidak mempunyai wujud lagi, kini
hanya badan halus dank arena hokum alam maka ia harus meninggalkan rumah tempat
tinggal dan dunia, bila manusia selama hidup di dunia menggunakan waktunya
untuk membersihkan diri dari segala keburukan, setelah 7 hari kematian dari
badannya, roh akan melayang langsung ke Kamaloka tanpa kesukaran.
Kamaloka
adalah tempat tinggal roh-roh manusia yang sudah meninggal dan di tempat inilah
roh yang baru tiba akan belajar untuk menanggalkan pikiran dan kesenangan(kama)
dan roh yang sudah berhasil melepas sifat kebinatangannya dan melalui kematian
kedua, berpindah tempat ke bumi yang terletak pada lapisan langit pertama.
Badan ini merupakan sebuah roh( ajal) yang disebabkan hokum alam ditarik kea
lam dunia dan akan melebur disana secara perlahan-lahan. Bayangan yang diisi
akan menjadi sebuah makhluk alam dan berhenti menjadi manusia, pikiran dan
kekuatan tindakannya didapat dari pikiran yang dimaksudkan di dalamnya dan
tidak akan mengingat lagi kehidupannya terdahulu.
Manusia
yang selam hidupnya mengumbar nafsu dan terbiasa dengan cara hidup semacam itu,
rohnya dihinggapi dengan berbagai keburukan dan setelah meninggal keburukan ini
mempengaruhi badan halusnya dan ketika roh dan badan halus terlepas dari
wethala pada hari ke 3 hingga 7, sifat badan halusnya tidak akan mengalami
perubahan artinya badan halus itu tetap berada dalam keadaan kecenderungan ke
kehidupan yang ada sehingga menjadi terlalu berat untuk berpindah ke Kamaloka.
Dalam
perjalanan menuju dunia roh halus, roh dan badan halus orang yang sudah mati
akan melewati terlebih dahulu jembatan wot agil-agil, dan selanjutnya badan
halus berikut rohnya akan menuju ke salah satu wilayah di Naraka, badan halus
akan menuju lingkungan neraka yang sesuai.
Bila
terjadi roh (yang diselimuti badan halus) terlalyu baik untuk masuk kedalam
neraka kedua, namun belum selesai untuk masuk kedalam kelangitan lapisan
pertama. Ada beberapa sebab mengapa hal itu bisa terjadi, karena semasa menjadi
manusia orang tersebut memiliki cita-cita dan belum tercapai hingga
meninggalnya atau ketika ajal tiba orang tersebut masih mengkhawatirkan
keluarganya yang terbengkalai atau semasa hidup orang tersebut terpaut pada
satu kesenangan yang menghalangi rohnya untuk berpindah ke kamaloka, dan pada
kejadian seperti ini roh akan tetap tinggal di bumi, pada bola wilayah pertama
neraka hingga ikatan kesenangannya di bumi berhenti. Banyak roh yang berada
dalam keadaan seperti ini belum mempunyai kesem[patan untuk berpindah ke dunia
roh halus dan mereka yang semasa hidup berbuat jahat dan badan halusnya sudah
berbentuk sesuai untuk keadaan neraka wilayah 7 maka akan langsung menuju ke
tempat tersebut.
Roh
yang tinggal di bulatan wilayah lapisan pertama Naraka tidak akan lebih lama
dari 30 tahun, karena sifatnya yang sangat berbeda dengan bumi, roh yang berada
di lapisan neraka kedua sampai tujuh merasa tidak nyaman, dan semakin rendah
posisi neraka, semakin tidak nyaman roh tersebut dan maik tidak nyaman bila
letak bulatan ini lebih rendah lagi. Pendek kata roh , baik yang tinggal di
tempat hunian roh(kamaloka) maupun yang di naraka, merasa tidak senyaman
tinggal di bumi.
Mereka
yang dilahirkan kembali, namun juga belum lunas menebus karmanya setelah
kematiannya dapat menempati ligkungan yang terletak pada lapisan langit
pertama. Lamanya tinggal di neraka atau alanm roh tidak hanya tergantung pada
umur semasa meninggal sebagai manusia, tetapi juga cara hidupnya sebgai
manusia. Lama tinggal di tiap-tiap alam bila meninggal pada umur yang sangat
tua tidak akan melebihi 1500 tahun matahari. Anak-anak yang meninggal pada usia
belum mengerti sifat buruk, baik, akan dilahirkan kembali dalam waktu beebrapa
bulan, kemungkinan anak tersebut akan dilahirkan kembali dari ibu yang sama.
Binatang-binatang
yang mati dalam umur dewasa, seperti manusia, memerlukan waktu untuk
mengembangkan dirinya, mereka akan dilahirkan kembali dengan panca indera yang
lebih tajam, tumbuhan yang atau batuan juga memerlukan waktu dalam
pepengembangannya dan akan dibentuk kembali berupa batuan yang lebih mulia.
Bila manusia sudah beberapa kali dilahirkan kembali dan tetap tidak dapat
menanggalkan nafsu buruk manusia, akan meninggl dengan karma yang terakhir.
Sesudah tiu akan dipindahkan ke dalam alam roh halus tertinggi. Setelah 33 hari
hari persiapan, roh tersebut akan mengalami kematian yang kedua dan rohnya akan
selalu bersama badan kerohaniannya dan akan pindah kedaerah bumi yang terletak
dalam lapisan langit pertama menjadi salah satu tertinggi atau sering disebut
“malaikat”. Disana akan diberi tugas untuk mengatur salah satu bagian alam
semesta. Bilamaan roh tertinggi dalam perbuatan kebaikan, pengembangan dan
kesadaran telah berkembang sedemikian rupa hingga dapat menempati salah
satu bagian langit yang terletak di lapisan langit yang kedua, dia akan dilahirkan
kembali diatas planet yang terletak menyerupai keadaan sebagaimana dilapisan
langit kedua. Biloaman disini telah dicapai pengetahuan yang layak agar dapat
berpindah tempat dilapisan langit yang kedua, akan berpindah tempat setelah
kematiannya ke sebuah planet yang menyerupai tempat tinggal planet dimana
sebagai manusia ia pernah hidup. Dengan cara demikian roh akan terus berkembang
untuk mencapai lapisan langit yang lebih tinggi sehingga setelah mencapai
lapisan langit yang lebih tinggi lagi akhirnya akan tiba di langit yang ke
tujuh, dan disinilah roh tertinggi tidak akan dilahirkan kembali, dan disinlah
roh manusia kembali ke Tuhannya.
Selama
bertempat tinggal di daerah luar kelangitan atau bertempat tinggal di
lapisan pertama, lapisan kedua, ketiga, keempat, roh akan berada dalam wujud
yang dinamakan “ rupa “ atau berbentuk, adalah masih mempunyai badan halus yang
masih berwujud. Bila roh dengan beberap kali kelahirannya akhirnya tiba di
lingkungan yang terletak di lapisan langit kelima atau lapisan langit
dalam yang terendah maka bentuknya hilang atau menjadi “arupa” atau tidak
tampak.
Roh
akan mempunyai bentuk seperti yang diciptakan oleh Tuhan. Wujudnya dapat
seperti bentuk manusia, namun begitu agung hingga tidak tampak, sehingga layak
untuk tinggal dilapisan udara yang paling halus. Harus dimaklumi bahwa di
daerah “rupa “ pikiran masih mempunyai bentuk, namun di daerah “arupa “ tidak
mempunyai bentuk lagi.
Roh-roh
halus yang tinggal di daerah halus akan menjadi”roh tertinggi”, roh halus yang
tinggal di daerah astral akan menjadi “jin” dan yang tinggal di daerah
kehidupan dinamakan “setan. Mengenai roh halus akan dijelaskan pada bab
selanjutnya .
(10)
Badan Halus Manusia
Ketika seseorang menghadapi kematian, pengalaman pertama roh adalah ingatan
atas segala perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya. Seluruh pengalaman
yang pernah dilakoni akan tampak sebagai bayangan panorama yang melewati mata
kalbunya, Dirinya seperti mendapat pantulan dari buku besar Agna Sandhani,
dimana segala perbuatan atau pikran selama kehidupannya, seperti cermin yang
dipantulkan kembali, rasukan kedalam sebagai ingatan diperlukan karena rekaman
tindakan selama hidup sebagai manusia memang ditunggu oleh rohnya di daerah
astral. Kebaikan dan keburukan yang dialami selama menjelang kematian bukanlah
hukuman, semua adalah hasil kerja perbuatan sendiri selama hidup, sebagai
bagian dari hukum karma ( manusai akan menerima dan mempertanggung jawabkan
akibat dari semua perbuatannya ).
Ketika Prana atau napas atau kekuatan hidup telah hilang dari badan
kasar, semua yang pernah dimiliki akan hilang, isinya pindah ke badab halus,
badan jasmani atau badan kasa rseolah menjadi sebuah baju yang ditanggalkan dan
tidak dipakai lagi. Keadaan ini tidak segera di sadari oleh manusai yang telah
berbadan halus, hal ini karena sifat kebiasaan dan juga nafsu kesenangannya
ikut berpindah ke badan halusnya. Pada saaat bangun dari tidur kematian selam 3
hari, dia masih belum merasa kehilangan badan kasarnya, tindak tanduknya masih
menyerupai ketika dia hidup, setelah 7 hari barulah badan halus akan mengalami
perubahan besar, lepasnya lapisan kulit halus dari kulit kasar menyebabkan
semua aliran magnetisme bumi yang mengikat pada badan halus ke dunia nyata
berhenti secara total. Badan halus hanya akan menerima magnetisme astral (dunia
halus) yang menyebabkan dari hari ke hari menjadi semakin dingin, akhirnya
sesuai dengan hokum karma, badan halus ini akan berubah bentuk sesuai dengan
perbuatan yang dilakukannya ketika hidup di dunia nyata.
Dalam proses ini badan halus diubah dan dibentuk melalui pemurnian pikiran
secara paksa. Berdasarkan hokum alam yang tidak berubah, keadaan ini hamper
sama dengan keadaan manusia yang jatuh ke air dan mencoba untuk mencapai tepi
daratan dengan berenang demi keselamatan dirinya. Hukum ala mini yang
memaksakan roh dalam badan halus menyadari bahwa dirinya tidak lagi memiliki
badan sebagai manusia. Bagi manusia yang semasa hidupnya bertingkah laku baik,
proses perubahan ini dinamakan Iyatama yaitu badan halus berubah menjadi
bentuk yang sesuai untuk bertempat tinggal di dunia roh halus atau dunia
kelangitan. Roh yang badan halusnya telah bebas dari hawa nafsu dan kesenangan
dinamakan Moksha, dan roh ini menuju ke kelangitan pertama.
Proses perubahan badan halus dari manusia yang selama hidup berbuat jahat
dinamakan Dhruwan yaitu badan halus akan berubah bentuk aksar, roh
dengan badan halus yang “kasar” leboh cocok untuk tinggal di lingkungan Naraka
( suatu lingkungan yang digambarkan memiliki kedudukan lebih rendah dari bumi
tempat kehidupan nyata ). Terdapatroh-roh yang terlalu baik untuk menempati
daerah neraka, namun belum cukup baik untuk memasuki lapisan pertama Kamaloka
(kelangitan ). Ada juga roh yang masih ingin tinggal di bumi yang sukar
ditinggalkannya. Dalam kejadian ini, badan halus tidak akan mengalami
perubahan, sebagaimana yang dijelaskan diatas, tetapi akan tetap berada dlam
wujud biasa. Badan halus tersebut baru dapat meninggalkan dunia dengan cara menghilangkan
keinginan atau nafsu yang mengikatnya sehingga sesuai untuk bertempat tinggal
di Kamaloka. Perubahan badan halus pada roh semacam itu berjalan lambat, yaitu
sekitar 30 tahun, sebenarnya perubahan badan halus sudah dimulai ketika manusia
masih hidup, perubahan badan halus tersebut tampak pada badan kasarnya.
Tiap nafsu dan keinginan akan membawa tanda-tanda pengenal tersendiri, secara
perlahan tanda pengenal ini akan tampak dan dengan garis-garis yang nyata
akhirnya menjadi tanda yang tetap bagi seluruh tubuh yang menggambarkan nafsu
dan keinginan itu. Perbuatan yang telah dan akan dijalankan manusia juga
terlihat dalam gerak-gerik badannya ataupun nada bicaranya. Nafsu dan keinginan
ini selalu membentuk diri manusia karena jiwa yang dijalankan oleh nafsu dan
keinginan akan diubah menjadi bentuk fisik manusia. Oleh karena itu bisa
disebut badan manusia adalah gambaran jiwa. Jiwa kebinatangan mengubah manusia
dan badan manusia menyesuaikan diri denga jiwa tersebut. Kemaksiatan dan kejahatan
adalah penyebab yang membentuk garis – garis menyeramkan pada wajah manusia
yang dapat dilihat oleh semua orang. Akan tetapi kebaikan juga dapat mengubah
bentuk muka manusia yang buruk menjadi tampak menarik
Oleh karena itu setelah kematian manusia maka badan halus akan mempunyai bentuk
yang sama ketika badannya masih hidup dan mempunyai sifat yang sama yang
dibentuk oleh nafsu dan keinginannya. Semasa hidup karena ajaran dan
pendidikan, manusia berusaha menyembunyikan sifat yang sebenarnya, disebabkan
hokum karma maka setelah kematiannya dan kebangkitan kembali, rohnya akan
menyatu kembali dengan pikiran dan kemauan sehingga menjadi satu kesatuan.
Dalam dunia halus(astral), semua kekuatan yang ada lebih kuat dari kekuatan
badan halusnya, oleh karena itu, manusia akan memperlihatkan sifat sesungguhnya
tanpa malu-malu, bilamana manusia itu memiliki sifat buruk maka keburukan ini
akan di pancarkan keluar melalui badan halus dan perbuatannya, dalam dunia
halus tiap roh akan berbuat sesuai sifatnya.
Bagi
manusia yang baik, karena keadaan terpaksa berbuat jahat, tidak akan
menampakkan keburukan. Sifat aslinyalah yang di tunjukkan, oelh hokum karma ,
keburukannya dihapus dan akan menunjukkan sifat murninya, semuanya akan tampak
dalam gerakan badan halusnya, edngan demikian melalui badan halus setelah
kematian dan kebangkitan, roh akan tampak seperti sifat asli seseorang.
Bagaimana bila roh yang jahat dan roh yang bai,k bertemu ? dalam hokum karma ,
roh sesudah perubahan badan halus seakan dipaksa untuk sukarela berpindah ke
daerah yang sesuai dengan sifat dan kelakuannya. Hukum karma bekerja untuk
mengubah badan halus seseorang sesuai dengan gambaran yang dibuat oleh manusia
ketika ia masih hidup. Dan hokum karma ini sangat kuat sehingga menempatkan
tiap manusia pada tempat yang seharusnya, dan akibat dari hokum ini, kelahiran
kembali memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk memperbaiki dirinya dan
juga untuk melakukan perjalanan yang panjang untuk sampai ke daerah di
kelangitan pertama, demikianlah manusia dinilai sesuadah kematiannya.
Roh tidak akan langsung menghadap Tuhan, tetapi mereka harus melewati saringan
dan hukuman yang mengikuti hukum, sebab dan akibat, dan darisinilah manusia
menentukan nasib dan kebahagiaannya sendiri. Badan halus sesuadah mengalami
perubahan dapat menjadi indah, halus, ringan namun juga dapat sebaliknya.
Ketika roh meninggalkan alam nyata akan tergantung dari derajat kehidupan badan
halusnya, bila badan halus tiba dalam keadaan Iyatana maka rohnya akan
“terbang”menuju wilayah di kelangitan ke tujuh. Bila badan halus berada dalam
keadaan Dhruwan maka badan halus beserta rohnya akan masuk ke wilayah neraka
karena lapisan hawa yang menahan berat roh ini.
Ada
juga keadaan yang lebih tinggi dari Moksha, yaitu bila roh dapat mencapai
lapisan langit yang keempat, yang kemudian sampai didaerah langit yang kelima.
Disini, roh dalam badan halus berubah dari “rupa” ke “arupa”. Keadaan ini
dinamakan Saiyadiyam, yaitu mencapai satu kiesatuan dengan Tuhan.
Bilamana roh telah sampai dalam keadaan ini maka setelah kematian dalam
wujudnya akan sampai pada daerah di kelangitan kelima, dan jiwanya telah murni
atau”arupa”. Roh-roh dari daerah “arupa” ini dikirim kemabli ke bumi melalui
proses kelahiran kembali, dan dalam proses ini mereka dilahirkan kembali
sebagai manusia dan seperti manusia biasa, mempunyai badan hidup dan jiwa
kebinatangan, bila sudah mencapai umur dewasa, melalui sebuah proses akan
menanggalkan jiwa kebinatangannya yang hanya diketahui oleh mereka sendiri, dan
selanjutnya bersama dengan roh keluhuran yang mulia, mereka didunia dalam
keadaan suci dan bebas dari nafsu, kesenangan, dan keinginan. Keadaan ini
dinamakan Muti dan mereka dapat berkomunikasi dengan daerah halus dan
daerah roh, hal ini terjadi karena rohnya tidak mengalami hambatan dan bebas
untuk meninggalkan badannya untuk beberpa waktu. Manusia-manusia semacam ini
menyadari keadaaanya dan jarang meninggalkan tempat tinggalnya, mereka bebas
dari penyakit dan kesedihan.
Tujuan hidup orang dengan roh dari daerah “arupa” adalah untuk menolong orang
lain, dan orang ini memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak mungkin
dilakukan olehnya pada kehidupan sebelumnya. Kemampuan istimewa ini juga tidak
dimiliki oleh orang pada umumnya, bila tugasnya di bumi selesai maka rohnya
akan meninggalkan badan keduniawiannya dan akan berada kembali dalam keadaan Saiyadiyam
untuk kembali lagi ke daerah kelangitan.
Roh
tertinggi mendapat tempat di kelangitan ke tujuh, mereka dikirim ke bumi sebagai
manusia terpilih, menggunakan badan wujud keduniaan untuk mengajarkan agama di
dunia, akan meninggalkannya kembali bila tugasnya di bumi sudah selesai, dan
kembali lagi ke langit ke tujuh. Roh para “utusan” tidak akan dilahirkan
kembali di bumi, mereka menjadi roh utama dilangit ke tujuh yang dinamakan Wikhonddham,
yaitu Kesempurnaan yang paling sempurna.
(11)
Keadaan di Naraka
Roh
badan astral dari orang yang mati dalam keadaan Dhruwan tidak dapat memasuki
daerah kamaloka, roh tersebut akan tergiring masuk ke dalam lingkungan di
Naraka yang sesuai untuk menampung badan halusnya.
Roh
dalam 7 Lingkungan Naraka
Lingkungan
dalam Naraka terdiri dari 7 jenis, yaitu lingkungan ke 7, 6 dan 5 secara
keseluruhan adalah lingkungan “nafsu” dan “kesenangan” yang dinamakan juga
“nerakanya Naraka”. Disana tinggal roh-roh manusia yang memiliki sifat
kebinatangan, roh yang tinggal disini merupaakan roh manusia yang derajatnya
paling rendah.
Naraka
ke 7 ditempati para pembunuh yang melakukan kejahatan berencana dengan maksud
mencari keuntungan, termasuk mereka yang menghuni naraka ke 7 adalah orang yang
memilih kejahatan sebagai pilihannya, diantaranya adalah para pencuri.
Bola
atau lingkungan ke 6 naraka ditempati roh-roh dari orang yang ketagihan madat,
termasuk juga golongan ini adalah manusia yang mengumbar hawa nafsu dan
kesenangan, mereka adalah orang yang sewaktu semasa hidup telah memilih untuk
membiasakan diri hidup buruk.
Bola
ke 5 ditempati roh-roh dari manusia yang semasa hidupnya menjalankan
kehidupan bengis dan kasar, mereka tidak mengenal sifat baik dan hanya mencari
kesenangan untuk mengumbar nafsu kebinatangannya dan pada saat kematiannya
tidak mengubah sifat-sifatnya, dan setelah kematiannya roh ini akan merana
karena telah kehilangan bentuk badaniahnya, dengan demikian mereka tidak dapat
lagi mengumbar hawa nafsunya, keadaan mereka seperti orang yang memakai obat
bius dan secara tiba-tiba harus berhenti, roh-roh ini secara terus menerus
merasakan kesengsaraannya.
Sebenarnya
istilah “kehilangan” kesenangan mereka tidaklah tepat, karena pengalaman hidup
di naraka adalah merupakan hasil perbuatannya sendiri semasa hidupnya
berperilaku buruk, inilah hokum alam baka bahwa perilaku buruk akan
menghasilkan akibat buruk bagi pelakunya, dan setelah kematiannya bila nafsu
dan keinginannya telah padam maka badan halus juga akan terasa ringan dan
memnuhi syarat untuk dilahirkan kembali sebagai manusia, oleh karena hukum
karma, hal yang sama menimpa roh halus yang menghuni lingkungan Naraka yang
lain.
Bola
Naraka ke 4 di tempati oleh makhluk-makhluk halus dari manusia yang selama
hidupnya hanya mengenal kepentingannya sendiri dan memiliki sifat rendah,
selalu merugikan orang lain, tidak perduli terhadap kesenian, ilmu pengetahuan
dan hanya mengahbiskan waktu untuk mengobrol kesana sini tanpa tujuan, senang
membicarakan orang lain, atau mencelakakan orang lain, pembohong, dan mereka
selalu melihat bayangan dari roang-orang yang dirugikan oleh perbuatannya,
bayangan itu begitu kerasnya sehingga menimbulkan penyesalan tiada henti.
Bola
atau lingkungan Naraka ke 3 ditempati oleh roh-roh orang yang semasa hidupnya
menjadi manusia fanatic atau keras meskipun dalam kehidupan sehari-hari
kelakuannya baik, dalam melakukan ibadah mereka menyimpang sehingga
menjadikannya egois, serta berpandangan sempit terhadap orang-orang di
sekitarnya. Ketika hidup di dunia mereka selalu berbicara Naraka dan dosa serta
menuduh orang disekitarnya tidak beragama, dengan selimut keshalehan mereka
berbuat tidak senonoh, mulutnya selalu menyebut nama Tuhan namun hatinya iblis,
mereka memandang agama hanya sebagai kepercayaan yang daapt memberi keuntungan
bagi dirinya.
Bola
atau lingkungan naraka ke 2 ditempati roh yang ketika semasa hidupnya
mengembangkan pikiran hanya untuk kepentingan dunia semata, kemampuannya hanya
untuk mengejar duniawi saja, materialistis, merek tidak percaya Tuhan dan
utusannya, roh ini bisa segera dibebaskan dari jalan menyimpang karena sebagai
roh dapat segera melihat akibat yang diderita oleh yang lain. Merka di taruh di
naraka ke 2 agar untuk menginsyafkan dari pikiran menyimpangnya, karena
sebebnarnya pikiran mereka berkembang dengan baik, dan setelah insyaf badan
halusnya menjadi lebih ringan sehingga dapat mudah mencapai bumi untuk memberi
pertolongan pada orang yang membutuhkan, dengan keinsyafannya mereka mencoba
menyadarkan orang-orang di bumi menuju jalan yang baik.
Roh-roh
ini juga menempati lingkungan Naraka pertama, ke2, ke 3 dan ke 4 dapat kembali
ke bumi untuk memberi tahu manusia mengenai datangnya suatu bencana dan
disampaikan melalui mimpi dan dialami pukul 02.00 hingga 06.00 dan ini disebut Daradasih,
yaitu karena jiwa meninggalkan badan dan bertemu dengan roh yang kembali ke
bumi dari lingkungan naraka, para roh dari naraka juga dapat memberi peringatan
menggunakan “medium” yaitu orang yang dijadikan sarana oleh roh untuk
menyampaikan berita. Bila roh-roh yang berdiam di naraka ke 2 mampu melihat
kesalahan yang telah dibuatnya dan memperbaikinya mereka akan bahagia
tinggal disana. Bagi mereka yang telah menyadari kesalahannya, tinggal
dilingkungan pertama Naraka, Lingkungan pertama adalah bumi tempat kita
berdiam, ditempat ini roh berdiam dalam bahasa kehidupannya dan oleh hukum
karma diberikan kesempatan untuk mengambangkan dirinya untuk menjadi lebih
tinggi lagi, dengan cara ini akan dilahirkan kembali dan akan terus-menerus
demikian sehingga setelah kematiannya akan berdiam di tempat hunian roh-roh
(Kamaloka). Roh tidak perlu mendiami semua lingkungan Naraka, roh yang telah
dilahirkan kembali sebagai manusia, setelah kematiannya akan menempati
lingkungan yang sesuai dengan perilakunya di bumi setelah kelahiran kembali
tersebut
Bumi
dan Kematian
Selama
bediam di bumi atau neraka pertama, para roh dimana jiwa masih terikat pada
badannya, jiwanya masih mencari kesana kesini tanpa tujuan, roh akan berkelana
hingga akhirnya kulit halus(wethala) tidak dapat menjalankan fungsinya lagi,
setelah sekian lama, badan halus akan bersatu lagi dengan rohnya dan dalam 4
hari sesuadah pertemuan ini, akan dilahirkan kembali sebagai manusia.
Roh-roh
yang telah dilahirkan kembali, setelah kematiannya menjadi 2 jenis. Pertama,
roh sebagai manusia yang tidak mengumbar nafsunya dan sesuai cara hidupnya,
kemudian ditempatkan disalah satu dari 7 bola atau lingkungan dari dunia roh
halus (kamaloka). Kedua, kemungkinan roh akan ditempatkan dilingkungan kedua,
ketiga atau keempat Naraka. Mereka yang semasa hidup mengumbar nafsu
habis-habisan akan tinggal di lingkungan Naraka ke 5, keenam atau ketujuh, bagi
mereka yang mengumbar nafsu, akan direnggut dari tidur kematiannya.
Setelah
kematian seseorang karena roh terikat pada kulitnya dan tidak dapat melepaskan
dirinya sebelum tali jiwa di putus, rohnya akan berkelanan dan hanya
berhubungan dengan roh kebinatangannya melalui tali jiwanya, dan disebut
roh”tanpa jiwa”, dan ini dapat dipengaruhi oleh pikiran buruk atau mantra yang
menyebabkan roh menjadi hantu atau sebaliknya dapat dipengaruhi oleh pikiran
yang baik. Bila la kulitnya tua maka roh dan jiwanya akan bersatu lagi, setelah
bersatu selama 4 hari rohnya akan berada dalam lingkungan yang sesuai dengan
badan halusnya.
Bagaimana
roh dari orang yang belajar ilmu hitam ? sebenarnya mereka sudah mengetahui
bila ia mati, mereka tidak dapat menunda atau hindari akibat yang akan diterimanya,
oleh karena itu, jalan satu-satunya adalah mencoba mempraktikkan ilmunya
terhadap dirinya sendiri, dan setelah kematiannya maka badan berada dalam
keadaan mati suri, selama itu badan tidak dapat hancu dan hukum karma tidak
akan berpengaruh terhadapnya, bila ia meninggal, badannya tidak “rusak”
sehingga kulit halusnya dipaksa untuk tetap berfungsi. Roh akan tetap terikat
dibumi, sedangkan badannya akan berada dalam keadaan tidak sadar, dalam keadaan
dimana badan keduniawiaan berusaha agar tetap hidup, diperlukan zat-zat
kehidupan, dan ini diperoleh dari dengan menghisap darah dari orang yang sedang
tidur untuk dialirkan kedalam badannya, hantu demikian dinamakan hantu
penghisap darah dan banyak melakukan kejahatan dengan memanfaatkan mantra ilmu
hitam. Dan ini berada dalam kuburan kering, dalam kondisi mati suri dan
berlangsung lama hingga akhirnya selaput keduanya (kulit halus) tidak berfungsi
lagi, badannya hancur menjadi tanah. Sesungguhnya setalh 7 hari kematian,
rohnya dipaksa meninggalkan bumi dan tunduk pada hukum karma dan salah
astu cara agar mau meninggalkan dunia adalah mengeluarkan jasadnya dari kubur
dan membakarnya, dan umumnya badan mati suri yang dikeluarkan dari kubur
tergenang darah. Setelah dibakar jasadnya , barulah proses hukum karma berlaku
dan sebagai akibat menahan hukum karma terlalu lama badan halusnya akan masuk
lingkungan ke 7 Naraka dalam keadaan lumpuh dan tidak berdaya, karena lumpuh
maka mereka merangkak selama berabad-abadsebelum sampai kediamannya di Naraka,
dan diperlukan menunggu berabda-abad lagi untuk menunggu kelahirannya kembali
sebagai manusia.
Makhluk
celaka demikian disisa waktu dariKalpa (waktu beribu-ribu tahun menurut
perhitungan dunia) akan tetap tinggal di Naraka yang ke 7, kemajuan menuju
kebaikan sangat lambat
Keadaan
naraka
Sebagai
bagian dari hukum karma, roh dalam lingkungan naraka mengalami perubahan
sebagai berikut. Apa yang dikerjakan oleh manusia selam ini akan menentukan
keberadaan badan halusnya setelah kematian. Kejadian tidak menyenangkan yang terjadi
di narka adalah karena roh tidak menanggalkan sifat buruknyadan akan selalu
mencoba untuk memuaskan nafsu dan kesenangannya, bila bisa menanggalkan maka
keadaan di naraka tidak yang tidak menyenangkan akan berhenti dengan
sendirinya.
Karea
hukum karma maka roh di Naraka akan diajarkan untuk menghilangkan nafsu
kebinatangannya, bila sudah dalam demikian jauh maka nafsu dan keinginan akan
berhenti dan badan halusnya mati untuk dilahirkan kembali sebagai manusia dan
ini adalah kesempatan untuk melaksanakan kehidupan yang lebih baik.
Keenam
lingkungan Naraka bagian bawah, masing-masing dibagi menjadi lima bagian
daratan, seperti hunian dibumi. Dalam setiap lingkungan juga seperti di bumi,
akan terjadi sore dan malam hari, disebabkan oleh kegelapan yang ada, keadaan
disana sanagt buruk, air yang ada di danau dan sungai dalam keadaan kotor,
tanahnya lembab, basah dan berbau busuk. Burung yang ada disana adalah burung
malam pemangsa, binatang berkaki empat dan melata adalah binatang yang
ada di bumi, hanya saja dising hari mereka bersembunyi dan malam hari mencari
mangsa, serangga juga hanya terbang dimalam hari, binatang buas sering
menyerang, merusak dan memangsa penghuni neraka. Karena badan halus adalah
badan yang berkeinginan dan nafsu artinya, dapat hidup dan mati, maka
mahkluk-mahkluk halus disana juga dapat mati karena perbuatan kekerasan.
Karena
menurut hukum roh akan abadi maka 3 hari setelah kematian tersebut badan
halusnya harus dihidupkan lagi, seluruh luka sembuh, ini akan berlaku untuk
pakaian yang dipakai roh halus di neraka, bila pakaiannya terpotong-potong maka
lubang akibat potongan tersebut dengan sendirinya akan menutup, seperti keadaan
sebelumnya..
Wujud
roh, melalui badan halusnya, di naraka mencerminkan nafsu, keinginan, dan
kesenangan yang ada pada padanya, oleh karena itu roh halus yang ada disana
akan berwujud sebagai mahkluk yang mengerikan dan dinamakan setan. Roh-roh
halus yang di neraka ini berdiam di celah-celah rumah yang hamper ambruk,
seperti orang kere di kota besar, dank arena panca indera dari setan lebih
tajam maka kesenangan atau kesusahan yang dialami akan memberikan kesan yang
jauh lebih mendalam daripad di bumi, dan setan dalam naraka tidak memiliki
“rasa bersalah”, karena sesuai hukum karma, rasa bersalah akan menyebabkan
dilahirkan kembali ke bumi. Setan di naraka tidak pernah menyesalsehingga tidak
dilahirkan kembali ke bumi, sebagaimana manusia. Akakn tetapi kesenangan disini
berbentuk kasar dan tidak beradab, pengaturan roh-roh halus di Naraka dilakukan
oleh malaikat yang juga akan menentukan kapan roh dapa tdilahirkan kembali, dan
pengaturan oleh malaikat hanya bersifat sementara, penghuni narka selalu
dilanda “ketakutan” seperti orang jahat di bumi takut pada penjara maka
penghuni naraka juga takut pada hukum karma.
(12)
Keadaan Dunia Roh
Dalam waktu 7 hari setelah seseorang meninggal, roh dan badan halusnya akan
menuju ke dunia lain, dan dalam badan halusnya roh mempunyai kemampuan melayang
dan ini tergantung derajat berat ringannya badan halus. Roh akan melayang
sedemikian tinggi hingga akhirnya akan masuk ke salah satu lingkungan dalam
Kamaloka atau dunia roh, dan berat ringannya badan halus akan menentukan jenis
lingkungan (bola) dunia roh halus yang sesuai.
Terdapat 7 lingkungan yang dihuni oleh makhluk halus, dalam lingkungan tersebut
, roh belum dapat meninggalkan seluruh nafsu, keinginan, dan kesenangan, akan
tetapi mereka telah mengetahui baik buruk prilakunya, dalam kehidupan sebagai
manusia mereka telah mencoba menghilangkan sifat-sifat buruk tersebut, namun
belum berhasil seluruhnya. Derajat kesempurnaan yang telah dicapai sebagi
manusia akan menentukan tinggi rendahnya lingkungan yang akan dihuni, ditempat
tersebut juga tinggal roh-roh halus dari manusia yang semasa hidup hanya dipengaruhi
sedikit nafsu dari keinginan dan kesenangan, oleh karena itu roh-roh itu akan
bergerak dari bola bagian bawah ke arah atas yang paling sesuai dengan
perkembangan dan derajat kesempurnaannya, jadi disini juga berlaku hukum karma.
Dalam bola pertama berdiam roh-roh yang semasa hidupnya sebagai manusia
dikaruniai kepandaian, hanya saja kepandaian tersebut hanya dimanfaatkan untuk
diri sendiri, mencapai kemakmuran tanpa peduli manusia lainnya.
Dilingkungan ke dua bertempat tinggal roh-roh yang dikaruniai kepandaian dan
mengatur dirinya sesuai pemikiran bersama dalam hidupnya sebagai manusia
Dilingkungan ketiga bertempat tinggal roh-roh dari manusia yang dikaruniai
kepandaian namun memanfaatkan nya untuk mencari ketenaran diri semata.
Dilingkungan
keempat bertempat tinggal roh-roh yang berbakat dengan kepandaian demi
kepentingannya sendiri.
Dilingkungan kelima bertempat tinggal roh yang dari manusia yang berbakat
dengan kepintaran yang murni dan sebagai manusia menjalankan hidup bersihtanpa
mementingkan diri sendiri dengan menolong orang lain.
Dilingkungan keenam bertempat tinggal roh-roh dari manusia dengan kepandaian
sempurna dengan kepandaian, menjalankan hidup baik murni dan murni dan menghambakan
hidupnya demi kepentingan orang lain.
Dilingkungan ketujuh bertempat itnggal roh-roh dari manusia dengan kepandaian
yang sempurna dan sesuai untuk memberi pelajaran kepada orang banyak, sebagai
manusia dia banyak berkorban untuk orang banyak agar orang lain tidak berbuat
jahat. Roh-roh di lingkungan ke 7 sebenarnya telah mendapat anugerah dari
swarga (surga), mereka hidup di dunia roh tertinggi untuk mempersiapkan
kematiannya yang kedua agar dapat menanggalkan badan halus atau jiwa kebinatangannya
Terdapat manusia yang memanfaatkan kekeuatan terpendamnya untuk kepentingan
kebaikan manusia “ilmu putih” dan dapat dipakai untuk mati suri, dan saat itu
roh dapat melakukan penyelidikan ke dunia halus para roh, seseorang yang menjalankan
hidup penuh kesucian dan hidup menyendiri telah mendapat rahmat
kesurgaan, dan dengan kekuatan terpendamnya mereka dapat berdiam dalam waktu
yang lama di bumi untuk melayani kepentingan orang-orang yang ada. Tujuh hari
setelah kematiannya, rohnya akan mencapai langit atau lingkungan ke 7 dan
disini roh melakukan persiapan untuk berpindah ke kelangitan yang pertama
Kondisi dalam dunia roh lebih menyenangkan dari pada di bumi, kebahagiaan dalam
dunia roh disini disebabkan karena roh-roh halus lebih mudah bergerak,
pancaindera dan pikirannya menjadi lebih tajam dan berkembang. Karena disini
hubungan antara pikiran dan kemauan bersifat murni maka semua hal yang sifatnya
mengganggu, seperti basa basi, malu, ketakutan dan berpura-pura akan hilang
sehingga tiap roh akan bertindak seperti apa adanya ( yang ada pada roh adalah
Kebenaran)
Karena keadaan ini maka roh tidak dapat berbuat dosa meskipun nafsu,
kepentingan dan keinginannya di dunia roh belum hilang sama sekali, segala
nafsu dan keinginan baru akan hilang bila roh berada dalam peralihan ke daerah
yang sama dengan bumi yang terletak di lapisan langit pertama, ditempat hunian,
roh-roh harus belajar untuk pekerjaan yang akan dilakukan kemudian di dunia
kelangitan.
Dunia roh dalam hal ini dapat dianggap sebagai kawah pendidikan tertinggi
roh, dimana roh diberi pelajaran untuk melakukan sesuatu yang lebih tinggi.
Dibeberapa bagian kediaman roh-roh, ada perpustakaan berikut buku-bukunya yang
berisi masalah dan persoalan yang belum dikenal di bumi untuk kemudian hari
akan disiarkan di sana oleh roh yang akan ditunjuk. Bila roh sudah menjalani
dan menamatkan suatu kelas maka ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia
untuk menyebarluaskan di bumi apa yang telah dipelajari, dengan cara ini secara
bertingkat ia dapat menyebarkan ilmunya dibumi secara terus-menerus akan
dilakukan kembali untuk menyebarkan ilmu yang lebih tinggi lagi bila ia
dilahirkan kembali sebagai manusia . APapbila dengan cara menyebarkan ilmu di
bumi tidak berhasil maka manusia ini setelah kematioannya akan berada kembali
di lingkungan dimana ia dulunya berada. Dengan pengalamannya dibumi semula, ia
akan lebih mudah belajar untuk menjalankan tugas berikutnya. Smeua yang
dipelajari dan dilakukan oleh manusia sewaktu hidup di bumi, dalam dunia roh
akan terus dikembangkan sehingga ia akan lebih maju, dan hidup di dunia roh
hampir sama dengan hidupdi bumi, untuk roh menjadi 365% lebih ringan.
Perbandingan ini juga berlaku dalam hal kemampuan untuk melakukan sesuatu,
seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, gerakan dari imamnya, dan semua
yang berhubungan dengan penghidupan roh-roh
Walau di tempat hunian, roh-roh berjalan lebih cepat daripada di bumi,
waktu 1 hari di dunia roh sama dengan waktu 1 tahun matahari dibumi, meski
demikian percepatan waktu di dunia roh tidak dapat diterangkan, apa yang
dinyatakan kekal di bumi, didunia roh menjadi “waktu sekarang”
Badan halus dalam dunia roh halus sama dengan badan dari manusia yaitu dari zat
padat, namun lebih halus dan dari sifat yang berlawanan. Tanpa memiliki
kemampuan khusus, manusia berbadan kasar tidak dapat melihat roh halus, juga
roh halus dari lingkungan yang rendah tidak dapat melihat tidak dapa tmelihat
roh halus dari lingkungan yang lebih tinggi sebelum roh yang lebih tinggi
menyelimuti roh yang rendahdengan auranya. Roh didunia, roh menjalani kehidupan
seperti dibumi dan jga melakukan kesenangan antar sesamanya, mereka mempunyai
kekautan untuk mewujudkan apa yang sedang dipikirkan atau yang sedang
diinginkan dan diperlukan. Dengan cara ini, pakaian yang dipakai diciptakan
melalui pikirannya, kemauan dalam pikirannya sendiri dapat menciptakan sesuatu
yang diinginkan, cara menciptakan ini menjadi salah satu dan kebahagiaannya,
jika barang yang diinginkan tidak diperlukan lagi maka barang tersebut akan
lenyap, percakapan diantara para roh dilakukan melalui jalan pikirannya, cara
berpikir dalam daerah halus merupakan latihan yang berat seperti juga menguasai
pikiran sebagai manusia .
Tiap pikiran adalah bentuk di dunia halus disebabkan daerah halus adalah dunia
pikiran, sebagaimana seorang anak dibumi yang harus belajar bicara, maka tiap
roh halus yang berasal dari badan keduniawian harus belajar untuk menggunakan
pikirannya sebagai alat bicara.
Mereka juga harus belajar untuk melihat dengan baik, pada awalnya semua yang
mereka lihat tampak sebagai kabut, demikian pula pikirannya, pada awalnya pada
awalnya tampak semua sebagia kabur. Bila roh sudah biasa memersatukan pikirannya
untuk mewujudkan sesuatu maka bentuk tersebut terwujud, seperti zat ether yang
menebal. Berwujud nya pikiran disebabkan dikelilinginya buah pikiran oleh aura
jiwa. Demikian jug yang terjadi bila melihat sesuatu, roh perlu melihat
benda-benda berwujud, baik jarak jauh maupun pendek agar jiwanya dapat
dikelilingi oleh aura.
Roh halus makan minum sesuai dengan ketika mereka hidup dibumi, karena makanan
yang dimakan oleh roh-roh adalah makan yang ada dibumi. Jatuhnya buh yang belum
matang dari pohon atau matinya tumbuh-tumbuhan sebelum waktunya adalah karena
dimakan oleh roh halus.
Bila roh sudah mencapai daerah astral maka badannya dihidupkan oleh 7 unsur,
yang dilakukan oleh jiwa hanya mengambil pernafasan untuk mengambil magnet
astralnya. Dengan cra ini roh mengambil energi dan kekuatan untuk mewujudkan
buah pikirannya, bila roh halus dalam lingkungannya ingin bergerak maka buah
pikiran membentuk tempat yang dikehendaki, cukup dengan berpikir saja . Mereka
akan berpindah sesuai dengan kecepatan buah pikirannya. Daya cipta roh-roh ini
dapat berkembang sedemikian rupa sehingga dengan mewujudkan buah pikirannya
saja dapat memberi peringatan kepda seorang manusia di bumi. Merek juga dapat
mengirimkan buah pikirannya dan merasuk kepada orang yang hidup dibumu, roh
yang dimasa hidupnya pernah menjalankan pembunuhan, dengan buah pikirannya yang
keras dapat mewujudkan sejenak. Daya lihat roh jauh lebih tajam, lebih jauh
dari manusai dan dapat menembus barang-barang yang padat. Sebuah benda boleh
dikata dapat dilihat dari semua sudut, bagian dalamnya juga dapat kelihatan
dengan jelas seperti bagian luarnya, karena dari daerah astral dapat melihat
semua kejdian di bumi maka penglihatan jauh dari sebuah roh yang baru bangun
dari mati surinya akan mengalami kesukaran untuk mengerti apa yang dilihatnya.
Dengan beebrpa persyaratan, roh yang telah berkembang dengan pikirannya saja
dapat mewujudkan badan halusnya supaya tampak dalam sekejap. Hal ini dapat
dilakukan tanpa perantaraan, roh berubah menjadi manusia, dapat berbicara atau
menampakkan diri, mengeluarkan bunyi-bunyian atau membuat tulisan yang tampak.
Roh-roh dari kalangan yang lebih tinggi dapat mengadakan hubungan dengan
roh-roh dari kalangan rendah, akan tetapi sebaliknya roh dari kalangan yang
lebih rendah tidak dapat berhubungan dengan roh dari kalangan yang lebih
tinggi.
Untuk roh-roh yang berdiam dilingkungan kelima dan keenam, sulit untuk
mengunjungi lingkungan roh di bawahnya karena keringanan tubuhnya menyebabkan
sulit untuk turun, roh-roh yang tinggal dilingkungan yang ke 7, yang menuju ke
dunia kelangitan, tidak dapat lagi mengunjungi bumi karena lingkungan mereka
tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan bumi.
Karena ke 7 lingkungan hunian roh adalah pencerminan dari bumi maka keadaan
disana sama dengan yang di bumi, tiap lingkungan hunian dibagi sama sesuai
dengan bumi, yaitu dalam 5 bagian dimana 5 golongan bangsa berada. Tiap bagian
dibagi lagi kedalam beberapa Negara dan bahasa, seperti yang ada di bumi. Tiap
Negara mempunyai kota, desa dan kampong, seperti yang ada di bumi, dan tiap
tempat dibagi lagi ke dalam golongan sesuai dengan tingkat di masyarakat dan
kelompok keluarga, seperti di bumi. Cahaya di dunia astral lebih lembut daripada
di bumi, tidak menyebabkan dingin atau panas, disana juga tidak ada perubahan
suhu. Cahaya matahari yang dipantulkan ke dunai roh tidak membedakan antara
siang dan malam, tetapi memberika cahaya yang tidak menyilaukan pandangan.
Selanjutnya ditemukan didaerah astral gunung, bukit, laut, danau, sungai, rawa,
hutan, kebun dan lainnya, seperti di bumi sesuai bentuk dan tempat di bumi.
Semua dipantulkan kembali, juga gedung,, rumah dan barang-barang, dibuat
seperti yang ada di bumi, disana juga terdpat “pantulan barang dan benda yang
pernah dibuat, namun sudah tidak ada dibumi. Pemerintahan terhadap 7 bola atau
lingkungannya ditugaskan kepada roh tertinggi yang berasal dari daerah “arupa”,
sedangkan pengawasan terhadap kelompok-kelompok dari roh halus akan dilakukan
oleh para roh tertinggi dari jenis yang sama, seperti roh-roh yang ada. Roh
tertinggi ini memberi pelajaran terhadap roh-roh halus pada waktu tertentu dan
juga menentukan kelahiran kembali dari roh.
(13)
Keadaaan di Swarga
Seseorang
yang meninggal pada hari ke tujuh setelah kematiannya , ada yang rohnya dalam
keadaan Moksha, terbebas dari nafsu, kemauan dan keinginan dan memungkinkan roh
dan badan halusnya berada pada lingkungan bola ke tujuh dalam alam roh, dan ini
merupakan lingkungan peralihan ke kelangitan pertama.
Setelah
melewati waktu persiapan selama 33 hari, yaitu 40 hari matinya badan kasar,
badan halusnya akan binasa. Roh bersama-sama badan kerohaniannya akan tiba di
daerah sejenis bumi yang terletak di lapisan pertama dan disanalah mereka
menjadi roh tertinggi atau roh kahayangan. Berdasar kecakapannya, mereka akan
diberi tugas untuk membantu mengatur alam semesta dan diangkat lagi ke lapisan
yang lebih tinggi berdasarkan tingkat kecakapannya. Semuanya akan diatur oleh
hukum alam yang tetap dimana roh kahayangan, seperti juga roh yang berada
dialam roh yang akan menempatkan diri sesuai dengan kecakapannya, mereka akan
di tempatkan di area tujuh bagian kelangitan, penempatannya ditentukan oleh
keberadaannya ketika berada dialam roh saat dilingkungan bumi .
Karena
dialam nyata manusia diciptakan untuk meemrintah bangsanya sendiri didunia, roh
halus di kelangitan juga seperti itu. Roh kahayangan . yang dengan maksud
tertentu menampakkan diri di alam nyata, penampakannya hanya di tujukan kepada
manusia satu jenis ras atau suku, atau bangsa yang sama. Mereka juga berbicara
sesuai daerah asal atau bangsa ketika mereka hidup sebagai manusia dialam
nyata, dengan demikian, roh leluhur pelindung kita berasal dari bangsa diri
kita juga. Tiap bagian kelompok benda yang kita lihat menyerupai “seseorang
yang berdiri”. Tatanan ditiap bagian langit akan sama diseluruh alam semesta ,
langit dibagi menjadi tujuh bagian dimana masing-masing bagian dihuni oleh roh
kahayangan yang sesuai dengan sifat ketika mereka masih hidup sebagai manusia.
Kelompok
tersebut adalah :
- Yang mengutamakan ilmu dan kebijaksanaan
- Yang mengutamakan kemampuan tertentu
- Yang mengutamakan kebaikan dan sifat-sifat yang berrtautan dengannya
- Yang mengutamakan kejujuran dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan keterbukaan dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan keadilan dan yang berkaitan dengannya
- Yang mengutamakan hubungan yang jujur dan kesetiaaan dalam perkawinan
Cara
hidup roh dikelangitan akan menyamakan dengan tata cara kehidupan di bumi. Tiap
manusia dibumi mempunyai lingkungan pekerjaan masing-masing, bedanya adalah
bahwa didunia kelangitan ia tidak akan menemui kesukaran, roh kahayangan mampu
mengerjakan segala hal kebaikan yang diinginkannya. Pandangan, pendengaran, dan
perasaan mereka lebih baik daripada roh yang berada didalam daerah astral,
gerakan mereka juga lebih bebas dan tidak ada yang mengulanginya, jarak yang
jauh dapat ditempuh dalam beberapa detik saja.
Tata cara kehidupan didaerah asteral juga sama dengan keadaan di daerah
kelangitan, meskipun demikian, di daerah kelangitan segalanya lebih
menyenangkan dan lebih mudah. Karena roh kahayangan telah menanggalkan sifat
kebinatangannya maka ia telah menjadi makhluk lain. Pikiran dan tindakannya
hanya berdasarkan kebenaran dan kebaikan. Semua sifat yang terkait dengan
keburukan telah ditiadakan karena roh kahayanga hanya di selimuti oleh badan
jiwa kerohaniannya. Sedangkan jiwa kerohanian nya terdiri atas segala kekuatan,
kekuasaan dan kemampuan yang terdapat di langit dan akan membantu roh dalam
melakukan tugaznya. Keadaan kelangitan terdiri dari kenikmatan dan kesenangan,
para roh sesuai sifat dirinya ditempatkan oleh pimpinan roh kahayangan sesuai
daerah penugasannya, disini ia akan berbuat kebaikan demi kebaikan bagi
manusia, binatang dan tumbuhan. Dalam skala yang kecil, kenikmatan yang sama
terdapat dibumi, bedanya adalah bahwa untuk mencapainya untuk dibumi harus
dengan mengalahkan kesukaran yang besar dan pengorbanan, di kelangitan untuk
melakukan kebaikan sangatlah mudah.
Karena roh kahayangan didunia kelangitan telah menanggalkan secara keseluruhan
“nafsu kesenangan, dan keinginannya”, mereka hanya mengenal “kejujuran,
keterbukaan, kebajikan dan cinta”, di dunia kelangitan, keadaanya ideal, yaitu
bebas dari kebencian, iri hati, kecemburuan dan sifat buruk lainnya. Roh yang
baru tiba di dunia kelangitan aan disatukan dengan “kembaran jiwa atau
jodohnya”, bila jodohnya sudah berada disana. Bial belum ada, ia akan menunggu kedatangannya,
bisa dibayangkan kebahagian roh di kahayangan ini. Perkawinan di dunia
kelangitan bukan merupakan pertemuan badaniah, melainkan pertemuan cinta abadi
dunia kelangitan. Cinta dalam perkawinan di dunia kelangitan dapat disamakan
dengan kepuasan yang di dapat oleh manusia semasa hidupnya. Bagi yang menikah
di dunia kelangitan akan bertempat tinggal dirumah-rumah yang letaknya
tersendiri, dan kadang juga di kelilingi oleh keluarga terdekatnya. Pasangan di
dunia kelangitan belum tentu sama dengan pasangan nya sewaktu masih menjadi
manusia di bumi, akan tetapi bisa juga pasangannya adalah roh dari pasangannya
ketika menjadi manusia di bumi apabila ketika di bumi sudah menemukan “kembaran
jiwanya”. Meskipun demikian jarang sekali terjadi satu perkawinan yang sempurna
di bumi.
Sifat yang sama seperti dibumi terdapat pada bayangannya yang terletak di kaki
kiri tingkat langit pertama, disana terdapat suatu bayangan bumi yang sama
dengan apa yang terdapat di bumi kita ini. Di daerah langit pertama
terdapat planet-planet yang tidak terhitung banyaknya, akan tetapi keadaannya
lebih baik dari bayangannya yang ada di bumi. Semakin tinggi tingkat kelangitan
semakin baik, kelangitan kedua merupakan tempat yang lebih baik lagi bagi
kelahiran kembali roh kahayangan, tiap peralihan dari dunia nyata ke dunia
kelangitan atau sebaliknya, terjadi melalui proses kematian yang tunduk pada
hukum yang sama, seperti yang ada di bumi. Pada tahap peralihan ke dunia yang
nyata, roh yang baik akan dilahirkan kembali dan diberi kesempatan untuk
menambah kemampuannya, keadaan diplanet-planet diman roh yang baik akan
dilahirkan kembali, tidak berbeda banyak dengan apa yang terdapat di daerah
kelangitan,.
Planet-planet kelangitan merupakan surga bila dibandingkan dengan apa yang ada
dibumi kita ini. Cara pengaturannya pemerintahan dari tujuh buah kelangitan
ditugaskan pada roh utama, yang dinamakan “ penguasa kelangitan”. Penguasa ini
bertempat tinggal di daerah kelangitan yang keenam. Pekerjaannya di Bantu oleh
dua roh kahayangan yang berpangkat lebih rendah dan yang menguasai daerah “
arupa” dan daerah “rupa”. Sedangkan tiap daerah kelangitan dan tiap benda
langit di suatu daerah kelangitan dipimpin lagi oleh “ roh kahayangan
utama” lainnya. Roh kahayangan ini memimpin juga daerah kelangitan di samping “
Yang maha Kuasa”. Sang maha Kuasa berada pada tiap benda langit di daerah
“astral”, dan daerah “ nyata” di wakili oleh roh-roh kelangitan utama serta
berjuta-juta roh lainnya. Pemerintahan ini begitu sempurnanya sehingga “ Yang
Maha Kuasa” terwakili juga di benda yang sekecil-kecilnya sampai di dalamnya
diri seorang “manusia”.
Seperti digambarkan dalam tiga bab terakhir ( kelahiran kembali), manusia naik
dari batu hingga menjadi roh kelangitan utama, ketika menjadi manusia,
seseorang menghadapi begitu banyak kesulitan, meski demikian kesulitan itu
terbilang kecil dibandingkan dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Hidup
sebagai manusia sangat pendek apabila dibandingkan hidup “roh”, kehidupan sebagai
manusia hanya satu langkah apabila dibandingkan kita melihat perjalanan panjang
ini. Bagi manusia yang hidup wajar, orang yang meninggal karena sakit
atau usia lanjut adalah tidur secara perlahan, dengan demikian kematian
bukanlah sesuatu yasng perlu ditakuti. Kematian bisa jadi merupakan akhir dari
penderitaaan panjang di bumi, meskipun perpisahan dengan keluarga melalui
kematian sangat berat, masih ada harapan untuk bertemu kembali di alam fana
atau di kehidupan lain yang baru.
(
14) Roh Halus yang berasal dari Alam
Selain roh-roh yang berasal dari manusia, di bumi juga terdapat roh-roh halus
alam yang tidak kelihatan. Mereka bukan berasal dari roh manusia, melainkan
merupakan makhluk halus dari tujuh unsur alam. Lima unsur diantaranya telah
ditampakkan, dua lainnya tidak ditampakkan. Tjuh unsur ini berasal dari
kekuatan “Ketuhanan” berikut kekuasaannya dan kemampuanNya yang merupakan
“penyebab” (uphadi) dari terjadinya semua yang ada. Diantara lima unsur utama
tersebut adalah Ether, yang masuk dalam segala ruangan (akasha) yang ada. Ether
merupakan lapisan udara atas atau “udara ringan” yang menutupi atau menyelimuti
segala benda langit dan merupakan sumber dari semua yang ada. Makhluk halus
alam dari Ether adalah I’Vasu’. Kepala dari I’Vasu dinamakan Indra.
Empat unsur alam lainnya adalah bumi, air, udara dan api. Ini merupakan
kekuatan penerus dalam ala mini yang menyebabkan kehidupan dan pertumbuhan .
Makhluk halus dari unsur – unsur alam ini mengendalikan “unsur utama” yang
berada dalam diri manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bebatuan dan unsur
pertambangan. Unsu ini peka terhadap pikiran manusia dan dapat dipengaruhi oleh
getaran pikiran manusia, baik yang sengaja maupun tidak. Roh halus yang
dijadikan alat oleh pikiran dan kemauan manusia akan memiliki kekuatan maha
dahsyat.
Roh-roh halus yang berasal dari unsur bumi dinamakan Lyaksha, dari unsur air
dinamakan Apsara, dari unsur udara dinamakan Granduwa, dan dari api dinamakan
Salamadala. Kepala roh yang bersal dari unsur bumi dinamakan KshPti, dari air
dinamakan Waruna, dari udara dinamakan Pawana dan api dinamakan Agni, roh halus
tersebut memiliki jenis laki-laki atau perempuan.
Semua roh halus yang berasal dari unsur ala mini mempunyai bentuk tubuh manusia
meskipun melalui daya pikirannya mampu mengubah dirinya menjadi bentuk lain.
Makhluk-makhluk halus dan unsur yang berada di dunia halus disebut “ roh halus
alam” dan menempati dunia daerah astral dan daerah nyata, dan mempunyai 2400
tingkatan, sesuai dengan tingkatan zat alam yang menjadi sumbernya. Mereka
adalah “wahana“ yang menjadi sarana atau kendaraan makhluk halus tersebtu
juga memiliki 2400 tingkatan, dari segi jenis, di dunia ini terdapat 350.000
jenis roh halus alam. Roh tertinggi yang berada dalam alam mempunyai badan
kerohanian, sedangkan roh halus alam mempunyai badan halus. Roh halus yang
berada di daerah nyata mempunyai bentuk badan “etheris”. Untuk menampakkkan
diri kepada manusia dalam bentuk badan yang nyata, mereka tidak dapat menggunakan
zat tubuh manusia, mereka membentuk diri dengan pertolongan daya pikirannnya,
dan penampakan dirinya berbentuk ringan dan transparan. Mereka tidak seperti
jiwa manusia yang dengan menggunakan zat tubuhnya dapat menampakkan dirinya
dalam bentuk padat. Meskipun roh halus alam dapat berbicara sesuai dengan
daerah keberadaannya, mereka tidak dapat memasukkan diri dalam pikiran atau
ingatan dari manusia, jadi mereka dapat menampakkan dirinya seolah jiwa dari
manusia, namun tidak dapat menampakkan dirinya sebagai bentuk jelmaan manusia.
Meski mereka dapat berbicara dalam bahasa dari Negara dimana mereka tinggal,
mereka tidak mungkin untuk mengerti pikiran atayu niat dari roh yang berasal
dari manusia. Mungkin mereka dapat meniru rupa atau bentuk roh badan manusia,
namun tidak dapat menyerupai bentuk badan jelmaan roh manusia.
Di Naraka bagian bawah atau bumi, terdapat roh-roh alam yang perkembanganntya
dapat disamakan dengan binatang-binatang yang mempunyai tingkat agak tinggi,
perkembangan dirinya akan meningkat cepat bila mereka meningkat lebih tinggi.
Roh halus alam yang berdiam di bumi atau naraka yang pertama dapat disamakan
perkembangannya dengan manusia dalam perkembangannya yang rendah. Roh-roh alam
halus yang berada dalam daerah astral perkembangannya lebih baik daripada roh
manusia yang ada disana. Hal yang sama juga berlaku bagi roh halus alam yang
berada di daerah halus.
Perkembangan dari roh-roh halus alam ternyata garisnya lebih pendek, namun
sukar dibandingkan roh-roh halus manusia. Hubungan antara roh-roh halus alam
dan roh-roh halus manusia yang berada di naraka tingkat tujuh, keenam dan
kelima sangat buruk. Mereka selalu bermusuhan, karena roh-roh halus alam dapat
mempunyai kekuatan yang maha dahsyat, roh-roh halus manusia yang berada di
daerah ini menjadi sangat menderita. Di Naraka yang keempat, ketiga dan
kedua hubungannya lebih baik, namun tidak bersahabat, di bumi atau naraka
tingkat pertama, roh-roh halus alam ini takut terhadap manusia. Roh-roh halus
ala mini dapat menipunya namun tidak berbuat jahat, mereka mengganggu manusia
karena itulah dinamakan “setan” dan ditakuti oleh manusia. Di dunia roh halus,
hubungan antara roh manusia dan roh alam cukup baik, meski cara hidupnya mereka
berbeda, mereka tetap saling menolong. “Dilangit, mereka saling menduduki
jabatan yang penting-penting, perbedaannya, dalam lingkungan pekerjaan makhluk
halus yang berasal dari alam dan roh-roh yang berasal dari manusia di daerah
kelangitan adalah yang berasal dari alam adalah merupakan pemelihara dari
daerah kelangitan, sedangkan roh-roh yang berasal dari manusia memegang
pemerintahan di daerah ini”.
Sifat “tbuh” roh halus dari alam tidak dapat dirusak dan tidak dapat sakit atau
mengalami penderitaan, karena masing-masing dari roh halus alam mempunyai
lingkungan tugas tersendiri maka mereka tidak bersaing satu sama lain.
Disebabkan badan halusnya, roh halus alam dapat berdiam di bumi tanpa halangan,
mereka juga dapat bergerak amat cepat diudara, dan di daerah keduniawian
menghidupkan dan memperkuat dirinya dengan bernafas dan menghisap zat etheris
yang tersedia, mereka juga menyukai bau harum bunga tetapi mereka tidak
menyukai beberapa bau manusia, oleh karena itu mereka menghindari tinggal di
daerah tempat tinggal manusia. Mreka punya warna tersendiri yang menandakan
tingkatan dan jenisnya, karena itulah mereka hidup berkelompok sesuai dengan
warnanya, mereka juga mematuhi mantra yang dapat menghasilkan warna sesuai
kelompoknya.
Perkembangan roh-roh halus ala mini dapat melampaui perkembanga tumbuhan,
binatang ataupun manusi, umur mereka juga tidak lebih panjang dari umur
manusia, namun mendekati umur manusia rata-rata, bila mati, setelah melalui
proses pembusukan, badan halus mereka kembali ke daerah astra untuk kemudian
melalui inkarnasi dilahirkan kembali sebagai roh halus alam di dalam badan
etheris, meski demikian , proses kelahiran kembali mereka tidak seperti proses
kelahiran kembali manusia yang dilahirkan melalui ibunya. Ada beberapa roh alam
yang berinkarnasi dalam tubuh seseorang ana k manusia yang hendak meninggal,
ketika jiwa sang anak meninggalkan tubuhnya, roh halus alam segera memasukinya
dalam kelahirannya kembali , biasanya dengan bantuan mantra anak yang hendak
meninggal diisi oleh roh alam, anak tersebut tidak jadi mati tetapi akan
mempunyai kebiasaan dan perbuatan yang berbeda dari sebelumnya, anak-anak
demikian juga disebut “ anak peralihan”. Para pendeta atau ulama biasanya
memiliki kemampuan untuk memanggil roh halus alam dan mengisi tubuh anak yang
kehilangan jiwanya.
Dukun yang menjalani ilmu hitam dapat meminta pertolongan roh halus dengan
mengucapkan beberapa mantra, akan tetapi cara demikian ini berbahaya bagi si
dukun, karena dapat menimbulkan permusuhan dan mungkin juga pembalasannya,
meski tidak berkemampuan untuk mempengaruhi kemauan manusia, roh-roh halus alam
mempunyai kemampuan lain yang dapat mengalihkan pandangan atau penglihatan,
manusia yang dipengaruhi akan melihat atau merasakan sesuatu hal lain dari
biasanya, pemanfaatan lainnya yaitu dilakukan “fakir” yang membuat pertunjukan
aneh-aneh yang tidak dapat dipahami oleh manusia biasa.
(15)
Kelahiran Kembali
Di
dalam bab badan halus di ceritakan bahwa sebelum dapat pindah dari bumi ke
kelangitan pertama, jiwa harus berada dalamkeadaan Moksha, yaitu bebas dari
nafsu, kesenangan dan keinginan. Sedangkan dalam bab Kekuatan Kemauan di
terangkan bila manusia meninggal dengan karma Kriyaman, yaitu karma yang dimana
akibatnya akan terasa dalam penghidupan kemudian dari manusia maka roh terpaksa
akan dilahirkan kembali untuk menanggung akibat dari karmayang pernah
dilakukan. Manusia yang meninggal dengan karma Kriyaman, ia tidak dapat Moksha.
Roh akan selalu dilahirkan dan berada di bumi hingga akhirnya ia akan meninggal
sebagai manusia dengan karma yang sesuai, jadi kelahiran kembali adalah akibat
dari hukum karma, sedangkan kemampuan dan kepintarannya sebagai manusia dapat
dimanfaatkan menhilangkan akibat buruk dari karma.
Selama hidup di dunia, manusia memperoleh pengalaman dan pengetahuan, setelah
kematiannya, pemikiran dan kemauan yang rendah ( mengandung sifat kebinatangan)
akan dibersihkan oleh rohnya, dan dalam proses ini maka kemampuan dan
pengalaman pemikiran kebinatangannya akan diubah menjadi cara berpikir yang
lebih tinggi dari roh kerohaniaannya. Dalam proses peralihan roh (jiwa)
kerohanian, roh kebinatangan yang ada ditakdirkan dibawa ke dunia kelangitan
dan secara perlahan musnah disana. Akhirnya, jiwa kebinatangan dan pemikirannya
akan hilang sebagai bayangan. Dalam peralihan ini, kemampuan dan pengalaman
diabadikan dan tidak akan hilang, peralihan ini berjalan dengan mengikuti hukum
Antahkarana, yaitu jalan yang dapat digambarkan sebagai antara pemikiran tinggi
dan pemikiran yang lebih rendah atau zat yang menghubungkan keduanya.
Setelah peralihan terjadi, semua roh memiliki keinginan kuat untuk menebus
dosa-dosanya dimasa lalu, keinginan ini memungkinkan pemikiran dan kemauan
dalam badan yang baru untuk tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti dalam
kehidupan sebelumnya, roh yang dalam keadaan demikian disebut dalam keadaan
Trihna atau Tahna, yaitu kekuatan keinginan dari “perasaan yang lalu” Dalam
proses peralihan dari daerah astral ke dunia nyata, berlaku hukum Upadana,
sebelum masuk dunia nyata, roh akan di selubungi oleh badan halus baru yang
lebih baik dari badan halus sebelumnya, pengalaman dan kemampuan masa lalu
masih menyertai badan halus baru ini sebagai dasar untuk membangun kemampuan
dan pemikiran yang lebih baik, oleh karena itu, tidak heran jika anak-anak
sering memiliki kemampuan yang mengherankan orang dewasa.
Bagaimana roh diselubungi dengan badan kasar yang baru ? adalah Upadana atau
“keinginan yang keras” yang menimbulkan keinginan atau Issha yang bisa menimbulkan
Bhawa atau “kekuatanKarmisch” yang menyertai tiap kehidupan baru dan
menghasilkan”zat” yang memberi bentuk. Oleh karena itu, roh yang meninggalkan
badannya disebabkan hanya karena keinginannya yang tak kunjung padam akan
menghasilkan wujud badaniah tertentu dalam kehidupan baru. Jadi Upadana adalah
daya cipta dari bhawa. Wujud-wujud seperti apa yang akan terbentuk sangat
tergantung dari karmanya, juga waktu kelahiran kembali manusia disesuaikan
dengan letak-letak planet dan tanda-tanda lainnya, sesuai dengan sifatnya yang
baru yang akan diperoleh manusia baru tersebut. Waktu kelahiran kembali akan
berjalan mengikuti hukum yang pasti, tepat pada waktunya, dan tidak akan lebih
awal atau lebih lambat.
Bila hukum dari Antahkarana memperbaiki manusia dalam kelahiran barunya, hukum
karma menempatkan manusia baru pada lingkungan yang sesuai dengan kehidupan
masa lalunya. Kehidupan masa lalu juga yang membentuk sifat dan tabiat manusia
baru tersebut, dalam kehidupan yang sekarang, manusia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dirinya dengan perkembangan dan perbaikan dari sifatnya. Kelahiran
kembali memberi kesempatan pada manusia jahat untuk mempebaiki dan menjalankan
kehidupan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya, dan bila manusia baru ini tidak
memperbaiki tabiatnya maka ia akan menjadi manusia “kalah”. Manusia yang yang
pada masa kehidupan sebelumnya menjalankan kehidupan yang baik, pad
kelahirannya kembali selain dapat menikmati kemampuan dan kepintaran yang
didapat di masa kehidupan lalunya, juga akan menikmati akibat dari masa sifat
baiknya.
Hukum Antahkarana selain memberikan ingatan yang tetap pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sebelumnya, juga mendorong perkembangan sifat dan
kemampuan baik lainnya. Berdasarkan hukum tersebut, manusia yang dilahirkan
kembali tidak akan ingat lagi pengalaman dan pengetahuan yang tidak dapat
menolongnya dalam kehidupan baru selanjutnya, hukum ini menolong manusia karena
bila masih ingat masa lalunya maka manusia akan saling kenal pada masa
kehidupan yang sekarang. Kalau orang saling kenal pada kehidupan masa
lalunya maka seseoraqng penjahat yang dilahirkan kembali akan selalu
dikucilkan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.
Hukum
keterkaitan Abadi
Hukum-hukum
diatas bila dirangkum menjadi satu akan merupakan “satu hukum” lagi yaitu hukum
“keterkaitan abadi”. Ini menjelaskan bahwa manusia diberi kesempatan untuk
dilahirkan kembali berkali-kali sehingga akhirnya menjadi manusia yang sempurna
dslam segi pengetahuan, kemampuan, pengenalan diri, kebaikan, ataupun kearifan.
Setelah kesempurnaan terca[ai maka hukum ini tidak akan berlaku lagi, dalam
kedaan demikian, akhirnya manusia setelah kematiaan, astralnya akan dihidupkan
kembali di bagian bumi yang terletak di langit pertama yang memang sesuai
baginya. Setelah manusia dapat mencapai keadaan ini, perbedaannya, yang satu
lebih cepat dari yang lain karena manus8ia di dunia bebas menentukan sendiri
perjalanan hidupnya, perbedaan yang besar dari bakat peradaban dan kemampuan
dari manuisa telah menunjukkan pada penghidupan masal lalu disebabkan oleh
proses perkembangan yang terjadi.
Keadaan nasib manusia yang berbeda dimana ada kehidupan yang sejahtera dan ada
yang sengsara, tidak bisa dilihat sebagai ketidakadilan”Tuhan”. Kondisi ini
harus dilihat sebagai proses perkembangan manusia untuk menjadi manusia yang
sempurna. Bukankah Tuhan memiliki sifat yang “Maha Tinggi” dan “Maha
Mengetahui” dari “ kejujuran”, “kebaikan”, dan “kecintaan”? Bagi mereka yang
telah mencapai perkembanga yang tinggi dalam kehidupannya, hidup rohaniahnya
makin lama makinsempurna karena dalam dunia halus telah mencapai tingkat yang
lebih tinggi.
Untuk sa,pai ke tingkat Moksha, manusia sudah harus dapat menyelesaikan
kewajibannya di dunia dan meninggal dengan karma yang sudah diselesaikan.
BIlamana manusia masih ada keinginan material atau masih ada nafsu dan kemauan
untuk memuaskannya, ia tidak bisa Moksha dan masih terikat hukum karma, Bila
Moksha dilakukan dengan kemauan yang mantap maka ia akan berhasil. Untuk
mengakhiri karma tidak hanya diperlukan pengenalan diri yang sempurna, tetapi
jua menjaga untuk tidak menimbulkannnya lagi dengan yang baru, kejahatan harus
dibalas kebaikan, juga menjaga segala tindakan agar didasarkan pada “cinta”,
“sayang”, “ dan “kebaikan” pada sesama, juga harus menjaga dari sikap sedih dan
duka cita. .
Bila dalam perkembangannya dapat mencapai tingkat tersebut maka” ketidakpuasan”
yang merupakan sumber dari kejahatan akan hilang, maka begitu ketidakpuasan
hilang maka perasaan tenag dan tujuannya tercapai dan dengan tercapainya tujuan
maka berakhirlah Kannanya dan mencapai tingkat Samana yaitu manusia sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar